35. Bukan gadis lemah

20 8 0
                                    

Acca backk!!

Tituttt...
Udah siap baca Sashya lagi?
Tim happy or sad ending nih?

Tolong vote and coment nya ya
Thank you.

~Happy Reading~

"LO LAGI!!" jerit gadis yang tengah terkapar di lantai. Lalu ia buru-buru berdiri dan menatap tajam lelaki di hadapannya.

"BISA GA SI, GA USAH KETEMU GUE SEHARI AJA!!" lanjut Sashya dengan menekan ucapannya,

"Ya kan lo yang cari masalah duluan sama gue."

Sashya melotot mendengar ucapan lelaki tersebut, ia menunjuk lelaki tersebut. "Gue? Gue yang lo bilang cari masalah duluan? Ga kebalik? Coba aja lo! Askara Bagaswara, ga pernah menginjakan kaki di sekolah gue. Gue ga pernah ketemu orang se bodoh lo, mungkin hidup gue masih tenang-tenang aja. Ga bakalan emosi kaya gini. JADI YA LO BIANG KEROKNYA, NGAPAIN JUGA LO HARUS PINDAH KE SEKOLAH INI!!"

Laki-laki yang di panggil Aska itu mendekat, mengelus wajah Sashya dengan tatapan menggoda. "Dari mulai masuk sini, gue udah tertarik sama lo. Hem mumpung sepi, bagaimana kalau kita---SHITT!!"

Aska tak bisa melanjutkan ucapannya, karena tangannya yang mengelus wajah Sashya sudah patah karena ulah gadis bar-bar itu. "Sekali lagi lo sentuh gue," Sashya menunduk melihat wajah Aska yang sedang memegang lengan tangannya.

"Gue ga akan segan-segan buat lo mati! Kalau lo fikir gue gadis yang lemah, yang diam aja saat lo lakuin hal bejat kaya gitu. Berarti lo salah menilai gue, gue perkenalin diri gue, dan lo harus inget siapa gue setelah ini. Gue Sashya Violetta, pacar Galang Avatara, dan badgirl sekolah ini. Jadi jangan coba-coba remehin gue, bye Aska." Sashya menendang lagi sekali kaki Aska sebelum melanjutkan jalannya yang tertunda.

"AAARRRGGGGHHHH SIALL! Awas lo Sashya." umpat Aska.

Tanpa mereka sadari, kekasih Sashya yang tak lain dan tak bukan adalah Galang Avatara mengintip pertengkaran Aska dan Sashya dari tadi. Galang sempat ingin maju saat melihat wajah kekasihnya di pegang, tetapi ia mengurungkan niatnya saat melihat Sashya mematahkan tangan Aska. Galang tersenyum miring. "Sasa gue dilawan. Pasti ga akan mudah deketin gadis yang udah jadi milik Galang."

***

Sashya menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuk miliknya. Setelah pusing dengan semua masalah yang ia hadapi belakangan ini, akhirnya gadis itu bisa kembali bersama ranjanh empuk nya.

Cklek....

Pintu Sashya di buka seseorang, Sashya tidak menoleh sama sekali, tetap fokus pada langit-langit atas kamarnya.

"Sya," panggil kakak Sashya, yang tak lain adalah Devan.

"Heum?" jawab Sashya tanpa mengalihkan pandangan dari handphonenya.

Devan mendorong sedikit tubuh Sashya agar ia bisa ikut tidur di ranjang. Kemudian laki-laki tersebut menatap langit-langit kamar Sashya. "Ga mau cerita, Dek?" tanya Devan, mengganti kata 'Sya' menjadi 'Dek.'

Sashya menatap Devan sebentar. Lalu menatap kembali layar ponselnya "Hm, cerita apa? Ga ada."

"Jangan berbohong sama gue, gue tau kalau lo ga baik-baik aja. Gue tau kalau lo lagi banyak masalah, disini gue sebagai kakak lo, sebagai tempat lo ngeluarin segala keluh-kesah. Itu guna gue di sini!" ucap Devan menekan segala kata-katanya.

Sashya menaruh ponselnya di sebelahnya, kemudian menatap sang kakak. Lantas terkekeh. "Rambut lo udah panjang,"

"Jangan ngalihin pembicaraan, Sya!"

"Muka lo udah tua, ga mau nikah?"

"Sashya!"

"Udah dapet kerja--"

"SASHYA!!"

Sashya terhentak kaget, refleks menutup matanya kuat.

"Sorry Sya, gue ga bermaksud--"

"Keluar!" tekan Sashya.

"Sya gue ga--"

"Pliss Van, keluar." ujar Sashya sudah berkaca-kaca.

Devan memilih mengalah, ia beranjak keluar setelah mengecup singkat kening sang adik. "Jaga kesehatan adik kecil, jangan merasa sendiri." lalu laki-laki tersebut benar-benar hilang dari pandangan Sashya.

Setelah menutup pintu kamarnya, Sashya beranjak ke arah kamar mandi. Setelah semua drama ini, ia perlu mendinginkan kepalanya. Gadis itu mengisi bathtub dengan air dingin penuh, kemudian menenggelamkan badannya disana.

"Kapan semua ini berakhir? Sashya cape Tuhan." gumamnya.

***

"Dia mulai berani, tadi aku di pukul."

"Lalu kamu tidak membalas?"

"Untuk apa? Aku tidak suka di sangka pengecut hanya gara-gara dia memukul dan mengancamku."

"Good! Kerja bagus, lakukan sehalus mungkin."

***

"Sepertinya Sashya sudah mulai frustasi dengan keadaannya."

"Aku rasa begitu, mau dilanjutkan?"

"Tenang, sebentar lagi. Setelah ini kita bisa membalaskan dendammu kepadanya."

"Terserahmu, yang jelas jangan sampai melukainya,"

"Tetapi membuatnya trauma cukup bagus, jangan melukai fisiknya tapi lukai batinnya. Itu tujuanku."

"Apapun terserahmu, ingin minum?"

Laki-laki tersebut hanya mengangguk, kemudian mengikuti seseorang yang berada di depannya.

'

'

'

'

Kalau boleh nih, ss part yang menurut kalian seru, trus kirim diIg atau di Tt atau apapun. Trimakasih.

Ig Acca @accamandaa dan @mandaacca.wp ya.

Jangan lupa followw.

Vote yang banyak ya, biar Acca seneng updatenyaaa makasiii.



Sashya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang