18

966 114 43
                                    


Sarada masih terdiam. Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Tapi sejujurnya Sarada yang paling bingung dalam situasi ini. Sejak kapan Boruto mau tahu soal urusannya? Ya memang Boruto ikut campur untuk urusan dia dan ketua geng itu akibat terpaksa setelah Sarada menceritakan semua permasalahan padanya.

Tapi kan kali ini tidak lagi.

Lalu kenapa sekarang hanya karena sepucuk surat yang diberikan oleh seorang pemuda beberapa saat yang lalu, Boruto langsung menanyakan isi suratnya, bahkan seakan memaksa agar Sarada mau memberitahu padanya.

"Kau...."

"Lupakan." Sela Boruto.

"Ya?"

"Kalau memang tidak mau beritahu isi suratnya, gak perlu beritahu padaku."

Sarada tersenyum canggung.

Kok, aneh banget sih?

"Ayo masuk kedalam kelas. Nanti kita bicarakan lagi soal tadi."

"Ah, okey..."

Bener-bener aneh!

Biasanya aku sering mendengar istilah, cewek itu sulit dimengerti.

Tapi ini? Malah cowok yang sulit dimengerti.

"Hei, sedang apa? Gak masuk?"

"Aku harus menemui seseorang dulu, Nanti aku menyusul."

Boruto hanya mengangguk sekilas, memperhatikan wajahnya, lalu kembali memasuki ruang kelas.

Lega, lega sekali. Setidaknya beberapa saat ketika ia sedang bersama Boruto dia merasa sedikit gelisah dan sangat menjaga sikapnya.

Nah, sekarang.... Sumire-chan ada dimana?

Sarada melangkahkan kaki menuju kelas Sumire, dia berniat untuk meminta kembali pensilnya yang dipinjam Sumire sejak kemarin.

Dia lagi dikelas atau di perpustakaan ya...?

Selama perjalanannya, Sarada merasa tidak nyaman sedikitpun. Alasannya cukup jelas, beberapa pemuda sering kali memperhatikannya lekat-lekat bahkan ada yang terang-terangan menghampirinya hanya sekedar untuk meminta nomer telponnya.

Keterlaluan,

Akibat harus menghindar setiap kali didekati pemuda lain, tanpa sadar Sarada mulai berkeringat merasa gerah.

"Haus," Ucapnya pelan hingga matanya tertuju kearah kotak minuman yang ternyata masih ia bawa.

Ah iya juga, Boruto membeli yogurt ini untukku.

Pelan namun pasti Sarada mulai memasukkan sedotan kedalam sana lalu menyedotnya.

Sarada kembali mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Ketika Boruto tiba-tiba menghalangi jalannya hanya untuk bertanya apa isi suratnya.

Sarada menggerutu. "Apasih, kenapa juga dia harus tahu..."

Ia kembali menyedot yogurt nya, mengejapkan mata, berusaha mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari sejak tadi malam untuk menghindari yang namanya tidak siap ketika ada ulangan dadakan.

Sesekali Sarada bergumam kecil menyebutkan beberapa materi yang telah ia hafal. Kalau sudah mengejapkan mata seperti itu, dia bisa jadi sangat fokus.

"Aku tanya, apa isi suratnya?"

Deg!

Sarada langsung membuka matanya. Ia membatu dan syok.

Blooming On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang