07

1K 111 10
                                    

"Kalian lihat gak sih tadi dikantin? Sumire sama Kawaki berantem loh"

Mitsuki yang kebetulan lewat tak sengaja mendengar obrolan anak-anak kelas sebelah itu.

Iyakah, Sumire dan Kawaki bertengkar ? Pikir Mitsuki saat itu.

Ya.... Setelah Mitsuki ingat-ingat, sepertinya Sumire dimata dia adalah seorang gadis lemah lembut yang gak akan bisa berantem sama orang lain, apalagi kalau sampai digosipin sama tetangga-tetangga kelas begini.

"Halo Ketua OSIS~" sapa beberapa gadis yang lewat, Mitsuki hanya sekedar meresponnya dengan sebuah senyuman sebelum akhirnya berpisah dari mereka.

Kadang Mitsuki berpikir, apakah wajahnya termasuk enak dipandang? Walaupun dia gak sepopuler Kawaki, tapi dia termasuk yang diincar banyak gadis disekolah itu.

Kadang udah bosen sih setiap ada yang deketin dia, Mitsuki udah muak aja.

"Ketua OSIS" Panggil seorang gadis yang berdiri dibelakangnya.

Dengan berat hati Mitsuki berbalik badan, dan lihat siapa yang ia temukan.

"Sumire Kakei?"

Gadis bersurai Ungu itu menjawab dengan senyuman tulusnya, selalu saja seperti itu.

"Ada apa?" Tanya Mitsuki sambil tersenyum.

"Begini, wali kelasku memintaku mencarimu lalu kita disuruh untuk mengambil beberapa map penting di perpustakaan untuk dibawa keruang guru." Jelas Sumire, Mitsuki yang mengerti akhirnya menganggukkan kepalanya lalu memutuskan untuk segera pergi ke perpustakaan bersama Sumire.

Namun, tak jarang selama perjalanan itu mereka mendengar obrolan anak kelas lain yang menggosipkan tentang Sumire.

"Hei hei lihat itu, dia Sumire Kakei kan?"

"Iya dia anak kelas C kayaknya, kenapa emangnya?"

"Ihh ituloh... Yang katanya kasarin Kawaki, padahal Kawaki gak salah apa-apa."

"Heh masa?!"

Mitsuki melirik kearah Sumire yang masih bersamanya. Terlihat Sumire yang tidak mengatakan apapun walau mendengar ucapan mereka semua.

Apa dia baik-baik saja?

***

"Sar, tadi itu Sumire kenapa sih? Kayak lagi PMS gitu tiba-tiba jadi kasar padahal Kawaki kan cuma mau ngajakin dia ke acara ulang tahun nya aja" Chocho masih heran soal kejadian tadi dikantin. Setelah kejadian itu, Sumire langsung pergi tanpa mengucapkan apapun. Aneh bukan?

Wajar kalau Chocho dan Kawaki bingung dengan sifatnya yang tiba-tiba jadi seperti itu.

Apa Sumire lagi punya masalah ya?

"Oi Sarada-chan" Panggil Chocho, Sarada langsung menoleh.

"Itu Coca C*la nya gak diminum? Kesian, udah dibeli sama si doi masa gak diminum." Ujar Chocho sambil menyenggol Sarada seakan menggodanya.

"Ah...."

Sarada menatap minuman kaleng yang sedari tadi ia pegang. Memang sih itu dari Kawaki, tapi...

"Kau saja yang minum" Ucap Sarada sambil memberikan kaleng itu pada Chocho. Chocho terkejut, dia gak salah dengar kah?

"Loh loh, ini dari Kawaki loh Sar."

"Iya gapapa, lagian...." Sarada mendekatkan mulutnya ke telinga gadis berkulit eksotis tersebut.

"Aku gak suka minuman bersoda."

"......"

"Ooooohhhhh" Chocho membulatkan mulutnya sambil sesekali menganggukkan kepalanya mengerti.

"Terus sukanya apa dong?"

"Aku lebih suka minuman Yogurt gitu."

"Bener-bener minuman sehat banget ya seleramu Sar."

"Yaa... Begitulah...." Ucap Sarada sambil tertawa.

Tepat saat itu, mereka berdua berpapasan dengan Boruto dan Shikadai yang tengah berjalan diarah tujuan yang berlawanan.

Akhirnya bisa berpapasan kayak gini juga ya...

Memang Sarada sudah bertemu dengan Boruto saat berada didalam kelas, tapi rasanya sulit sekali mencari waktu yang tepat untuk bisa berpapasan langsung maupun berbicara seperti kemarin.

Langkah kaki mereka kompak berhenti saat mata mereka saling bertukar pandang.

Sekarang apa?

Apakah aku harus menyapanya?

Sarada mengukir senyumannya, ia memiringkan kepalanya sedikit lalu melambaikan tangannya kearah Boruto.

"Hai~"

Masih tidak ada respon dari Boruto. Dia masih menatap intens Sarada.

Sarada tersenyum canggung, sepertinya kali ini Boruto juga tidak akan membalas sapaannya sama seperti saat itu ia menyapanya ditangga.

Wahh... Harusnya aku gak perlu menyapanya. Dia kan orangnya cuek, palingan kejadiannya bakal sebelas dua belas waktu ketemu ditangga. Dia bakal ngancangin aku, lalu pergi.

Mana ada dia mau--

"Hai" balas Boruto dengan ekspresi datarnya itu.

[Deg]

Eh-?

Chocho dan Shikadai tiba-tiba membulatkan kedua mata mereka.

Siapa yang menyangka? Boruto dan Sarada akan saling menyapa seperti ini.

"Mau kemana?" Tanya Sarada sekedar basa-basi sedikit dengannya.

"Ke kantin."

"Ohhh begitu.... Jangan lama-lama bentar lagi jam pelajaran akan dimulai."

"Hmm" Tutup Boruto lalu kembali beranjak pergi dari situ.

Shikadai masih menatap tidak percaya kearah Boruto. Akhirnya setelah sekian lama seorang Uzumaki Boruto bisa saling sapa menyapa dengan salah seorang gadis di sekolahnya.

"Bor, maafin gue. Gue sempat ngira lu gak normal gara-gara gak pernah ngobrol sama anak cewek disini. Tapi ternyata lu masih normal juga, gue jadi bangga."

"Biasa-in aja, gak usah responnya lebay gitu."


Disaat yang bersamaan, Sarada masih berdiri ditempat sebelumnya dan tentu ia masih bergeming.

Tumben.... Tumben dia membalas sapaan ku.

Sarada menundukkan kepalanya. Entah kenapa suhu dan cuaca hari ini terasa sungguh sangat panas.

Mungkinkah sekarang lagi musim panas?

"Keren juga lo Sar, bisa ngebuat Boruto bicara kayak gitu."

Melihat tidak ada respon dari Sarada, Chocho kembali menyenggol sahabatnya tersebut sambil menatapnya penuh keheranan. "Woi, lo kenapa? Kok diem aja sih?"

Sarada yang tersadar kembali akhirnya langsung mendongakkan kepalanya sambil mengibaskan-ngibaskan tangannya kearah wajah.

"Eh? Lo kenapa sih?"





"Hari ini.... Udaranya lumayan panas ya."








-Bersambung

























Blooming On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang