14. Dad and Sister

880 135 20
                                    

Setelah kelas selesai Sally langsung berlari menyusul Megan yang lebih dulu berjalan keluar kelas.

"Gan, tunggu!" Panggilnya.

Merasa namanya dipanggil, Megan menoleh kebelakang, dimana Sally yang pakai higheels agak kesusahan dalam mempercepat langkahnya menghampiri Megan

"Kenapa Sall?" Tanya Megan begitu Sally tiba dihadapannya.

Sally menyerahkan sebuah papper bag pada Megan "Jaket sama pakaian lo yang sempet gue pinjem, sorry baru balikin"

Megan terkekeh seraya menerimanya, ternyata Sally masih inget ngembaliin barangnya, dia kira barangnya beneran bakal ditilep sama itu cewek.

"Kirain gabakal dibalikin"

Mata Sally melotot, emangnya dia kayak temennya apa? Suka minjem-minjem barang kagak dikembaliin, apalagi minjem duit pas ditagih suka pura-pura amnesia.

"Enak aja, gue mah tau diri kalo minjem tuh bakal dibalikin" ujar Sally

"Iyadeh, ini udah dicuci belom?"

"Ya udah lah, itu gue cuci sendiri tau"

"Wadoh, kayaknya lo mulai belajar mendalami peran ya?" Tanya Megan terkekeh pelan.

"Peran apa?"

"Peran jadi ibu rumah tangga"

Sally menggeplak pundak cowok itu pelan, ia juga ikut tertawa mendengarnya.

Megan melirik jam tangannya, ia harus segera pulang karena mamanya meminta Megan membantunya masak, agak aneh. Tapi wanita paruh baya itu maunya dibantu sama Megan, bukan sama asisten rumah tangga.

Eits, jangan salah, gini-gini Megan jago tau, iya, jago ngehancurin dapur maksudnya.

"Gue duluan ya Sall, nyokap nyuruh balik cepet nih" pamitnya.

"Mau kerumah sakit jiwa lagi?" Tebak Sally

Mendengar tebakan Sally membuat Megan tertawa kencang, Sally polos banget sih ngira dia kerumah sakit jiwa, kayak nggak ada tebakan lain aja.

"Enggak, Mama nyuruh bantuin masak"

"Hah?"

"Iya, nanti sore beberapa rekan bisnisnya mama mau bertamu kerumah, dan gue diminta buat bantuin mama masak" jelas Megan lesu, dia gak suka dan gak bisa masak.

"Wah, keren. Lo pasti sering masak bareng nyokap lo ya? Pasti lo bisa masak banyak makanan kan?" Tanya Sally, raut wajahnya sedikit sendu, kalau dia punya Mami pasti seru kali ya masak bareng?

Namun Megan malah berdecih dalam hatinya, boro-boro masak banyak jenis makanan, dia masak telor aja amburadul, kalo gak lengket diteflon ya palingan gosong.

Tapi, melihat raut sendu yang tercetak diwajah Sally membuat Megan jadi sedikit iba. Megan yakin pasti Sally lagi mikirin Maminya yang udah gak ada.

"Mau ikut?" Tanya Megan melenceng dari pertanyaan Sally barusan.

"Kemana?"

"Rumah gue"

"Ngapain?"

Megan menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Ya... main?"

"Mauuu!!!"

"Yaudah ayo" Megan tertawa dan merangkul pundak Sally menuju parkiran mobil

Sally melupakan sopir pribadinya yang pasti telah lama menunggunya pulang kuliah, tapi ya bodo amat lah ya, Sally gasuka dikekang. Dan ini juga bukan sekali dua kali dia ninggalin sopirnya dikampus.

Hot Spicy || Mark Lee Ft. TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang