28. Perasaan aneh.

29 10 1
                                    

Acca backk!!
Hehe sengaja up malem gini, mau tes ada yang baca atau ngevote ga

Tituttt...
Udah siap baca Sashya lagi?
Tim happy or sad ending nih?

Tolong vote and coment nya ya
Thank you.

~Happy reading~

"Permisi tuan."

"Ada apa?"

"Lokasi anak tuan di temukan, saat ini ia tinggal dengan nyonya dan dekat dengan seorang perempuan."

Laki-laki yang sudah setengah baya itu menepuk-nepuk meja yang berada di depannya. "Siapa perempuan tersebut?"

"Mungkin ia adalah pacarnya, apakah saya harus singkirkan dia tuan?"

"Jangan, kita masukan dia kedalam permainan, biarkan mereka bersenang-senang dulu. Sebentar lagi saya akan menemui anak saya itu."

Perempuan tersebut mengangguk. "Baik, kalau begitu saya permisi tuan."

"Tunggu, selalu awasi gerak-gerik anak saya. Jika ada sesuatu yang mencurigakan langsung lapor ke saya,"

"Dan beritahu beberapa bodyguard untuk menjaga Galang agar tidak terluka," ia menyela ucapannya, lalu tersenyum smirk. "Karna saya yang akan menyebabkan luka pertama dan yang paling dalam untuknya."

"Baik tuan."

Laki-laki tua tersebut tersenyum miring. "Aska akan membantu saya menyelesaikan tugas ini."

***

Sashya dengan lahap memakan mie ayam miliknya, Galang ada disebelahnya. Beberapa kali Sashya mengajak Galang makan, tetapi Galang menggeleng, dia bilang sudah kenyang. Kini yang hanya Galang lakukan adalah menatap gadis yang tengah makan mie, sembari menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantiknya.

Hingga seseorang datang, laki-laki dengan kalung rantai dilehernya, baju atas kebuka dua, dan dikeluarkan. Sangat terlihat badboy, dengan tatapan menusuk dan senyum miring khasnya, jangan lupakan ketampanannya yang sudah seperti anak dari bangsawan, mampu membuatnya menjadi most wanted dalam sekejap

Ia langsung duduk didepan mereka. Menyapa mereka hangat. "Hai,"

Galang dan Sashya terkejut, lantas menatap laki-laki tersebut, kemudian tersenyum canggung.

"Gue boleh duduk disini kan?"

Mereka mengangguk sebagai jawaban.

"Ngomong-ngomong, kita sekelas kan? Gue Aska." ujar Aska, lebih kearah Sashya.

Galang lebih dulu menjabat tangan Aska. "Galang, dan ini Sashya. Pacar gue." jawab Galang, to the point.

Aska tersenyum patah, deringan ponsel mengalihkannya. "Eh bentar, gue nerima telepon." ucap Aska pergi menjauh.

"Cie cemburu." ejek Sashya kearah Galang.

"Kalau aku ga cemburu, berati aku ga sayang sama kamu."

Sashya mendorong tubuh Galang, memang tidak ada pergerakan. "Heleh."

Sashya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang