Part 16

38 23 22
                                    

Bilal, Satya, Tristan, dan Kai sudah berada diparkiran sekolah. Mereka belum masuk karena masih ada satu orang yang ditunggu. Tentu saja Yuda yang mereka tunggu.

Kelimanya memang memiliki kebiasaan untuk saling menunggu jika ada salah satu dari mereka yang belum datang, yang ditunggu pun akhirnya muncul.

Pagi ini Yuda menepati janjinya untuk berangkat bareng Kayra.

Sepertinya luka gadis itu masih sama seperti kemarin atau bisa dibilang belum ada perubahan yang signifikan. Lututnya masih dibalut dengan perban seperti kemarin.

Yuda membantu Kayra turun dari motornya, gadis itu masih sering meringis kesakitan karena lukanya yang perih.

"Pelan-pelan aja." Kata Yuda yang masih membantu Kayra turun dari motornya.

Keempat lelaki didepannya memperhatikan mereka dengan tatapan kepo.

"Kaki lo kenapa Kay?" Tanya satya.

Bukan Kayra yang menjawab, tapi Yuda lah yang menjawab pertanyaan Satya.

"Biasa abis drama kemarin jatoh dari sepeda,"

"Ada-ada aja kelakuan lo kay," ucap Kai.

Bilal hanya menyimak obrolan teman-temannya, sambil memperhatikan Kayra.

"Kay lo di UKS aja ya, ngga usah ikut upacara." Pinta Yuda.

Kayra menatap Yuda ragu, "Tapi..."

"Nurut aja kenapa si!" Yuda menekankan nada bicaranya.

"Yaudah cepetan masuk, nanti keburu mulai tuh upacara." Ajak Tristan.

Yuda memapah Kayra jalan, tangan kanannya ia kaitkan dibahu gadis itu. Sedangkan tangan kiri Kayra ia kaitkan kepinggangnya.

Mereka berdua jalan lebih dulu, dan disusul yang lain dibelakangnya.

"Nggak usah cemburu, Yuda kan emang sepupunya." Satya menepuk bahu Bilal.

Tak ada respon dari Bilal, ia masih terus diam tanpa sepatah kata.

Sebelum upacara dimulai Yuda mengantarkan Kayra ke UKS terlebih dahulu.

"Nanti kelar upacara gue kesini lagi jemput lo," ucap Yuda.

"Makasih ya, maaf jadi ngerepotin lo Yud."

Yuda mencubit pipi Kayra gemas, "Santai."

Yuda berlalu meninggalkan Kayra sendiri di UKS.

Kayra tak merebahkan tubuhnya diatas kasur, ia hanya duduk dipinggirannya. Kakinya masih terasa nyut-nyutan.

Mengusir rasa bosan gadis itupun membaca sebuah novel yang ada dimeja samping kasur, entah milik siapa novel itu.

Tasnya sudah Yuda taruh dikelas tadi, jadi gadis itu ke UKS dengan tangan kosong.

Upacara sudah selesai, namun Yuda belum juga datang menjemputnya. Sekitar 15 menit gadis itu menunggu Yuda.

Akhirnya ia pun memutuskan ke kelas sendirian, ia bangun perlahan. Melangkah dengan sangat hati-hati.

Tangannya memegang tembok agar badannya tetap seimbang dan tidak jatuh.

Sedihnya saat gadis itu sampai didepan pintu ia malah jatuh, dan kesulitan untuk bangun.

Sialnya lagi tidak ada satu pun orang yang lewat, semua siswa tampak sudah berada dikelasnya masing-masing.

Ia berulang kali mencoba untuk bangun, tapi selalu gagal. Matanya berkaca, menahan rasa sakitnya.

Bilal Aileen | BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang