Jeno menunggu para wanita itu di dalam ruangan pribadi milik Mark. Tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruangannya, tanpa sepengetahuan Mark namun dengan mudahnya Jeno masuk ke dalam ruangan itu, dengan bantuan Lucas tentunya. Menunggu para wanita itu sambil mendudukan dirinya di tempat duduk milik Mark.
Pintu terbuka lebar, menampilkan ketiga wanita yang kemarin hampir melukai wajah cantiknya.
Tatapan ketiga wanita itu terlihat sedikit kaget saat melihat bahwa Jeno lah yang mereka temui dan bukan Mark padahal mereka tadi sangat bahagia saat Lucas mengatakan jika Mark ingin bertemu dengan mereka, namun ternyata bukan Mark melainkan Jeno yang ada di depan mereka sekarang.
"Kalian terkejut?"
Ucapnya sambil menaikan sebelah alisnya. Ketiga wanita itu menatap Jeno dengan tatapan menghardiknya."Apa yang kau lakukan disini? Dan bagaimana bisa kau masuk ke mansion utama?"
Tanya Sohyuna yang tengah menatap kesal Jeno. Jeno tersenyum tipis lalu berdiri dari acara duduknya. Berjalan kearah mereka dengan anggun. Membuat Ketiga wanita itu sedikit kagum dengan penampilannya yang sudah berubah drastis."Tentu saja bisa karena aku kekasih kesayangan Mark"
Ucapnya dengan wajah angkuh. Yejina dan Sunnia rasanya sangat kesal dengan wajah sombong itu. Ingin sekali mereka mencekik Jeno rasanya.Sohyuna berjalan mendekati Jeno dengan gaun pendeknya.
"Tuan Mark tidak mungkin menyayangi mu"
Ucapnya dengan smirknya. Memandang Jeno dari atas hingga bawah dengan tatapan rendahnya."Dia bahkan hanya menempatkan mu di pojok mansion. Cih, terlihat sangat rendah!"
Ucapnya dengan decihan pelan. Jeno yang mendengar itu langsung terpancing emosi."Setidaknya Mark sering menemui ku dari pada kalian!"
Ucapnya kembali sambil menatap kearah ketiga wanita itu yang masih menatap kesal kearahnya"Tentu saja, karena aku terlihat lebih menarik dari kalian yang sangat jelek dan juga sangat tidak menarik!"
Lanjut Jeno."Kau!"
Sohyuna menunjuk kearah Jeno dengan ekspresi marahnya. Sedangkan Jeno yang tadinya berwajah angkuh tiba-tiba saja terlihat takut. Mengundang tanda tanya dari para wanita itu."Apa yang sedang terjadi di sini?"
Suara dominan milik Mark berhasil membuat ketiga wanita itu menoleh kearah belakang tubuh mereka.
Terlihat Mark yang sudah berdiri di belakang mereka sedari tadi dan hanya Jeno yang melihat itu. Mark menoleh kearah Jeno yang terlihat ketakutan."Kenapa kalian bisa ada di sini?"
Tanyanya dengan ekspresi marah. Sohyuna dan kedua wanita lainnya terlihat ketakutan."Tuan, maaf..tapi dia yang memulai semuanya tuan.."
Ucap sohyuna sambil menunjuk kearah Jeno yang masih menampilkan wajah penuh aktingnya. Mark tidak mengatakan apapun, hanya menatap tajam ketiga wanita itu."Keluar!"
Ucapnya dengan suara rendahnya. Ketiga wanita itu langsung mengangguk dan pergi dari ruangan itu. Meninggalkan sepasang kekasih yang berjarak tidak terlalu jauh itu.Mark menoleh kearah Jeno dan mulai mendekatinya. Menarik sang kekasih ke dalam pelukannya.
"Kenapa ada di sini, sayang?"
Tanyanya sambil mengecup pipi gembil itu. Jeno yang sedari tadi memejamkan kedua matanya sambil menutup sebagian wajahnya. Mulai menunjukan wajahnya sambil menatap dalam kearah sang kekasih."Merindukan ku?"
Ucap Jeno sambil tersenyum manis. Mark tidak merespon apapun, hanya semakin menarik sang kekasih agar semakin dekat dengannya."Mengapa kekasih kecil ku ini bisa ada di dalam mansion utama?"
Tanyanya sambil mengecup pipi gembil itu."Untuk balas dendam!"
Ucap Jeno dengan senyuman manisnya. Kening Mark berkerut, menatap bingung sang kekasih"Balas dendam?"
Jeno mengangguk, tangan mungilnya mulai bermain di area dada Mark.
"Kemarin saat pulang dari taman. Mereka menghadang ku dan hampir menampar ku"
Ucap Jeno dengan nada sedih yang dibuat-buatnya."Kenapa tidak memberitahu ku?"
"Tuan tidak ada!"
Bibir Jeno merengut lucu. Mark kembali menghela nafas, lalu menangkup wajah mungil itu dengan tangannya."Kau terluka?"
Jeno mengeleng pelan.
Alasan mengapa Jeno pergi ke mansion. Agar ia bisa menjalankan aksinya yaitu menunjukan pada Mark jika para simpanannya sangatlah jahat. Ia ingin Mark menghukum mereka karena melihat kejahatan mereka dengan kedua matanya sendiri. Karena Mark tidak akan pernah mau menghukum seseorang jika tidak melihat dengan kedua matanya sendiri kejadian itu. Apalagi para simpanannya pasti bisa berbohong. Jeno ingin menyiksa mereka secara perlahan karena hanya Mark yang bisa melakukan itu, dan sepertinya Jeno berhasil.
VannoWilliams
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA (MarkNo)
Teen FictionJeno, seorang anak yang memiliki kepribadian ganda itu, seharusnya hanya menjadi korban pemuas nafsu seorang ketua mafia bernama Mark. Namun kenyataan lain mengubah semuanya. Saat sang ketua mafia itu tau jika anak manis itu adalah seseorang yang du...