part 41 🔞

3.3K 136 0
                                    

Jeno masih dalam posisinya sambil mengatur nafasnya yang cepat. Dia merintih pelan saat Mark menarik dua jarinya dan mencabutnya dari lubang Jeno. Mark tampak menanggalkan pakaian yang melekat di tubuhnya. Dia kini telanjang bulat dengan miliknya yang berdiri tegak melawan arah gravitasi. Jeno cukup kaget melihat ukuran ereksi Mark. Membuatnya khawatir akan nasib dirinya nanti.

"Magu. Besar sekali.."
Celetukan Jeno membuat Mark langsung menatap tajam dirinya. Sedangkan Jeno yang di tatap seintens itu, langsung menampilkan wajahnya yang mulai memerah malu.

"Ouhh sshhh"
Jeno tiba tiba tersentak pelan saat merasakan rasa dingin lubricant yang Mark berikan padanya.

Mark juga mengoleskan cairan itu ke miliknya yang masih setia menegang sejak tadi. Setelah dirasa cukup, Mark langsung menggesekan ujung miliknya ke lubang Jeno yang sedikit terbuka. Dia mengerang nikmat merasakan sensasi gesekan itu. Dia menginginkan lebih dan Mark mulai melesakan ereksinya ke dalam lubang Jeno secara perlahan. Tubuh Jeno kembali menegang dan bergetar.

"Akhhh Magu sakithh hnggg"
Suara Jeno pun bergetar. Anak itu sepertinya hampir menangis. Dari kedua tangannya yang meremas kuat seprai, Mark bisa menebak jika Jeno benar benar kesakitan.

"Tenang, sayang. Sakitnya tidak akan lama.."
Mark berusaha memberi rangsangan lain ke tubuh Jeno dengan mengelus lembut pinggang ramping itu. Pinggang favorit Mark. Mark bisa melihat tampaknya Jeno berusaha rileks namun wajah anak itu terbenam di kasur mereka. Mark kembali melesakan ereksinya agar bisa masuk lebih dalam ke dalam lubang sempit itu. Jeno kembali mengerang kesakitan.

Lubang itu begitu sempit dan meremas erat batang ereksi Mark. Itu nikmat dan membuat Mark tidak sabar untuk melakukan lebih. Akhirnya Mark menghentakan pinggulnya lebih kuat hingga ereksinya masuk lebih dalam ke lubang itu. Terbenam seluruhnya di lubang hangat Jeno. Mark menggeram nikmat. Rasanya bagai mimpi, dia kini menggagahi Jeno. Istri cantiknya.

"Aahhh Magu aahhh"
Desahan Jeno kini terdengar seperti rengekan. Mark sepertinya berhasil menumbuk titik manis itu lagi.

"Kamu akan mendapatkan yang lebih nikmat"
Ucap Mark sebelum mulai menggerakan pinggulnya. Menabrakan tubuhnya ke arah Jeno. Lubang sempit itu kembali memberi pijatan nikmat di batang ereksi Mark. Mark menyukainya hingga ia kini mengerang di sela nafasnya yang berat

"Aahhh aahhh Magu aahhh aahhh haaahhh aahhh"
Desahan Jeno teredam dibalik seprai. Tubuhnya kini tak lagi menegang. Jeno sepertinya mulai menikmati apa yang Mark lakukan padanya. Desahan anak itu berisik namun juga manis dan menggairahkan. Mark semakin gencar menambah kecepatan gerakan pinggulnya. Hingga desahan Jeno terdengar lebih sering. Bahkan anak itu sesekali menggeram dan mengerang.

"Ah! Jeno..!"
Mark menunduk dan memperhatikan tubuh Jeno yang terhentak hentak mengikuti gerakan pinggulnya yang semakin cepat.

"Ini nikmat, kan? Kamu menyukainya?"
Ucap Jeno dengan gerlingan nakalnya. Mark memegang pinggul Jeno dan menahannya pada posisinya saat dirasakannya pinggul Jeno turun. Mark kembali menggerakan pinggulnya, menghentakan miliknya masuk ke dalam lubang Jeno.

"Jawab Magu.."

"Diam, sayang"
Geram Mark menahan desahannya.

Jeno tampaknya butuh nafas karena ia kini mengangkat kepalanya.

"Ohhh Magu itu terlalu dalamhhh nghhhhh hnnghh"
Jeno kini mendesah setengah merintih saat Mark membenamkan seluruh batang ereksinya ke lubang Jeno dan membiarkannya. Membuat ujung milik Mark menekan prostat Jeno dengan kuat dan lama. Kini Jeno tak diam saja. Tubuhnya menggelinjang dan tampak ingin berontak dari tangan besar Mark yang memegang pinggulnya.

"Sangat dekaaat aaahhh"
Jeno lagi lagi orgasme. Tubuhnya bergetar dan bergerak tak nyaman. Mark membiarkan Jeno menikmati orgasmenya.

"Sudah dua kali?"
Ucap Jeno masih terengah. Mark tidak menjawabnya.

"Ini belum selesai"
Ucap Mark lirih.




































VannoWilliams

MAFIA (MarkNo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang