Kehilangan
"Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi. Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi, cinta lah yang membimbing kita ke sana pada akhirnya. Akal 'kan sia-sia bahkan menggelepar 'tuk menerangkan cinta. Bagai keledai dalam lumpur : Cinta adalah sang penerang cinta itu sendiri."
Perih cinta, inilah yang membuka tabir hasrat pecinta. Tiada penyakit yang dapat menyamai duka cita hati ini. Di tengah dinginnya malam, aku meringkuk di tepian ranjang. Kepergian Fernando benar-benar membuatku terpukul. Satu hari setelah ia melangkahkan kaki dari rumah, hari itu pula terakhir kali ia bersama kami. Aku langsung syok. Secepat itu dirimu pergi, secepat itu pula dirimu berpulang ke sisi-Nya.
Namun ini adalah perang. Apa yang kuharapkan? Seharusnya waktu itu aku menggenggam tangannya. Seharusnya waktu itu aku mencegahnya pergi. Seharusnya...
Seharusnya...
Banyak sekali penyesalanku kala itu. Sampai aku tak tahu harus memikirkan yang mana. Hingga ku hanya bisa menangis.
Fernando... Tanpamu, bagaimana bisa aku bertahan di dunia yang kejam ini? Tanpamu, bagaimana nasib keluargamu ini? Tanpamu, rumah ini bagaikan kapal yang kehilangan nahkoda.
Mengapa dunia ini begitu kejam? Mengapa ia tega memisahkan kita? Meski terus berfikir, aku tak jua menemukan jawaban. Hingga akhirnya aku terlelap dalam mimpi.
* * *
"..sou..!" "..usou.!" "Fusou..!"
Aku membuka mata saat suara panjang seseorang memanggil namaku. Kuperhatikan sekelilingku gelap gulita. Anehnya, aku masih bisa melihat tubuhku sendiri. Dimana ini?
Di tengah kebingungan itu, suara tadi kembali muncul.
"Fusou! Fusou!"
Aku jadi sedikit ketakutan. Kugerakkan kepalaku ke kiri dan ke kanan, mencari sang empunya suara. Hingga akhirnya aku melihat siluet seseorang yang berdiri tak jauh dariku; seorang pria berseragam ala tentara Angkatan Laut. Seketika itu aku serta merta terbelalak.
"Fer..nando..?!"
Ya, aku tidak salah lihat. Yang berdiri di sana sambil memandangku itu adalah suamiku, Tachibana Fernando!! Tapi kenapa..?! Bukankah dia sudah... Begitu terkejut dan bingungnya aku hingga tak ada satupun kata yang mampu keluar dari mulutku.
Tanpa bergerak dari tempatnya, Fernando tersenyum. Senyuman penuh arti yang ia lemparkan padaku. Terasa sangat damai. Namun aku tak dapat menangkap lemparannya. Perlahan-lahan, tubuh Fernando bercahaya redup. Bibirku semakin terkunci melihat dirinya lenyap dari pandanganku sedikit demi sedikit. Tanpa sadar tanganku terulur, seolah berusaha mencegah pria itu pergi. Aku mulai berdiri dan berlari. Anehnya, aku tak dapat menjangkau sosok Fernando, sebanyak apapun aku berlari. Air mata mulai menetes di pipiku.
Tidak...
Aku tak ingin kamu pergi lagi...
Aku tak ingin kehilanganmu lagi...
Fernando!!
FERNANDO!!!
Tiba-tiba saja aku kembali terbangun. Namun kali ini suasananya berbeda. Ini adalah kamarku. Aku kembali meringsut dalam selimut setelah mengatur nafas. Ternyata yang barusan hanya mimpi... Tapi, rasanya begitu nyata. Fernando, apa kamu mencoba untuk pamit padaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkham Novelization Universe
Fiksi RemajaEvery person is a hero for themselves or their loved ones. Ini adalah cerita dari beberapa orang dengan kemampuan spesial. Orang-orang ini nantinya harus menyatukan kekuatan untuk menghadapi bahaya besar yang mengancam Bumi.