Survival
"Kematian bukanlah akhir."
"Dimana ini?"
Adalah kata pertama yang terucap dari mulut Fernando Tachibana sesaat setelah ia membuka mata. Pria itu mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang terlihat seperti sebuah gudang kecil yang tidak terurus. Penerangan di tempat itu hanya berasal dari bohlam kecil di tengah ruangan yang menyala redup dan dipenuhi sarang laba-laba. Fernando celingukan melihat sekitar. Ia tidak ingat apa yang terjadi dan bagaimana ia bisa berada di tempat itu. Ia pun mencoba berdiri, tetapi tubuhnya rasanya lemah sekali. Saat itu ia baru sadar kalau tubuhnya nampak kurus kering. Ia terlihat seperti seorang gembel pinggir jalan yang terkena penyakit busung lapar. Kakinya seperti ranting yang digunakan untuk menyalakan api unggun. Hanya untuk berdiri saja tubuhnya bergetar hebat. Fernando pun keluar dari gudang reot tersebut dengan merangkak menyeret tubuhnya, persis seperti hantu suster ngesot. Beruntung ia menemukan sebuah tongkat kayu yang tersandar di sudut ruangan. Pria itu pun menggunakannya untuk membantunya berjalan. Ia juga menemukan sebilah belati di samping kayu tersebut. Tanpa pikir panjang, ia juga memungut belati tersebut.
Semilir udara dingin langsung menerpa wajah Fernando begitu ia membuka pintu gudang. Di hadapannya terbentang kegelapan yang sunyi. Sama sekali tak terlihat apapun sejauh mata memandang. Seolah-olah gudang kecil itu adalah satu-satunya objek yang ada di sana.
"Dimana aku?" gumam Fernando sambil melihat sekitar.
Kakinya hendak melangkah keluar dari gudang tersebut, namun tiba-tiba terhenti. Ia seperti merasakan semacam bahaya yang menunggunya di balik kegelapan tersebut. Pria itu pun masuk kembali ke dalam gudang untuk mencari sesuatu yang bisa digunakan sebagai penerangan. Sempat terlintas di pikirannya untuk menggunakan bohlam kecil yang tergantung di atap gudang, tetapi benda itu terlalu tinggi untuk bisa dijangkaunya. Ia juga tidak melihat adanya tangga di sana. Terlebih lagi, kondisi tubuhnya saat ini yang tidak memungkinkannya untuk memanjat, membuat rencana itu menjadi hanya angan-angan saja. Fernando terus mencari di dalam gudang tersebut. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah pemantik api dan lentera kecil yang sudah usang. Mati-matian Fernando menyalakan pemantik api itu dengan jemarinya yang kurus dan gemetaran. Untunglah kedua benda itu masih berfungsi meski bentuknya sudah seperti tak layak pakai.
Dengan lentera yang ia kaitkan di ujung tongkatnya dan sebilah belati, Fernando memberanikan diri untuk keluar dari gudang tersebut. Meskipun situasi saat ini bisa dibilang tidak normal, tapi ia harus pergi untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan ada di mana ia saat ini. Dibantu tongkat kayu yang ia temukan di gudang, Fernando berjalan tertatih-tatih melewati kegelapan. Setelah beberapa saat, ia menemukan sebuah mangkuk kayu berisi air keruh tergeletak tanpa pemilik di tanah. Pada kondisi normal, Fernando tidak akan menggubris sesuatu seperti itu. Namun kondisi tubuhnya saat ini memaksanya untuk melakukan sebaliknya. Tanpa berpikir panjang, diraihnya mangkuk berisi air keruh tersebut, dan diminumnya. Kondisi lapar dan haus telah mengalahkan akal sehatnya. Selesai menghabiskan minumannya, Fernando menjatuhkan mangkok kayu itu dan bernafas tersengal-sengal seolah baru saja berlari. Perutnya terasa mual dan melilit, tapi ia tak punya tenaga untuk muntah.
Baru sebentar berjalan, ia kembali menemukan sebuah mangkuk kayu berisi air keruh. Seolah dihipnotis oleh rasa haus yang amat sangat, Fernando kembali meminum air keruh tersebut seperti yang tadi dilakukannya. Setelah itu ia mual tapi tidak bisa muntah. Kejadian itu terus terulang sampai 5x. Pada pengulangan ke-5, Fernando mulai merasakan ada yang berubah. Ia merasa tubuhnya sudah sedikit membaik. Ia meremas-remas tinjunya untuk lebih merasakan perubahan tersebut. Meski sedikit, tapi ia akan terus berusaha untuk mengembalikan tubuhnya menjadi normal, sekaligus mencari tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkham Novelization Universe
JugendliteraturEvery person is a hero for themselves or their loved ones. Ini adalah cerita dari beberapa orang dengan kemampuan spesial. Orang-orang ini nantinya harus menyatukan kekuatan untuk menghadapi bahaya besar yang mengancam Bumi.