Captain Vidar : The First Arkham (Chapter 1)

21 2 0
                                    


Paranoia


            Malam yang cerah dengan langit bertabur bintang. Gemerlap sinarnya menari-nari di atas genangan air sisa hujan sore itu. Para muda-mudi di cafe-cafe pinggir jalan saling menertawakan kehidupan di sekitar mereka. Para jiwa muda yang hambar akan rasa malu. Meninggalkan orang tua mereka di rumah yang sibuk mengevaluasi kehidupan. Kumpulan manusia yang haus akan sosialisasi itu tak mempedulikan sekitar seolah dunia ini adalah milik mereka.

            Di salah satu bar dengan nuansa '90-an, nampak sepasang pria sedang berbagi meja sambil bersantai menikmati Coors Light yang mereka pesan. Salah satunya yang berbadan kekar dan berambut cepak bernama Dale Dianova. Sedangkan pria satunya yang lebih kurus namun memiliki aura pria tampan bernama Revan Julian. Keduanya adalah sahabat karib. Tidak seperti banyak pasangan lain di bar tersebut, mereka berdua tidak banyak mengobrol. Mereka merasa tidak ada gunanya basa-basi mengakrabkan diri, karena memang keduanya sudah lama akrab.

"I'm gonna say this again," ucap Reva tanpa menoleh. "Demi kebaikanmu sendiri, berhentilah melakukan ini!"

Dale, sudah mengetahui apa maksud perkataan sahabatnya itu, menanggapi dengan malas, "Cuma minum."

"Cuma minum, tapi kau melakukannya hampir setiap saat!" sahut Reva cepat.

Dale Dianova. Pria bertubuh besar yang dikenalnya ketika berkarir di kemiliteran, adalah seorang pensiunan dan pemabuk berat. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan belasan kaleng dan botol bir. Bukan tanpa alasan pria yang dulunya selalu berapi-api dan berdiri dengan gagah di depan rekan-rekan seperjuangannya itu, kini jatuh ke dalam alkohol. Salah satu penyebabnya adalah kematian istrinya, Mavis Tallia, atau yang akrab disapa Vestal. Wanita yang sudah menjadi belahan hidupnya selama kurang lebih 2 tahun itu pergi ke tempat yang mustahil untuk dijangkau olehnya. Ia bahkan belum sempat memberikan momongan. Namun bukan itu yang benar-benar membuat hidup Dale berubah menjadi seperti seorang pecundang. Melainkan ia kehilangan satu lengannya ketika sedang bertugas. Dengan kondisi fisik yang cacat seperti itu, mustahil baginya untuk tetap bertahan di kemiliteran.

Namun lagi-lagi Dale menyahuti dengan malas, "Kau berlebihan, kawan. Cuma segini tidak akan membuatku mabuk..."

Tentu saja Reva tahu itu bohong. Terlihat jelas dari cara sahabatnya itu berbicara dan tatapannya yang seperti orang linglung. Reva hanya menghela nafas.

"Yeah, yang membuatku takjub adalah kau masih bisa hidup dengan semua kebiasaanmu itu..." Reva membalas sembari menuangkan bir ke gelasnya yang kosong.

"Dengar!" lanjut Reva. "Aku tahu kau bersedih atas kematian Vestal. Tapi itu sudah bertahun-tahun yang lalu! Belajarlah merelakan! Kau sudah dewasa, bukan?!" Reva semakin emosional. Nampaknya alkohol juga mengurangi kemampuannya untuk menahan diri.

Namun lawan bicaranya seperti sedang berada di dunia lain. Bagi Dale, kursi dan meja yang ditempatinya saat ini serasa bergoyang, seolah ia sedang berada di atas bianglala. Ucapan Reva yang mengungkit-ungkit istrinya yang meninggal beberapa tahun lalu membawa pikirannya lebih jauh dari realita. Ia tersenyum tanpa arti.

"Sial, aku jadi mengatakan hal yang buruk... Jangan dimasukkan hati, oke? Tapi tetap harus kau renungkan itu!" gerutu Reva lagi.

"You know what?" ujar Dale setelah meneguk satu gelas.

"What?" balas Reva.

"Kau terdengar seperti Jessica Berkham."

"Jessica what?" Reva menoleh atas jawaban tersebut, meminta penjelasan lebih.

Arkham Novelization UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang