19

1K 112 54
                                    

Mata Himawari mulai memanas. Matanya berkaca-kaca, ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak terisak didepan gadis bermarga Uchiha itu.

"Aku... Tidak tahu kakak kenapa, tapi yang jelas... Kakak selalu jadi suka menyendiri, tidak mau terbuka, selalu saja menyalahkan dirinya sendiri seperti orang bodoh begitu. Aku benci kakak yang seperti itu."

Sarada menatap sendu, perlahan ia mulai menarik gadis mungil itu kedalam dekapannya lalu memeluk erat.

"Aku gak mau lihat kakak yang kayak begini lagi kak." Himawari menutup matanya dengan kedua matanya. "Sejak pertama kali kak Sarada ada disini, kakakku terlihat berbeda... Dan lama kelamaan kakakku mulai berubah, berubah seperti dulu, berubah menjadi dirinya yang dulu."

Sarada tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya menggigit bibir bawahnya sambil terus menguatkan Himawari.

Ia sendiri bahkan tidak kuat mengatakan apapun setelah mendengar apa yang telah Himawari katakan. Gadis masih muda sepertinya yang sudah punya beban sebesar ini demi kakaknya.

"Tenanglah," Ucap Sarada seraya mengelus lembut kepalanya.

Saat itu memang sedang tidak ada ibu Hinata dirumah. Hanya ada mereka bertiga saja. Maka dari itu Himawari bisa mencurahkan semua isi hatinya kepada Sarada.

"Kak... Gimana kalau suatu saat kakak Boruto melakukan hal berbahaya buat mencelakai dirinya sendiri?"

"Gak. Itu gak bakal terjadi, gak boleh mikir begitu." Tegas Sarada semakin mempererat pelukannya.

Himawari hanya menahan tangisnya.

Andai saja Sarada tidak pernah datang kerumahnya, dia mungkin tidak akan pernah merasakan bagaimana rasanya curhat pada seseorang sambil dipeluk hingga merasakan nyaman dan lega.

"Ingat, ada kak Sarada disini. Kalau ada sesuatu... Jangan ragu untuk menceritakannya padaku ya?"

Lucu memang, secara alami Sarada sudah ikut campur kedalam masalah keluarga Uzumaki.

Perasaan ini.... aku makin penasaran dengan Boruto.

"Kak Sarada,"

"Ya?"

"Apakah kak Sarada.... Bisa mengubah Kakakku kembali seperti dahulu?"

***

Jawabannya...

Gak. Sebenarnya itu gak mungkin.

Sarada menghela nafas, memangnya dia bisa apa? Mereka ini hanya sebatas teman sekelas saja tidak lebih.

Tapi tadi aku tidak bisa jujur pada Himawari. Aku ingin menjaga perasaannya, jadi... Aku hanya bisa meyakinkan dengan kata-kata positif.

"Hei, mau pergi kesuatu tempat dulu?" Tanya Boruto disela perjalanan mereka menuju rumah Sarada.

"Oh Boleh! mau kemana??"

"Beli buku buat Himawari."

Wajah Sarada yang awalnya tersenyum cerah seketika berubah menjadi datar.

Serius? Aku pikir dia mau ngajak jalan-jalan kemana gitu.

"Mau gak?"

"Yaudah deh. Eh, maksud ku... Oke mau." Sarada tertawa canggung berusaha mencairkan suasana.

Rasanya masih canggung jika harus berbicara dengan Boruto yang beberapa saat yang lalu bersikap dingin padanya.

Sarada mulai meraih ponselnya dari dalam saku. "Mau ke tokoh buku yang mana?" Ia mulai mengecek maps dan mencari tokoh buku yang letaknya tak jauh dari sana.

Blooming On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang