Hasashiyan
"Apa kau pernah mendengarnya?"
Seorang pria paruh baya berbisik kepada temannya.
Temannya, seorang pria bertudung, berhenti dari aktifitasnya dan menyahuti dengan berbisik pula, "Dengar apa?".
"Mitos itu..." jawab si pria dengan suara sedikit bergetar.
"Mitos?" temannya mengernyitkan alis.
Pria paruh baya itu celingukan melihat sekitar, sebelum menjawab, "Saat malam tiba, saat bulan sudah berada tepat di atas kepala, masuklah ke dalam rumahmu, kunci pintu dan jendelamu, kunci kandang hewan ternakmu, selimutilah istri dan anakmu. Jika kau mendengar suara di tengah semilir angin malam, hiraukanlah, karena sesungguhnya ia bermandikan rasa takut."
"Apa? Ini bukan waktu yang tepat untuk bicara takhayul!" balas si pria bertudung sembari kembali menekuni aktivitasnya.
Si pria paruh baya nampak khawatir akan sesuatu, sejak tadi ia terus saja menoleh ke kiri dan ke kanan.
"Daripada bertingkah tidak jelas, lebih baik cepat bantu aku di sini!" tambah temannya.
"Kita..tidak seharusnya melakukan ini..." ujar pria paruh baya itu ketakutan sambil melihat beberapa barang berharga yang dimasukkan ke dalam kantong.
"Kita tidak punya waktu untuk bimbang! Ini adalah kesempatan emas!" sahut si pria bertudung sambil terus mencari barang berharga dari rumah besar yang sedang mereka rampok. Pemilik rumah tersebut sedang tidak ada di rumah, membuat rumah itu seolah sebuah peti harta karun bagi kedua pria perampok tersebut.
Terdesak oleh nafsu, si pria paruh baya pun akhirnya ikut membantu temannya mencari barang-barang berharga di rumah tersebut.
Mendadak angin berhembus dari jendela tempat kedua pria itu masuk. Sekelebat bayangan putih melesat masuk ke dalam rumah dengan cepat, lalu si pria bertudung tadi mendadak pingsan.
"Malam~ Malam yang tenang~ Sebaiknya kau tidur di ranjang~ Karena malam ini terasa mencekam~"
Pria paruh baya itu tiba-tiba bersenandung pelan. Ia melihat temannya tergeletak di lantai dengan ekspresi datar. Seseorang bertudung putih berdiri di samping pria yang pingsan tersebut. Wajahnya gelap, hanya mata putihnya saja yang bersinar dalam kegelapan.
Pria itu mendadak tersenyum penuh arti, sembari kembali bersenandung, "Janganlah kau tidur terlalu malam~ Atau si panther akan menerkam~"
Orang bertudung putih tadi tiba-tiba menghilang seperti tertiup oleh angin.
* * *
Di salah satu daerah terpencil di tanah Iran, terdapat sebuah kerajaan kecil yang bernama Azadistan. Dari luar, kerajaan tersebut nampak biasa saja. Bahkan bangunan-bangunannya masih bergaya Persia jaman dulu, memberikan kesan bahwa tempat itu tertutup dari dunia luar. Tetapi sebenarnya kerajaan itu cukup makmur. Penduduknya menjalani keseharian mereka dengan damai dan tentram. Pakaian sehari-hari mereka pun seperti orang Iran modern pada umumnya. Mereka bertani dan berdagang untuk menyambung hidup. Karena wilayahnya sebagian besar adalah pasir, yang diperdagangkan kebanyakan adalah buah kurma yang tumbuh subur di sana. Mayoritas penduduknya berbahasa Persian dan beragama Islam, karena itulah masjid menjadi tempat sakral di kerajaan tersebut. Ada pula beberapa agama lain beserta tempat ibadah mereka di sana. Semuanya hidup berdampingan dengan damai. Masjid terbesar di Azadistan berada di tengah-tengah kerajaan dan berperan sebagai tempat ibadah sekaligus istana pusat pemerintahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/286078391-288-k369335.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkham Novelization Universe
Teen FictionEvery person is a hero for themselves or their loved ones. Ini adalah cerita dari beberapa orang dengan kemampuan spesial. Orang-orang ini nantinya harus menyatukan kekuatan untuk menghadapi bahaya besar yang mengancam Bumi.