Seorang Monster
"Hidup ini keras. Kita sebagai manusia yang rapuh hanya bisa mengorbankan sesuatu untuk mencapai hasil yang diinginkan."
Kehancuran tiada batas. Mayat-mayat bergelimpangan. Puing bangunan berserakan di mana-mana. Setiap kali melodi kematian dimainkan, banyak darah ditumpahkan. Tak ketinggalan juga teriakan pilu dan histeris para anak manusia sebagai pengiringnya. Sosok sang dewa kematian membaur bersama mereka dengan wujud manusia. Hanya dengan sekali sentuhan jarinya, sebuah kota yang awalnya damai menjadi porak poranda.
Beberapa hari terakhir, dilaporkan terjadi bencana di beberapa wilayah Cina, Taiwan, dan Jepang. Penyebab bencana tersebut masih tanda tanya. Tapi ada spekulasi yang beredar bahwa rentetan bencana itu disebabkan oleh seekor monster hitam besar dan buas yang mengamuk. Tidak ada yang tahu darimana monster itu datang. Ia selalu tiba-tiba muncul dan menghancurkan sekelilingnya tanpa alasan yang jelas, kemudian menghilang. Anehnya lagi, monster itu hanya muncul pada malam hari. Beberapa penduduk lokal di Jepang mengaitkan kejadian itu dengan hal ghaib. Mereka berkata bahwa para dewa mungkin murka karena manusia zaman sekarang mulai melupakan mereka. Para dewa itu pun mengutus salah satu gigolo mereka untuk memperingatkan manusia. Yang lain mengaitkan kemunculan monster itu dengan pertanda dimulainya kiamat. Media berusaha keras untuk menutupi kejadian tersebut, dengan mengatakan bahwa itu hanyalah gempa bumi, agar para penduduk tidak panik.
Sementara itu di salah satu markas persembunyian organisasi VILE...
Beberapa orang prajurit VILE nampak sedang mengawal seseorang yang tubuhnya dibungkus jubah dan tudung, menuju ke suatu tempat. Mereka berjalan melewati deretan lorong panjang yang menuntun mereka ke suatu ruangan. Begitu tiba di sana, hanya orang berjubah tadi yang masuk ke ruangan tersebut. Di dalam, ia langsung disambut oleh tawa Dokter Kozaki yang menggema memenuhi ruangan.
"Well done, son! Well done!" pujinya pada orang itu setelah puas tertawa.
Orang misterius tersebut membuka tudung kepalanya, menampakkan wajah dingin Fernando Tachibana. Tapi ada yang berbeda dengannya. Kulitnya nampak putih pucat seperti mayat. Kozaki lalu berlari kecil menghampiri pria itu.
"Aku sangat puas dengan pencapaianmu! Kau, anakku, telah memberiku kebahagiaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya!" dokter autis itu berbicara pada Fernando dengan ekspresi gembira yang berlebihan sambil menepuk-nepuk pundaknya.
Sedangkan yang diajak bicara hanya memasang ekspresi datar. Ia bahkan tidak melihat ke arah Kozaki waktu diajaknya bicara. Saat ini ia mirip sekali dengan robot. Sementara Kozaki terus saja berbicara.
"Aku suka sekali saat kau meratakan gedung-gedung itu dengan tinjumu! Itu sangat menghibur, kau tau?! Aku sampai tidak berhenti tertawa di depan monitor!"
Namun, tiba-tiba saja terjadi keanehan pada Fernando. Tubuhnya mendadak bergetar dan ia jatuh berlutut dengan nafas tersengal. Ia terlihat lemah sekali.
"Oh no oh no oh oh nooo..." Dokter Kozaki jadi panik dan tergopoh-gopoh menuju ke lemari penyimpanan di ruangan itu. Diambilnya beberapa tabung kaca kecil berisi cairan berwarna merah dari sana. Lalu disuntikkannya semua cairan tersebut ke tubuh Fernando. Beberapa detik kemudian, kondisi Fernando kembali normal seperti sedia kala. Wajah Kozaki yang tadi dihiasi kegembiraan, sekarang dipenuhi kekecewaan.
"Benar... Aku hampir lupa kalau kau masih belum sempurna..." ucap Dokter Kozaki. "Tubuhmu membutuhkan asupan darah untuk bertahan hidup... Tanpa itu, kau akan seperti zombie..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkham Novelization Universe
Teen FictionEvery person is a hero for themselves or their loved ones. Ini adalah cerita dari beberapa orang dengan kemampuan spesial. Orang-orang ini nantinya harus menyatukan kekuatan untuk menghadapi bahaya besar yang mengancam Bumi.