Sarada gak ngerti lagi sama situasi yang sedang ia hadapi sekarang ini.
Entah bagaimana, bisa-bisanya ia berakhir dengan perjalanan pulang sekolah ditemani sama Boruto.
Kebetulan juga hari ini Chocho bakal pulang dijemput orangtuanya karena katanya ada keperluan mendesak. Sedangkan Sumire? dia bilang kalau hari ini dia bakal pergi kerumah Bibi-nya dan arah jalannya bakal bertolakan dengan arah jalannya Sarada.
Mau tidak mau, Sarada harus rela pulang bareng sama cowok yang irit bicara ini. Eh sebentar, tapi kalau Sarada ingat-ingat lagi, belakangan ini Boruto udah gak se-irit bicara kayak dulu?
Dari pada semua itu... Sarada masih dibuat bertanya-tanya akan satu hal.
Apakah benar Boruto dan Kawaki itu sebenarnya adalah saudara tiri?
Sarada melirik wajah Boruto dari samping, pemuda itu terlihat fokus menatap layar ponselnya.
Apa aku tanya saja?
Sarada menggelengkan kepala.
No, aku gak boleh ikut campur. Pura-pura saja tidak tahu soal mereka.
Sejujurnya Sarada masih penasaran berat tentang hubungan Boruto dan Kawaki yang sebenarnya, tapi tetap saja dia tidak enak jika lagi-lagi harus ikut campur dalam masalah keluarga Boruto.
"Kau ikut?"
"Hah?" Sarada reflek menyahut.
"Kawaki, malam ini dia ada acara ulangtahun. Kata mereka kau juga diundang."
"Ah, soal itu" Sarada terdiam sejenak lalu terkekeh canggung. "Kayaknya malam ini aku gak bisa datang ke acara ulangtahun nya. Apalagi aku sudah marah-marah kayak gitu sama dia, jadi gak enak kalau tiba-tiba datang ke acara."
"Kenapa? Lagian dia kelihatannya gak keberatan soal tadi, justru dia bakal senang kalau kau datang."
"Gak usah deh." Sarada tetap bersikeras tidak akan pergi kesana. Dia sudah terlanjur kecewa dengan sikap Kawaki yang kasar begitu.
"Kalau begitu, aku juga gak akan pergi kesana."
"Eh? Memangnya kamu diundang juga??"
"Ya,"
Sarada merasa bersalah, apakah semua ini terjadi gara-gara dia memarahi Kawaki dan malah memperburuk suasana?
Seakan bisa membaca pikiran, Boruto tiba-tiba berkata. "Kita memang sudah biasa bertengkar begitu, jadi ini bukan salahmu."
"Arigatou,"
Boruto bingung, buat apa gadis disampingnya ini berterimakasih?
"Buat?"
"Tadi aku lumayan takut dengan Kawaki. Untung saja ada kau yang membantu. Pokoknya makasih deh." Sarada tersenyum tulus kearah Boruto.
Deg!
Boruto membisu, memperhatikan wajah Sarada lekat-lekat. Senyuman itu, senyuman setulus itu hanya untuknya.
Setelah sekian lama, hari ini ada yang tersenyum tulus seperti itu lagi padaku.
Seingatnya, terakhir kali ia melihat senyuman seperti itu berasal dari wajah Ayahnya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Senyuman sang Ayah yang selalu ingin ia jaga setiap kali melihatnya. Tapi dia gagal.
Tangan kanan Boruto bergerak menyentuh pipi lembut gadis Uchiha tersebut. Sesekali ia juga ikut mengelusnya sehingga berhasil membuat jantung Sarada mulai berdegup tidak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming On You
RomanceKetika perasaan tumbuh dan bermekaran pada orang yang tidak pernah diduga sebelumnya. Pemuda tertutup, cuek, dan jarang berkomunikasi dengan orang lain sama sekali bukan tipe idealnya Sarada Uchiha. Jelas dia lebih memilih seorang pemuda yang asik d...