34. Penjelasan

23 9 0
                                    

Acca backk!!

Tituttt...
Udah siap baca Sashya lagi?
Tim happy or sad ending nih?

Tolong vote and coment nya ya
Thank you.

~Happy Reading~

Sashya menatap papan tulis dengan malas, Galang terus-terusan menatapnya dari meja dengan tatapan hampa. Sashya memilih tidak menghiraukannya.

"Jadi kenapa lo duduk di sini?"

Dan satu lagi, bisa-bisanya ia salah memilih bangku. Keinginannya ingin sepi, jadi tidak bisa karena teman sebangkunya, Askara Bagaswara.

Gadis cantik itu kini menatap tajam laki-laki yang menjadi teman sebangkunya. "Bisa diam ga, pusing gue dengerin mulut lo dari tadi!"

Aska tak menghiraukan ucapan Sashya, ia malah semakin aktif dan tidak berhenti-henti berbicara.

Brakk...

Karena kesal, gadis bar-bar itu memukul dengan keras meja di depannya. Membuat nya menjadi pusat perhatian.

"BACOT BANGET LO DARI TADI, MAU MUNTAH GUE DENGER OCEHAN LO!!"

"Ada apa Sashya?" Tanya bu Sri, sembari membenarkan kaca matanya.

Setelah menatap nyalang Aska, Sashya balik menatap nyalang guru di depannya. "Geseran lo jing!"

Sashya berjalan ke arah depan, baru saja bu Sri akan mengoceh. Sashya lebih dulu memotong ucapannya. "Gue keluar kelas, lo boleh alphain gue. Gue mumed gara-gara anak baru itu!" jawab Sashya,

Setelah sampai pintu, Sashya berbalik dan berbicara lagi. "Ga ada yang ngikutin gue, siapapun, kalau sampai ada yang ngikutin gue. Siap-siap gue nekat!" ucap Sashya, lantas berlari meninggalkan kelasnya.

Galang yang baru saja akan berdiri terpaksa duduk lagi, mendengar peringatan dan juga ancaman dari kekasihnya. "Ada yang kamu sembunyiin dari aku Sa, aku tau itu. Tapi apa?"

***

Di sinilah Sashya berada, gadis bar-bar itu tengah termenung menatap jalanan dari atas atap sekolah. Bukan lagi di rooftop gadis itu malah dengan santai memanjat ke atap sekolah. Ia tahu, jika ia berada di rooftop maka mereka akan mencarinya, ia tidak ingin di cari, yang ia butuhkan sekarang adalah ketenangan.

Air mata itu jatuh lagi di pipi Sashya, ia padahal sangat jarang menangis, jika ia menangis maka ini benar-benar keadaan serius.

"Sasa?"

Gadis itu membelalak, buru-buru menghapus air mata yang ada di wajahnya. Menatap ke arah lain. "Kan gue udah bilang, jangan ngikutin gue."

Galang, Galang Avatara. Bagaimana ia bisa menjauhi Galang, jika Galang selalu tahu dimana Sashya berada. Laki-laki dengan wajah tampan itu kini duduk di sebelah Sashya. Sashya memberi jarak di antara mereka lagi.

Galang menggenggam tangan Sashya yang akan pergi, tidak memberinya pergi. "Duduk dulu, cerita, kamu itu kenapa?"

Gadis cantik itu akhirnya menghela nafas pasrah, beralih duduk di sebelah kekasihnya. Menahan air matanya agar tidak jatuh. "Gala." panggil Sashya pelan.

Galang lantaa memeluk erat Sashya, berupaya caranya bisa sedikit menenangkan Sashya. Sashya memejamkan matanya, merasakan pelukan hangat laki-laki itu untuk terakhir kalinya, sebelum ia benar-benar menjauh.

"Kamu kenapa?" tanya laki-laki itu setelah mengendurkan pelukan.

Sashya tersenyum pelan, air matanya sedikit lagi menetes. Gadis itu menghalang tangan Galang yang ingin menyentuh tangannya. "Sayang,"

"Kita jauhan bentar ya," sambung Sashya, nafasnya tercekat.

Galang mengerutkan kening. "Kena--"

Sashya menangkup wajah Galang. "Kamu ga perlu tahu alasannya, yang jelas kita jauhan bentar ya. Aku perlu istirahat, aku cape,"

Sebelum Galang bertanya lagi, Sashya menyambung kalimatnya. "Aku akan kembali kalau semua udah baik-baik aja, tapi kalau belum,"

"Kalau belum apa?" tanya Galang sembari memegang kedua tangan Sashya yang berada di pipinya.

"Kalau belum, aku akan terus menjauh. Kamu jaga kesehatan ya sayang, jangan mabuk-mabukan. Selalu inget kalau aku sangat-sangat mencintai dan menyayangimu. Love you, Gala." ucap Sashya dengan tangan bergetar, pipi basah oleh air mata. Lantas menarik tangannya, dan menjauh dari Galang.

"Maaf sayang, aku terpaksa." gumam Sashya, menghapus air matanya. Kemudian pergi dari atap sekolah.

***

Sashya akhirnya bisa menghindar dari Galang, meski sakit, ini demi keselamatannya, keluarga dan juga Galangnya. Sashya merapikan bukunya, jam pelajaran terakhir sudah selesai, Galang di depannya juga ikut merapikan buku. Sashya menunggu sampai Galang selesai, kemudian menatap hampa Galang yang tidak sama sekali menoleh padanya.

Gadis itu menghela nafas. "Apa kita memang tidak di takdirkan bersama Gal? Kalau iya, tolong kasi kita waktu bersama untuk bahagia, sebentar saja." lirihnya.

Lantas Sashya kembali fokus kepada bukunya, kemudian menggendong tas nya dan berjalan keluar sekolah, di koridor ia bertubrukan dengan seseorang.

"Anjing ni orang!" Sashya memegang jidatnya yang sepertinya benjol, kemudian menatap orang uang menabraknya, ia memelototkan mata. "LO LAGI!!"

Hayo kira-kira Sashya nabrak siapa?

'

'

'

'

Kalau boleh nih, ss part yang menurut kalian seru, trus kirim diIg atau di Tt atau apapun. Trimakasih.

Ig Acca @accamandaa dan @mandaacca.wp ya.

Jangan lupa followw.

Vote yang banyak ya, biar Acca seneng updatenyaaa makasiii.

Sashya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang