25. Mely × Jordan

36 9 0
                                    

Acca backk!!

Tituttt...
Udah siap baca Sashya lagi?
Tim happy or sad ending nih?

Tolong vote and coment nya ya
Thank you.

Jangan merasa kesepian, masi ada aku dikehidupan kamu.

~Happy reading~

Sashya berjalan perlahan ke arah dapur, tempat sang ibunda berada. "Sashya ga sekolah ya mah," ujar Sashya dengan penuh kelembutan.

Tina yang sedang mengupas bawang terpaksa menghentikan kegiatannya, dan menatap anak bungsunya. "Loh kenapa, kamu sakit Sya?"

Sashya menggeleng, lalu dengan cepat memegang kepalanya saat dirasa ada yang mengacak ramburnya. "Apaan sih, Van!"

"Sekolah Sya, ntar gue anter."

"Tapi--"

"Ga ada tapi-tapian, cepet sana mandi." jawab Devan cepat, sembari mendorong Sashya untuk naik kekamarnya.

***

Akhirnya Sashya sampai didepan sekolah, bersamaan dengan motor Galang,

"Gue sekolah, Van," ujar Sashya dengan bibir mengerucut.

Devan menggeleng heran melihat tingkah Sashya, tangannya beralih mengacak rambut adiknya. "Sekolah yang bener,"

"Iya." Ujar Sashya dan menutup pintu mobil, kemudian mencari Galang diparkiran.

"Pagi Gala." Ujarnya dengan senyum cerah, seakan telah disihir agar tersenyum.

Galang balas tersenyum, kemudian memeluk bahu Sashya, mengajaknya berjalan bersama. "Pagi juga pacarnya Galang."

"Gala tau ga," Galang menggeleng.

"Sebenarnya aku ga mau masuk sekolah, males aja, tapi gara-gara Devan desekin, jadi aku masuk."

"Mau aku kasi kejutan ga?" Tanya Galang. Sashya tersenyum, mengangguk. Siapa yang tidak suka kejutan?

Galang menatap sekelilingnya, setelah dirasa sepi, ia mendekati bibirnya pada pipi Sashya.

Cup.

Kejadiannya hanya beberapa detik, namun mampu membuat Sashya menegang, dengan tangan memegang pipinya.

Galang terkekeh gemas melihat tingkah pacarnya, memang mereka telah dua tahun pacaran, tapi baru kali ini Galang mencium Sashya.

Setelah memberanikan diri, Sashya pun menatap Galang. "H-ha?"

Galang mencubit pipi Sashya. "Uda, ayo jalan lagi."

Sashya pun ditarik berjalan oleh Galang.

***

Seorang perempuan sedang duduk termenung menatap langit yang biru, satu tetes air mata keluar dari matanya. Ia pun menunduk, sembari menghapus air matanya agar tidak keluar lebih banyak.

"Ly." Seseorang memanggil namanya.

Dengan cepat ia menetralkan wajahnya, dan menghapus sedikit air mata yang tersisa. "Lo, ngapain disini?"

"Udah bel, ga kekelas?"

"Gue mau disini dulu." Jawabnya lalu menatap langit lagi.

Laki-laki itu duduk disebelahnya. "Kalau ada masalah cerita, Ly."

"Aku ga papa."

"Bohong!" Bentak Jordan. "Gue jauh lebih ngenal lo daripada semuanya, gue tau sekarang lo baik-baik aja, atau lagi ada masalah, cerita Ly."

"Aku ga papa." Isakan mulai terdengar, Mely menunduk.

Perempuan tersebut adalah Mely dan ya, kalian bisa menebak siapa laki-laki itu.

Laki-laki itu mencoba membawa Mely kedekapannya, Mely sempat menepisnya tetapi karna terus ditarik, akhirnya ia bersandar didada bidang laki-laki itu sembari menangis.

"Dan, Tuhan jahat ya."

Jordan mengusap rambut Mely. "Ga boleh ngomong gitu, Ly."

"Gue putus sama dia, Dan."

Jordan terdiam. Entah harus senang karena ia memiliki kesempatan untuk kembali dengan Mely atau sedih karena melihat Mely sedih.

Mely menarik tubuhnya menjauh dari Jordan. "Putus Dan, Putus!"

Jordan lagi sekali membawa Mely kedekapannya. "Jangan merasa sendiri Ly, Jordan ada buat Mely. Always, never feel alone."

Mely membalas pelukan Jordan dengan erat.

Kini ia sadar, ia memang tidak ditakdirkan dengan Devan, karena banyak perbedaan yang menghalangi mereka. "Makasi uda tenangin gue, Dan."

***

Lagi-lagi Sashya berbuat onar, sebenarnya yang lebih nakal itu Galang, atau malah Sashya? Dengan santainya ia mengunyah permen karet dikelas dengan guru yang masih mengajar.

"Sashya." Tegur pak Terbit.

Sashya menatap pak Terbit, "Napa pak?"

"Kamu sedang mengunyah apa?" Tanya pak Terbit, sembari berjalan kearah Sashya.

"Permen karet," jawab Sashya, lalu mengeluarkan permen tersebut dari mulutnya. "Mau pak?"

Seluruh teman-temannya memberikan sorakan kepada Sashya.

"MAJU KEDEPAN! KAMU SAYA HUKUM."

Galang hendak protes tapi ditahan oleh Sashya. "Keep calm, see what your Sasa can do." Ujar Sashya sembari tersenyum simpul, lalu berjalan kedepan kelas.

"Buang permen karetmu dulu Sashya!" Suruh pak Terbit. Sashya menuturi, setelah membuang permen karet, Sashya berlari, lalu menatap Galang sebentar.

Saat pak Terbit sedang mencari tugas lewat lks, Sashya pun memukul bokong pak Terbit, memang tidak sampai mengenainya, tetapi mampu membuat sorak-sorakan terdengar.

Pak Terbit memperbaiki kacamatanya, lalu memandang mereka, dengan cepat kelas jadi hening.

Sashya membawa tangannya hendak memukul lagi, sorak-sorakan lagi terjadi. Sashya terkekeh, kemudian tersenyum kearah Galang, yang sedang memberikan acungan jempol kepadanya.

Haduh, Sashya kita ini memang berbeda ya...

'

'

'

'

Kalau boleh nih, ss part yang menurut kalian seru, trus kirim diIg atau di Tt atau apapun. Trimakasih.

Ig Acca @accamandaa dan @mandaacca.wp ya.

Jangan lupa followw.

Vote yang banyak ya, biar Acca seneng updatenyaaa makasiii.

Sashya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang