Captain Vidar : The First Arkham (Chapter 3)

14 0 0
                                    


Kebangkitan


            Suara desingan peluru memecah udara. Rentetan bom yang dilontarkan kesana-kemari menghamburkan para burung dari sarangnya. Tak jarang peluru dan bom tersebut melenceng dari sasaran dan mengenai mereka yang tidak berdosa. Tetapi, para prajurit yang berseragam itu tidak akan punya waktu untuk peduli terhadap kehidupan kecil seperti itu. Mereka terlalu sibuk menekan pelatuk senapan masing-masing, saling berkompetisi untuk menjatuhkan rezim yang berseberangan. Nyawa dibalas nyawa. Sebuah perputaran kelam yang seolah tidak akan pernah berhenti sampai seluruh kehidupan musnah.

            Diantara para prajurit itu adalah Dale Dianova, yang juga bertarung untuk memperjuangkan keyakinannya. Pria bertubuh kekar itu berdiri dengan gagah di depan rekan-rekan seperjuangannya. Tanpa rasa takut, ia memimpin rekan-rekannya untuk terus maju mengikuti dirinya. Auranya bersinar terang. Berkat kehadirannya, perang bisa dimenangkan dengan cepat. Gambaran yang paling cocok bagi dirinya saat ini mungkin adalah seorang 'pahlawan'.

            Sayangnya, sang pahlawan itu terlalu sering mendapat pujian, sehingga timbul rasa percaya diri yang berlebihan pada dirinya. Akibatnya, kewaspadaannya saat di medan perang berkurang dan ia kehilangan satu lengannya. Dengan satu lengan tersisa, mustahil bagi Dale untuk bertahan di kemiliteran. Dengan berat hati, pria itu pun akhirnya pensiun dengan membawa semua rasa malu bersama dirinya.


* * *


"Apa kau bisa mendengarku?"

Dale terbangun dengan perasaan aneh menyelimuti dirinya. Baru saja ia bermimpi tentang masa lalunya ketika masih berada di militer. Lalu sampai pada saat ia pensiun dari militer, mimpi itu selesai, layaknya sebuah film yang diputar di kepalanya. Setelah itu Dale terbangun. Ia tidak ingat apa yang terjadi, pun kenapa ia bisa berbaring di tempat yang terang tersebut. Hanya ada satu orang di tempat itu, seorang pria berpakaian tuxedo warna hitam yang sedari tadi memperhatikannya dengan seksama. Rambut pirang kehitamannya disisir ke belakang dengan rapi. Ia mengenakan kacamata hitam yang kelihatan stylish.

"Halo?" sapa pria itu sambil melambai. "Kau bisa mendengarku?"

Dale mengerjap beberapa kali. Ia mencuekkan pertanyaan pria tersebut dan mengamati sekitar. Ia berada di sebuah ruangan kosong yang seluruh dinding, lantai, dan atapnya berwarna abu-abu.

"Saat ini kau berada di salah satu fasilitas organisasi kami," ucap pria itu seolah bisa membaca pikiran Dale. "Aku adalah pemilik fasilitas ini. Panggil saja Xie."

"Sekarang, err... tuan, apa kau ingat namamu?" pria yang mengaku bernama Xie itu terus saja berbicara pada Dale, meski lawan bicaranya seperti berada di dunia lain. Ia berjalan pelan mengelilingi ranjang tempat Dale berbaring dengan tangan ditopang di belakang.

"Apa perlu kita coba saja?" tanyanya kemudian. "Dale Dianova."

Satu nama itu akhirnya berhasil menyita perhatian Dale. Perhatiannya kini tertuju pada Xie, yang masih tetap berjalan dengan tenang.

"Dale Dianova. A hero," ucapnya dengan nada yang sulit dimengerti. "Lahir di Ohio pada 7 November 1993. Ketika berumur 5 tahun, keluargamu pindah ke Tennesse. Tahun 2006, saat itu umurmu 18 tahun, kau kembali ke Ohio sendirian untuk mengikuti militer di sana. Selama 32 tahun kau meniti karirmu di militer dan sukses mendapat julukan 'pahlawan' atas jasa-jasamu. Tiga tahun sebelumnya kau bertemu dengan Mavis Tallia, atau yang akrab dipanggil Vestal, yang kemudian menjadi istrimu. Sayangnya wanita itu meninggal 2 tahun setelahnya karena kanker. Di tahun yang sama, kau juga kehilangan lengan kirimu, yang membuatmu pensiun dari militer."

Arkham Novelization UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang