Sudah rutinitas tiap jam istirahat pasti Bilal dan keempat temannya berkumpul dikelasnya sebelum ke kantin bersama.
Yuda pun tampak kesal melihat Bilal yang masih saja sibuk dengan latihan soal yang ada dimeja.
Satya yang sibuk menggoda gadis dikelasnya Bilal, serta Kai dan Tristan yang sibuk dengan game online mereka.
Mereka berlima dijuluki school prince disekolah karena postur tubuh dan wajah mereka yang terlihat seperti pangeran. Tak heran bila saat mereka berjalan selalu menjadi pusat perhatian sekitar.
Diantara mereka berlima Bilal lah yang paling dingin dan cukup irit dalam berbicara.
"Bil tumben hoodie lu ngga ganti?" Tanya Satya.
"Tadi pagi buru buru jadi ngga sempet," jawab Bilal.
Satya pun meraih hoodie Bilal, ia terlihat akan memakainya namun berhenti sejenak saat merasakan ada aroma aneh dihoodie tersebut.
"Lu punya cewek?" Tanya Satya tiba tiba pada Bilal yang sontak membuat temannya yang lain melihat kearah Bilal.
Mendengar ucapan tersebut Bilal sama sekali tidak terusik dan menjawab singkat pada Satya, "Ngga."
"Halah Bilal isi otaknya aja rumus semua mana mungkin punya cewek," ucap Yuda dengan nada mengejek.
"Bener banget hahahah." kompak Kai dan Tristan.
"Tapi ini hoodienya wangi parfume cewek anjirr," lanjut Satya
"Idung lu bermasalah kali sat," timpal Yuda.
"Nih lu pada cium sendiri dah," balas Satya.
Satya pun menyerahkan hoodie itu pada ketiga temannya.
"Lah iya wangi parfume cewek," ucap Kai.
"Akhirnya Bilal punya Cewek juga," ucap Tristan.
"Bentar tapi kok gue kek familiar ya ama wanginya, kaya pernah nyium dimana gitu," ucap Yuda.
Pemilik hoodie itu pun terlihat mulai terusik dengan obrolan teman temannya. Ia menarik paksa hoodie itu dari lengan Yuda.
Sepertinya aroma parfume Kayra masih tertinggal pada hoodie Bilal karena semalam dalam perjalanan Kayra yang tertidur sama sekali tak melepaskan pelukannya pada Bilal.
"Jadi anak mana nih cewek lu bil?" Tanya Satya sembari cengengesan.
"Dibilang gue ngga punya pacar, budeg ya lo semua." Tegas Bilal.
"Dah lah mending kita ke kantin aja gue laper banget nih." Ajak Yuda.
***
Kantin selalu penuh saat jam istirahat. Hal itulah yang membuat Kayra malas ke kantin saat jam istirahat, ia lebih sering memilih untuk beli cemilan di koperasi lalu memakannya di kelas.
Namun berbeda dengan hari ini ia terpaksa menuruti kemauan sahabatnya pergi ke kantin. Mereka berdua tampak celingukan mencari meja yang masih kosong, tapi sepertinya semua meja sudah terisi.
"eh kay itu ada tuh dipojok ujung sana yang kosong," ucap Deena.
"Males ah ada Yuda dia rese anaknya," jawab Kayra.
"Biarin aja si daripada kita makan nih mie ayam sambil berdiri, dahlah ayo," ucap Deena sambil jalan mendahului Kayra.
Pas sekali hanya tersisa 2 kursi disana dari total 7 kursi.
"Eh Deena ama Kayra sini duduk join bareng kita." Sapa Satya.
"Thanks sat." Jawab Deena.
Kayra duduk didepan kursi Bilal dan yang duduk disamping Kayra adalah Yuda, sedangkan Deena dia duduk disamping Satya.
"Tumben banget lu ke kantin, biasanya juga mendekem dikelas." Ledek Yuda sambil menyikut lengan Kayra.
"Berisik lu." Ketus Kayra.
Laki laki dihadapan Kayra sama sekali tak menggubris kehadirannya, ia masih sibuk menyantap batagor miliknya dan sesekali membaca buku yang ia bawa.
"Lu pada nyium aroma yang familiar gitu ngga sih," ucap Kai pada teman temannya.
"Eh iya kaya wangi yang ada di hoodie Bilal ngga sih," sahut Tristan.
"Iya bener gue juga nyium nih," timpal Satya.
"Kok keknya wanginya disamping gue ya," ucap Yuda.
Yuda pun refleks mengarahkan hidungnya seraya mengendus kearah seragam Kayra.
"Oh sekarang gue paham hahaha." Yuda tertawa.
"Pantes aja doi anteng ada cewek yang gabung disini hahaha," lanjut Yuda.
"Hah apaan si Yud? siapa yang anteng?" tanya Satya.
"Bentar nanti juga lu paham sendiri sat," jawab Yuda.
"Kay kemarin lu kemana balik sekolah?" tanya Yuda pada Kayra.
"Ngapain lu nanya nanya," jawab Kayra
"Yah sebagai sepupu yang baik jadinya gue perhatian sama lu," ucap Yuda.
"najis." sahut Kayra.
"Serius lu kemana kemarin? jalan ama cowok?"
"Iya ama cowok."
"Siapa cowoknya? Bilal?"
Bilal yang merasa namanya disebut pun langsung menatap ke arah yuda dengan tatapan dinginnya tentu saja.
"iya ama si alien," jawab Kayra.
"Aileen Kay bukan alien hahaha," sahut Satya.
"Lu ngapain ama dia, sampe wangi parfume lu nempel dihoodienya Bilal." Ledek Yuda.
"Gue cabut duluan." Pamit Bilal tiba tiba.
"Lah dia takut di intograsi jadinya kabur hahaha." Tawa Tristan yang melihat Bilal pergi.
Akhirnya Kayra pun menceritakan apa yang terjadi padanya dan Bilal, untung saja teman temannya langsung paham meski masih terus meledeknya.
Kayra pun pergi ke kelas duluan meninggalkan Deena bersama keempat laki laki yang Kayra bilang sinting itu.
Dari kejauhan Kayra bisa lihat ada laki laki yang menunggu didepan kelasnya. Ia sama sekali tidak memperdulikan hal itu, ia malah terus berjalan melewati laki laki itu sebelum ahirnya ia mendengar ucapan dari laki laki itu.
"Lu ngomong apa barusan ama temen temen gue?" tanya Bilal.
"Ya ngomong kalo lu pembimbing gue lah, emang lu ngarep gue ngomong apa? pasti lu ngarep gue ngomong kalo lu cowok gue gitu ya. jangan harap deh ogah gue pacaran ama kulkas berjalan kek lu," sahut Kayra dengan nada ketusnya.
Bilal hanya melirik mata Kayra dengan tatapan dinginnya, dan segera pergi meninggakan gadis itu.
Kayra benar benar selalu emosi saat berbicara dengan Bilal. Sampai ia pun memiliki julukan pada Bilal yaitu kulkas berjalan atau alien, ia memplesetkan nama belakang Bilal yang seharusnya Aileen tapi malah ia ganti jadi alien.
Ia sangat tidak mengerti pada karakter Bilal yang sangat dingin didepan semua orang, tapi ia bisa menjadi sangat manis dan hangat didepan Bundanya.
***
Jangan lupa vote sama komennya ya biar aku semangat nulisnya, Kalau kalian mau kasih kritik dan saran juga boleh banget dm aku☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilal Aileen | Beomgyu
Teen FictionIni kisah tentang laki-laki bernama Bilal Aileen. -- "Jangan kemana-mana ya gue mau tidur, lo disini aja temenin gue." Pinta Bilal. Kayra menatap kedepan, lebih tepatnya kearah lapangan basket didepannya, "lo kenapa sih aneh banget dari semalem, m...