Begitu sampai dirumahnya Sally duduk diruang keluarga bagai disidang oleh Daddynya, bahkan kakak keduanya ternyata sudah pulang dari luar negeri, tapi Sally malah tidak tau.
"Kamu denger Sally? Berapa kali Daddy bilang jangan suka kelayapan! Apalagi sama laki-laki yang gak jelas bibit bebet bobotnya" omel pria itu
"Hm" Sally hanya berdehem dengan malas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Agung Reganjaya, pria berusia 53 tahun itu tampak sudah lelah selama menasehati putri bungsunya yang sangat berbeda dengan kedua kakaknya, Sally mungkin sama pendiamnya dengan si sulung jika dirumah, tapi gak tau deh pak Agung anaknya gimana kalau diluar rumah.
Pria itu merasa Sally berubah semenjak kuliah, jadi suka keluyuran dan gak langsung pulang kalau habis kuliah. Makanya pergaulannya ekstra diperketat pemantauannya oleh Pak Agung.
"Mulai besok kamu gak boleh bawa mobil kekampus, kamu bakal dianter jemput sama supir pribadi"
Sally langsung menoleh tidak suka, emang Sally anak kecil apa?
"Gak bisa gitu dong Dad, aku kan udah gede, bukan anak SD yang harus dianter jemput segala!"
"Kalo gak diketatin kamunya makin ngelunjak kelayapan mulu! Contoh kakak-kakak kamu, mereka selalu nurut apa yang daddy bilang. Gak kayak kamu berontak terus!"
"Ah Daddy gak asik!" Sally merengut marah, ia melipat kedua tangan didepan dada dengan raut wajah dongkol
"Sekarang kamu mandi, trus siap-siap, kita mau ketemu keluarganya Tian"
"Kakak mana?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"Dikamarnya, udah sana buruan siap-siap"
Dengan langkah kesal Sally berjalan menaiki tangga menuju kamarnya dilantai atas, tak lupa dengan sedikit drama menghentak-hentakkan kakinya.
Begitu sampai dikamarnya ia langsung mandi dan merias diri seadanya, Sally gak mau tampil terlalu wah dalam pertemuan keluarga yang baginya gak penting ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sederhana dengan makeup naturalnya
Tak lama pintu kamarnya dibuka oleh seseorang, dan begitu ia menoleh
