20

1.1K 106 62
                                    

Tok... Tok... Tok...

"Silahkan masuk," Ucap sang kepala sekolah.

Tak lama kemudian pintu itu terbuka, muncullah Mitsuki dengan senyuman sambil membungkukkan badannya disana.

"Ohh nak Mitsuki, ada apa? Tumben sekali."

"Selamat pagi, apa saya mengganggu waktunya, Bu?"

Kepala sekolah itu tersenyum. "Sama sekali tidak mengganggu nak, memangnya ada apa?"

"Hahaha begini Bu, ini soal kemajuan OSIS disekolah ini yang semakin sedikit anggota nya dan kemungkinan tidak akan bertahan lama. Maka dari itu saya ingin.... Untuk melakukan sesuatu sebelum saya pergi dari sini."

Kepala sekolah itu terdiam sejenak, rasanya sedih jika harus melepas salah satu anak paling teladan disekolahnya. Tapi mau bagaimana lagi?

Lagipula Mitsuki sudah tidak lama lagi akan keluar dari sekolah itu. Jadi Kepala sekolah ingin membuatnya senang sebelum ia pergi dari sana.

"Apa itu? Kau ingin melakukan apa? Apapun itu akan Ibu izinkan."

Mitsuki tersenyum lembut lalu berkata. "Saya ingin merekrut anggota OSIS yang baru."

***


Braak!!

Pemuda berbadan tinggi itu mendorong kasar pemuda yang ada dihadapannya hingga tersungkur ke tanah.

Masih dengan kegiatan yang sama setiap harinya, ia bersama anggota geng nya terus saja mencari mangsa baru untuk diganggu.

"Oi, kalo lu coba-coba ngelapor lagi kesiapapun itu soal kita..." Dia berjongkok, menaruh ujung jari telunjuk tepat di dahi pemuda itu lalu mendorongnya kasar.

"Gue bakal buat lu nyesel. Ngerti?"

"I-iya ngerti."

"Yaudah, cuss sana cabut!" Usir ketua geng itu berhasil membuat pemuda yang diganggu nya langsung berlari ketakutan.

Ia dan anggota gengnya hanya tertawa puas menyaksikan hal itu. Jika begitu maka akan semakin banyak murid-murid yang takut pada mereka.

"Besok-besok jangan gue lagi yang turun tangan. Sekali-sekali kalian! Gak becus banget jadi anak buah, masa bos nya mulu yang turun tangan." Gerutunya sambil menatap kesal.

"Oke bos!" Jawab mereka kompak.

Prok.. Prok... Prok...

"Waahh asik banget tadi,"

Ketua geng itu langsung membalikkan kepalanya dan mendapati seorang pemuda bersurai kuning pucat bertepuk tangan padanya.

Lantas ia mengernyitkan keningnya. "Siapa lu?"

"Aku pikir aku sudah lumayan terkenal disekolah ini, ternyata belum ya."

"Bacod, terlalu banyak basa-basi lu. Cepet jawab, siapa lu?"

Pemuda itu tersenyum tipis lalu menjawab. "InoJin, namaku InoJin Yamanaka."

Salah satu anak buah itu langsung mendekati ketua geng mereka lalu berbisik. "Bos, kalau gak salah dia itu temen dekatnya yang namanya Kawaki itu."

"Kawaki? Yang katanya deket sama Sarada nya gue?"

"Iyo bos."

Ia langsung tertawa terbahak-bahak. "Ohh! Jadi lu temen dekatnya si Kawaki itu ya?"

InoJin mengangguk santai, Ketua geng itu mulai menatapnya tajam, ia mendaratkan tangannya tepat dibahu InoJin.

Blooming On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang