06

1.1K 112 7
                                    

Sebuah kejadian yang tak diduga akhirnya membawa Sarada masuk kedalam masalah besar.

Demi menyelamatkan seorang pemuda yang akan dihajar habis-habisan oleh sekelompok geng tidak ada akhlak itu, Sarada harus rela membuat posisinya disekolah terancam.

Ketua Geng itu semakin terobsesi dengan nya namun sialnya... Dia mengancamnya jika Sarada mencoba menghindarinya, ia akan membuat kehidupan SMA Sarada hancur berkeping-keping.

Niatnya mau memendam masalahnya dan menangis sendirian didalam kelas, alih-alih malah dipertemukan dengan salah satu teman sekelasnya yang terkenal akan sifat cueknya itu.

Berawal dari sebatas tempat curhat pertama Sarada, Tiba-tiba mendadak menjadi teman saling bertukar cerita kehidupan mereka.

Lalu sekarang....

"Kau.... akan..... melindungiku?" Sarada bertanya dengan raut wajahnya antara syok, tidak percaya, kaget, terkumpul menjadi satu.

Dengan santainya Boruto menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu dengan enteng. Aduh, dia ini gak bisa lebih hati-hati ya kalau ngomong, kan kesannya dia kayak....

"Ini bukan didalam cerita cinta-cintaan ya, jangan salah paham." Kata Boruto tiba-tiba.

Oke. Ternyata gak.

"Intinya, aku cuma butuh kau buat ngajarin adikku. Sebagai imbalannya, aku akan melindungimu dari Ketua Geng itu." Boruto kembali memperjelas.

Sarada sendiri masih bergeming. Ia menyelipkan rambutnya kebelakang telinga sambil mengalihkan pandangannya dari Boruto.

"Jadi, bagaimana?"

"Ehmmm...."

Boruto menghela nafas berat. "Kalau tidak mau yasudah, anggap saja kita tidak pernah berbicara empat mata seperti ini."

Eh?

Boruto segera mengambil tas ranselnya, memakainya kembali lalu mulai melangkah kearah pintu keluar.

"Ti-tidak. Tunggu dulu-!" Pintah Sarada tiba-tiba mencegahnya. Boruto yang mendengarnya reflek menghentikan langkah kakinya lalu kembali menoleh kebelakang.

Sarada terdiam sejenak sambil menatap intens Boruto. Dia mungkin akan menyesal dengan jawaban ini, tapi mau bagaimana lagi.

Entah kenapa, rasanya aku sulit menolak tawarannya. Bagaimana pun dia sudah tahu masalahku dan lagipula.....

Aku akan dilindungi hanya dengan mengajari adik perempuan nya itu kan?

"Baiklah."

"Baiklah apa?"

"Aku menerima tawaranmu." Lanjut Sarada, kali ini tekadnya sudah bulat.

Boruto memanggil Sarada untuk mendekat. Sarada terlihat kesal, udah kayak lagi manggil peliharaan aja.

Pemuda itu meraih ponselnya kembali yang ia taruh didalam saku jaket Hoodie-nya yang berwarna merah itu.

"Minta nomer hape-mu." Ucapnya datar.

Sungguh sangat santai.

Sarada ikut mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, setelah itu mencari nomer ponselnya dan menyebutkannya. Kebetulan Sarada tidak begitu ingat nomer ponselnya sendiri karena terlalu sering ganti-ganti nomer.

"Aku sudah menyimpan nomer hapemu, mulai besok kau akan kerumahku."

"Hah?"

"Gak usah ge'er. Kau itu kerumahku buat ngajarin Himawari."

Blooming On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang