36. Mabuk

25 8 0
                                    

Acca backk!!

Tituttt...
Udah siap baca Sashya lagi?
Tim happy or sad ending nih?

Tolong vote and coment nya ya
Thank you.

~Happy Reading~

"Lo mah, ah. Pergi-pergi doang. Ga mau gue, lo ga boleh pergi."

Gadis cantik itu sengaja berdiri pas di depan pintu, menghalang seseorang agar tidak pergi kemana-mana. Dengan tangan di depan dada dan bersilang, ia menggerutu pelan.

"MAH, MAMA KOK KASI DEPAK INI PERGI!" teriak Sashya saat melihat ibunya baru keluar dari dapur.

"Devan cuma mau reunian sama teman-teman kampusnya Sya, ga papa dong." jawaban Tina sukses membuat raut wajah Sashya semakin menekuk.

"Aha! Gimana kalau mereka kerumah sini aja Van, ntar gue yang bersihin deh. Lo ga perlu pergi jadinya." saran gadis itu, lantas tersenyum senang setelah menemukan cara agar bisa menghalau kakak laki-lakinya untuk pergi. Tetapi, tidak lama kemudian raut wajah gadis tersebut menekuk kembali. Melihat gelengan kuat dari sang kakak.

"Engga bisa, Sya. Kita udah sama-sama sepakat untuk reunian di Lombok. Gue cuma pergi dua hari, ga selama-lamanya. Jadi don't panic okey." laki-laki dengan baju kemeja dan celana jeans itu beralih menatap sang ibu. "Mah, Devan berangkat ya, bye mah."

Devan mengelus pelan pipi adiknya, kemudian mencium kening Sashya setelah mencium tangan sang ibu. Laki-laki tersebut menatap lekat Sashya, mengacak rambut adiknya pelan. "Gue janji bakalan cepet pulang, telepon aja gue kalau kangen. Gue selalu online, bye adik kecil."

Sashya memandangi punggung Devan yang hampir sepenuhnya memasuki taxi yang ia pesan. Saat melihat taxi tersebut berjalan, Sashya berlari keluar pagar, berteriak walaupun entah Devan mendengar atau tidak teriakannya.

"JANGAN BUAT GUE KHAWATIR DEPAK! CEPET PULANG!"

***

Malam pun tiba, gadis cantik dengan rambut sebahu yang mulai panjang itu melamun. Menatap cahaya rembulan dari balkon kamarnya, tanpa sadar setitik air mata keluar dari matanya, disambung titik-titik selanjutnya.

"Kenapa begini jadinya Gala? Aku sendiri yang suruh kamu menjauh, tapi aku juga yang tersakiti. Aku ga mau kita kaya gini." Sashya, gadis bar-bar itu sekarang benar-benar rapuh. Si pembuat warna dikehidupannya tiba-tiba menghilang, karena teror itu. "Apa jalan keluarnya ini Tuhan?"

Saat Sashya akan berjalan ke arah ranjangnya, ponselnya berdering. Ia mengecek siapa yang menelpon, kemudian mengangkatnya.

"Halo?"

"Galang mabuk dan ga mau pulang!"

"HAH? KOK BISA, SEKARANG LO DIMANA?"

"Di club xxxxx"

"Oke gue kesana" setelah mematikan sambungan telepon tersebut, Sashya buru-buru mengganti pakaiannya, membawa ponsel dan tasnya. Ia turun dengan tergesa-gesa, untunglah Tina, ibunya sudah pamit tuk tidur. Jadi ia bisa langsung pergi tanpa di introgasi.

***

Seorang laki-laki tampan dengan keadaan mabuk tengah menari-nari bersama para wanita yang bisa kita sebut jalang di atas panggung. Terlihat sekali dari wajah laki-laki tersebut, bahwa ia sedang teramat sangat frustasi.

Galang, Galang Avatara. Itulah laki-laki yang sedang mabuk berat, laki-laki yang sudah satu bulan belakangan ini kehilangan arah. Karena gadis tercintanya.

"LANG! PULANG YOK, UDAH MALEM NIH!" teriak Daffa dari bawah.

Galang menatap Daffa sempoyongan, kemudian menggeleng lemah. Tambah meminum minuman keras yang berada di tangan kirinya. "GUE GA MAU PULANG! NGAPAIN PULANG, MEMANG ADA SASA?"

Jordan menarik paksa tangan sahabatnya, kemudian menyuruh Galang menatap kearahnya. "Kalau Sashya memang ga mau sama lo lagi, ya udah ga usah dipaksain! Buat apa, jangan berharap lebih, anjing. Lo laki-laki Galang!!"

Galang menghempaskan tangan Jordan. "Ga usah sok nasehatin gue, setan! Gue tau mana yang baik dan mana yang buruk." saat Galang hendak balik ke atas panggung, pandangannya teralih menatap seorang gadis dengan tampilan acak-acakan. Ia sedang berjalan mencarinya, lantas memeluknya, kemudian mengajaknya pulang bersama.

"Sasa?"

Sashya menatap tak percaya kepada Galang, laki-laki yang masih berstatus pacar Sashya itu kembali menjadi seorang brandalan yang suka mabuk-mabukan. Oh my God!

"Biar gue yang ajak Galang pulang, kalian ga usah khawatir!" setelah berbicara lantang kepada teman-teman Galang, Sashya membopong Galang menuju mobil gadis itu.

"Sefrustasi itu kamu Gal? Aku minta maaf."

***

Sesampainya di apartmen Galang, Sashya menaruh Galang diranjang, membukakan sepatu Galang. Saat Sashya ingin pergi mengambilan minum untuk Galang, laki-laki itu tiba-tiba menahan tangan Sashya.

"Jangan pergi, jangan tinggalin aku." lirihnya.

"A-aku cuma mau ambil air untuk kamu."

Galang menggeleng, membawa lengan Sashya kedalam pelukannya, menjadikan lengan tersebut sebagai guling. "Aku ga mau kamu pergi, aku ga mau kamu menjauh. Aku sakit."

Sashya memilih mengalah, ia duduk disebelah ranjang Galang, kemudian mengelus rambut laki-laki tersebut dengan tangan kanannya.

"Sa," Galang memanggil Sashya dengan pelan, Sashya lantas menoleh, menatap dalam manik mata Galang yang terlihat sayu. Hampir redup. "Sayang, aku mengaku kalah. Aku rindu kamu, kasih sayang kamu, pelukan kamu, senyuman kamu, ketulusan kamu, cinta kamu, aroma kamu, bawelan kamu minta ice cream. Semuanya! Jadi apakah sekarang aku boleh memeluk kamu? Aku benar-benar merindukan Sasa aku."

Sashya terdiam, berusaha menahan tangis yang akan keluar, ia mengusap lembut tangan Galang yang memegang tangannya. "Lebih baik kamu tidur ya," ujar gadis itu, berusaha mengalihkan topik.

Galang mengangguk, sebelum benar-benar tak sadarkan diri, laki-laki itu sukses membuat Sashya terdiam, membeku di tempat untuk kedua kalinya.

"Papa aku balik, dan ngelarang aku buat pacaran sama kamu. Dia jahat,"

'

'

'

'

Kalau boleh nih, ss part yang menurut kalian seru, trus kirim diIg atau di Tt atau apapun. Trimakasih.

Ig Acca @accamandaa dan @mandaacca.wp ya.

Jangan lupa followw.

Vote yang banyak ya, biar Acca seneng updatenyaaa makasiii.


Sashya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang