24. Short

889 126 97
                                    

Begitu mereka sampai dirumah Megan waktu sudah menunjukkan pukul 23.00, jelas Mama megan pasti udah tidur.

Megan membawa Sally kekamarnya, sampai disana Sally langsung duduk termenung diatas ranjang cowok itu, sementara Megan sibuk ngobrak abrik lemarinya nyari baju buat Sally.

"Sall, kamu mandi dulu ya. Ini udah aku siapin pakaian" ucap Megan seraya meletakkan sepasang pakaian diatas ranjang disebelah Sally.

Sally menoleh pelan, dia masih sangat malu hanya bisa mengeratkan jas Megan ditubuhnya. Megan yang melihat Sally hanya diam ditempatnya ikut terduduk disebelah cewek itu.

"It's oke. Cuma aku yang liat" Megan ngusap pundak Sally pelan.

Tapi Sally malah menunduk dan kembali terisak "Tapi dia juga liat, hiks"

"Sall, yang penting dia belum sempet berbuat terlalu jauh sama kamu. Janji besok aku bakal kesana buat liat rekaman cctv nya. Biar kita tau siapa pelakunya"

"Jangan nangis lagi ya? Aku gak bisa liat kamu nangis kayak gini, aku ikutan sakit Sall" lanjut Megan, ia mendekap Sally yang duduk disebelahnya seraya mengusap air mata yang membasahi pipi Sally.

"Kamu gak jijik sama aku Gan?"

"Kenapa? Kamu itu korban Sall, kalo perlu besok aku bawa polisi kesana"

Sally menggeleng "Jangan, nanti urusannya panjang dan kalo sampe Daddy aku tau, dia bakal makin over protektif"

"Tapi kamu dilecehin Sall, aku gak mau kejadian yang dulu sempet nimpa kakak aku sekarang harus kejadian sama kamu juga"

Megan ngelepas pelukannya dan beralih menangkup wajah Sally "Aku pernah gagal jadi pelindung buat kakak aku, sekarang aku gak mau gagal buat yang kedua kalinya. Hubungan kita emang belum terlalu lama, tapi aku bener-bener tulus sama kamu Sall"

"Nanti kalau kamu udah siap, kamu bisa ceritain semuanya sama aku, okey?" Lanjut Megan, sedangkan Sally hanya menganggukinya.

******

Sally keluar dari kamar mandi sudah terlihat lebih segar memakai pakaian yang Megan berikan. Sementara Megan sendiri masih memakai kemeja dan celana yang tadi, ia hanya membuka dua kancing teratas dan menggulung lengannya hingga sebatas siku.

Megan tiduran diranjang kamarnya. Bisa Sally rasakan kalau cowok itu memang benar-benar khawatir padanya, karena tatapan matanya yang terlihat kosong tengah menatap langit-langit kamarnya.

"Gan?"

"Udah selesai?" Megan menoleh lantas tersenyum waktu ngeliat Sally jauh lebih baik daripada barusan.

Setelahnya ia menepuk ranjang disebelahnya, mengisyaratkan Sally agar ikutan tidur disana, Sally menurut, dia ikut rebahan disamping Megan dengan lengan cowok itu sebagai bantalnya.

"Tidur, udah malem" Megan langsung memejamkan matanya, meski sebenarnya banyak hal yang berkecamuk difikirannya.

"Jangan tinggalin aku ya Gan?"

Ucapan Sally kembali membuat Megan membuka matanya, dia langsung menoleh kesamping dimana Sally sekarang lagi natap Megan dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Kenapa bilang gitu?"

"Aku gak tau kalo tadi kamu gak dateng, mungkin aku..." Sally gak melanjutkan ucapannya karena tangis yang tersendat ditenggorokannya

"Sstt, gausah dibahas. Aku gabakal ninggalin kamu. Sekarang tidur ya?"

Megan beralih tidur menyamping dan kembali mendekap Sally, tangannya mengusap kepala cewek itu sampai Sally tertidur. Megan paham yang Sally butuhkan sekarang cuma rasa aman dan nyaman, Megan sendiri gak nyangka akan apa yang terjadi hari ini, hatinya ikutan sakit saat melihat Sally dilecehin kayak gitu. Bahkan Megan aja belum pernah ngeliat Sally naked kayak tadi.

Setelah Sally tidur, pelan-pelan Megan ngelepas pelukannya. Dia berdiri dari ranjang dan berjalan kearah pintu balkon kamarnya, gak lupa ngambil rokok dan korek sebelumnya yang ada diatas nakas.

Udara dingin menyeruak masuk kedalam kamarnya waktu Megan buka pintu balkon, dia beralih duduk diatas kursi yang memang ada disana, Megan menyalakan sebatang rokoknya dan menikmati sepinya malam sendirian seraya memijit pelipisnya pelan.

Sejak tadi ponselnya terus berdering, notifikasi panggilan dari teman-temannya silih berganti masuk, tapi Megan malas mengangkat panggilannya, dia lagi gak pengen diganggu.

Cukup lama Megan termenung seorang diri ditemani sunyinya malam dan kelap kelip bintang diangkasa, batang demi batang rokok habis ia hisap demi melampiaskan emosinya, Megan penasaran siapa kira-kita pria yang berani coba-coba buat perkosa Sally barusan.

Hingga ia merasa sepasang tangan melingkar dilehernya dari belakang dan seseorang tengah menopang dagu pada pundak kirinya.

"Sall?"

"Hm?"

"Kok bangun?"

"Harusnya aku yang nanya, kenapa kamu bangun?"

"Aku gabisa tidur"

Sally beralih duduk disebelah Megan, ia menyandarkan kepalanya dibahu cowok itu dengan mata setengah terpejam menahan ngantuk

"Don't worry about me, i'm okay as long as i'm with you" ucap Sally kemudian

Megan mengusap pipi Sally yang terasa dingin "Sall, am i wrong if i said that i really love you right now?"

"I don't wanna lose you" lanjutnya

Sally malah kembali menitikan air mata saat mendengar Megan berucap demikian, katakanlah dia cengeng hari ini karena memang kejadian buruk yang menimpanya sangat memalukan.

"Gan, aku bersyukur karena dari sekian banyaknya orang didunia ini, aku diizinin buat kenal sama kamu, for me it's enough than anything"

Megan tersenyum tipis, ia menggenggam jemari Sally yang terasa dingin "Jangan nangis, aku bener-bener gak bisa liat kamu nangis. Lebih baik kamu nyebelin tiap hari, lebih baik aku denger kata-kata pedes kamu tiap hari daripada aku harus liat kamu nangis kayak gini"

"Aku cuma takut gimana kalo nanti orang itu coba buat ngelakuin hal yang lebih buruk Gan? Dia ngancem aku"

Alis Megan mengerut "Maksud kamu?"

"Dia orang terdekat kita, dia tau kita punya hubungan dan dia nyuruh aku buat lepasin kamu"

"Kamu tau ciri-ciri awalnya sebelum pake topeng? Aku bener-bener susah nebak karena perawakannya banyak yang kayak temen aku" ucap Megan.

Sally menggeleng "Tapi yang aku tau, sebelum dia ngebekap mulut aku didepan toilet dia pake kemeja item panjang tanpa jas"

Megan terdiam, ia mengingat beberapa orang yang pakai kemeja hitam hari ini. Tapi yang tau Megan punya hubungan sama Sally siapa? Dia gak pernah cerita ke siapapun perihal hal itu karena memang itu cuma rahasia mereka berdua.

"Hario?" Gumam Megan yang tak sengaja ikut didengar oleh Sally.

Megan menatap Sally yang masih menyandar dibahunya "Cuma Hario yang sempet curiga sama kita"

"Tapi suaranya gak kayak Hario" jawab Sally yang membuat Megan mengurungkan tuduhannya, ia juga baru ingat kalau tadi Hario kan ada diparkiran sama Joni dan Doni.

"Apa jangan-jangan si Tian?"

"Itu bukan kak Tian"

Megan menghembuskan nafasnya gusar "Temen-temen aku yang pake kemeja item polos hari ini cuma Bang Theo, Bang Jay sama Bang Yuta. Bang Jovi juga si, tapi dia ada motifnya. Dan... masa iya si salah satu dari mereka?"

Entahlah, lagi-lagi fikiran Megan dibuat tidak tenang, apa mungkin temannya menjadi musuh dibalik selimut?

"Ayo tidur, nanti kamu masuk angin" Sally berdiri dari duduknya lantas menarik tangan Megan agar ikut berdiri dan kembali masuk kedalam kamar.

******

Aa cieee masih kepo ya? Kasian hahahaha. Yang tebakannya bener aku kasi hadiah dobel apdet🌚🌚🌚

Hot Spicy || Mark Lee Ft. TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang