23. Tuan putri

37 12 0
                                    

Acca backk!!

Tituttt...
Udah siap baca Sashya lagi?
Tim happy or sad ending nih?

Tolong vote and coment nya ya
Thank you.

~Happy reading~

"Ya ampun pak, kok ga ngasitau dari hari sebelumnya sihh?? Hobi banget bikin ulangan dadakan!"

Pak Bandi menatap tajam ke arah Sashya. "Jika kamu sudah belajar semalam, kamu akan bisa mengerjakan ulangan ini!" Bentaknya.

"Ya jangan bentak-bentak dong pak!" Jawab Galang sembari memukul keras mejanya, ia tidak suka melihat Sashya dibentak.

"Kalian berdua sama saja."

Sashya menatap nanar kertas didepannya, ingin sekali ia langsung merobek kertas tersebut, tetapi pasti ia akan kena omelan mamanya. "Ck ada-ada aja, dasar pak gendut."

***

"Hello guys, Daffa and Lala back!!"

"Affa jangan teriak-teriak depan Lala dong, ntar kalau Lala budek gimana?" Jengit Lala.

Berbeda halnya dengan Daffa dan Lala, Jordan tengah memandangi mantan kekasihnya yang senyam-senyum sendiri didepan handphonenya. Panas nih air dong.

"Napa lo, senyam-senyum sendiri kaya orang kesurupan!" Akhirnya Jordan mengeluarkan kata-kata yang sangat ingin ia keluarkan.

Mely menatap aneh kearah Jordan. "Memang kenapa? Ganggu lo? Enggak kan?" Balas Mely lalu kembali fokus pada handphonenya.

Jordan merebut ponsel Mely lalu melihat ada apa di ponsel tersebut, setelah itu ia menatap kaget ke arah Mely. "L-lo udah punya pacar baru?"

Setelah berhasil merebut ponselnya Mely memutar bola mata malas. "Iya kenapa masalah buat lo?"

Wajah Jordan langsung berubah murung "G-ga tuh selamat ya, semoga langgeng. Woy gue duluan ya, mau ke kamar mandi."

Setelah Jordan pergi, Sashya menyenggol bahu Mely. "Kasian tuh Pujon lu."

"Ga ada urusannya sama gue!" Ketus Mely. Gue keterlaluan ga sih tadi?

***

"Hahaha jadi keliatan gue yang gamon yak," ujar nya sambil menghisap rokoknya.

Kemudian ia terkekeh lagi. "Memang bener, gue gamon sama dia,"

Ia lalu memukul angin membayangkan ada orang disana. "Bodoh banget! Bodoh, bodoh, bodoh!"

"Lepasin Dan, cari yang baru. Banyak yang mau sama lo Dan." Ujar salah satu sahabatnya, menyemangatinya.

Jordan terkejut lalu melirik ketiga sahabatnya. "Eh kalian dari kapan kesini?"

Daffa melirik jam tangan sebentar. "Dari lo pukul-pukul angin kita udah ada dibelakang lo."

Galang merangkul sahabatnya itu. "Mely udah bahagia sama yang lain Dan, lo harus ikhlasin, kan lo pengen Mely bahagia."

"Iya ya, kenapa gue harus sedih? Kan gue ngelepasin Mely biar dia bahagia, kenapa gue jadi sedih?"

Tanpa mereka sadari, seorang gadis mendengar percakapan mereka dari tadi, ia lalu cepat-cepat pergi dengan air mata yang hampir menetes. "Kenapa lo ngelepasin gue? Di saat waktu itu bahagia gue di lo! Dasar egois!!"

***

"Devan mau kemana??" Baru saja memasuki rumah bersama Galang disampingnya, Sashya terkejut melihat Devan membawa koper dan tengah memakai sepatu.

Devan tersenyum setelah memakai sepatu, ia berpamitan kepada Tina, lalu mendekat ke arah Sashya. "Gue mau magang dulu di Bandung."

"Jauh banget, disini kan juga bisa!" Jawab Sashya, keberatan jika Devan harus pergi.

Devan mengacak rambut Sashya. "Ga jauh Sashya cuma dua minggu. Gue titip mama ke lo ya."

"Ga mau gue, kan lo yang punya kewajiban jaga mama, berarti lo ga boleh pergi!"

"Sashya." Panggil Tina.

Sashya menggeleng, "Sashya ga mau ma, Devan harus tetep disini, dia harus jaga Sashya sama mama disini!" Sashya menatap ke arah Devan. "Gue ga ngizinin lo pergi! Ga boleh!" Ucap Sashya lalu berjalan naik ke kamarnya.

Tina, Devan serta Galang menatap ke arah Sashya.

Devan menepuk bahu Galang. "Jagain adik gue bentar, cuma bentar doang. Kalau bisa lo nginep disini ya."

"Lo beneran mau pergi? Ga mau samperin Sasa dulu?"

"Gue udah telat, taxi gue juga udah mau nyampe."

"Ok hati-hati ya lo."

Devan diantarkan Galang dan Tina keluar, sesaat sebelum Devan berangkat. Sashya berteriak dari arah tangga. "DEVAN!!"

Sashya buru-buru berlari turun dari tangga, lalu memeluk erat Devan. "Kok lo ga denger gue sih!!"

Devan membalas pelukan adiknya itu. "Gue udah telat Sya, cuma dua minggu kok."

Sashya meregangkan pelukannya, lalu mengusap sedikit air matanya. "Jangan lama-lama! Ntar gue ga ada temen berantem!"

"Iya, cielah pake nangis segala." Ejek Devan lalu memeluk Sashya lagi.

"Gue pergi ya, Lang inget jagain adik gue ini, jangan kasi nangis dia."

Sashya cemberut. "Cuma lo yang bisa bikin gue nangis! Makanya cepetin baliknya!"

"Belum juga gue pergi Sya, mah Devan pergi ya."

Tina mengangguk. "Hati-hati ya Van, inget istirahat yang cukup, makan teratur disana. Ntar kalau kamu pulang mama masakin makanan kesukaan kamu."

"Ok kalau gitu Devan berangkat ya." Jawab Devan dan akhirnya memasuki taxinya.

'

'

'

'

Kalau boleh nih, ss part yang menurut kalian seru, trus kirim diIg atau di Tt atau apapun. Trimakasih.

Ig Acca @accamandaa dan @mandaacca.wp ya.

Jangan lupa followw.

Vote yang banyak ya, biar Acca seneng updatenyaaa makasiii.

Sashya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang