29. kehidupan Galang

30 9 0
                                    

Acca backk!!

Tituttt...
Udah siap baca Sashya lagi?
Tim happy or sad ending nih?

Tolong vote and coment nya ya
Thank you.

Sekedar info, di part kali ini Acca bakalan banyak pov Galang ya, kehidupan Galang dan lainnya.

~Happy reading~

Seorang anak laki-laki sedang asyik bermain mainannya, beserta dengan kakaknya. "Pyurr, tembak-tembak!"

"Tolongg, kakak mau diserangg." Anak laki-laki kecil itu tertawa mendengar ucapan kakaknya.

"Seru banget mainnya, makan dulu yuk. Kara ajak adiknya makan dulu." Perempuan berumuran dua puluh delapan tahun itu memanggil kedua anaknya, mengajaknya makan bersama.

Panggil saja ia Rachel, ibu dari Kara dan Galang.

Laki-laki kecil itu berlari terlebih dahulu. "Alang duluan, bye-bye kakak."

Kara langsung mengejar adiknya berlari. "Tungguin kakak, dek."

Ibu dari kedua anak tersebut menggeleng gemas melihat tingkah anak-anaknya.

"Makan.. makan.. makan.. makan.."

"Galang, kemarin bunda bilang, kalau makan harus," tanya Rachel dengan telunjuk berada di antara hidung dan mulutnya.

Dengan cepat Galang menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Maaf, bunda."

***

"Lang, kamu uda tidur ya?" tanya Kara, turun dari kasurnya dan beranjak ke kasur milik sang adik.

Galang mendongak dari balik selimut. "Belum, Galang ga bisa tidur." ujarnya cengegesan.

Kara duduk disebelah ranjang Galang. "Ntar jangan lupain kakak ya, Lang."

Galang kecil mengerutkan kening. "Memang kakak mau kemana?"

Kara kecil tersenyum, lantas mengacak rambut adiknya. "Ga kemana-mana, tidur udah malem. Ntar bunda ngeliat, terus marahin kamu."

***

"BUNDAA... BUNDA.. KARA BUNDAA.. KARA MAU KEMANA??!! KAKAK." teriak Galang kecil hendak mengambil lengan Kara, tetapi tertahan oleh Rachel.

Rachel lantas memeluk Galang. "Udah ya."

Kara dengan air mata mengalir melepas paksa genggaman sang ayah, lantas berlari ke memeluk Galang. Keduanya menangis tersedu-sedu.

"Kara, apa-apaan kamu! Ayo cepat, ikuti saya."

Rachel memeluk anak pertamanya itu, air matanya jatuh. Sungguh sebenarnya ia tak rela. "Kara anak kuat kan? Jaga diri Kara baik-baik ya, nanti bunda cari Kara."

"Kara mau di bawa kemana bunda?" pertanyaan polos keluar dari mulut Kara.

Tangisan Rachel makin menjadi, ia mengusap lembut rambut anaknya, kemudian lagi memeluk Kara. Pria setengah baya itu melepas paksa pelukan antara ibu dan anak tersebut.

Rachel berdiri, menatap benci kearah pria tersebut. "Jaga anak saya baik-baik!"

"Anak mu? Dia anak saya juga, pastilah saya jaga!" jawabnya lalu pergi dari rumah tersebut.

"B-bunda, kakak?" Galang kecil menatap mata Rachel, bundanya.

Rachel memeluk Galang dengan tangisan yang makin menjadi-jadi.

"Bunda tenang, ada Galang sama kak Kara."

"KARA!! BUNDA!"

Rachel menghampiri putranya dengan tergesa-gesa, lantas memeluknya dan mengusap lembut kepalanya, guna menenangkannya. "Ada apa sayang? Kok teriak-teriak?"

"Bunda, Kakak udah pulang?"

Rachel terdiam.

"Jangan mengharapkan kakakmu itu lagi, Galang!"

"Tapi aku kangen Kak--"

"GA, DIA UDAH MATI BERTAHUN-TAHUN YANG LALU." jawab Rachel, meninggalkan kamar Galang.

***

Seorang laki-laki muda tengah menggenggam penuh kemarahan ponselnya. "Argh.."

"BUNDA JAHAT, UDAH LUPA SAMA SEMUA JANJI BUNDA. KARA BENCI BUNDA!" teriaknya, lalu menghempaskan ponselnya ke sembarang arah.

Pria paruh baya datang menghampirinya, "Sudahlah, jangan memikirkan keluarga sialan itu lagi. Sekarang kau hanya perlu menjalankan rencanamu."

"Baik, daddy."

***

"Pagi pacarnya Sasa." Sashya menyapa Galang yang baru masuk ke kelas. Hari ini mereka tidak berangkat bersama, karena Sashya di antar oleh Devan.

Galang mengalihkan pandang, menatap Sashya. Kemudian tersenyum manis. "Morning, baby."

"Sya tau ga, kemarin Galang mi," ucapan Daffa terpotong karena Galang.

"Minum Paramex, iya, kemarin kepala aku sakit. Jadi aku minum Paramex."

Sashya mengerutkan keningnya, memegang kepala Galang. "Kamu kenapa, kok ga cerita?"

Setelah memberikan tatapan tajam ke arah Daffa, Galang mengajak Sashya tuk duduk di bangku mereka.

'Sashya ga boleh tau masa lalu gue.' batin Galang.

"Kemarin mendadak kepala aku pusing, terus bunda kasi aku obat deh. Udah ga papa kok sekarang, jangan khawatir ya, sayang."

"Bener?" tanya Sashya, memastikan. "Kamu ga sembunyiin sesuatu dari aku kan, Gal?"

Galang terdiam sebentar, lantas dengan cepat menggeleng. "GA! GA ADA TUH, kamu kan tau. Aku mana bisa nyembunyiin sesuatu dari tuan putri, yang ada ntar aku di pecat jadi prajuritnya."

Sashya menyenggol Galang, pipinya memerah hanya gara-gara ucapan Galang. "Apaan sih kamu."

"Ciee pipinya merah." ucap Galang, dengan senyuman palsu.

'Sebenarnya akan terjadi apa dengan kita, Sa?'

'

'

'

'

Kalau boleh nih, ss part yang menurut kalian seru, trus kirim diIg atau di Tt atau apapun. Trimakasih.

Ig Acca @accamandaa dan @mandaacca.wp ya.

Jangan lupa followw.

Vote yang banyak ya, biar Acca seneng updatenyaaa makasiii.

Sashya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang