Part 17

54 28 46
                                    

Yuda sudah siap mengantar sepupunya pulang, begitupun Kayra yang sudah naik ke motor Yuda.

Belum sempat Yuda melajukan motornya, kesialan pun terjadi padanya.

"Yud itu ban belakang lo bocor," ujar Satya.

Yuda langsung menoleh kearah ban belakangnya, "Lah iya bocor."

"Duh mana gue harus nganterin Kayra lagi."

"Lo semua ada yang bisa nganterin Kayra pulang ngga? Gue mau ke bengkel dulu soalnya," tanya Yuda pada keempat temannya.

"Yah sorry Yud gue harus nganterin adek gue les," ucap Kai.

"Gue juga mau nganter nyokap belanja bulanan lagi," ucap Tristan.

"Gue juga ada janji sama dokter hewan, mau nganterin dio," ucap Satya.

Kalau kalian tanya dio itu siapa? Dio itu landak mini peliharaannya Satya.

Semua mata menatap Bilal, kecuali Kayra. Bilal pun mengerti maksud dari teman-temannya.

"Kayra biar balik sama gue aja," tutur Bilal.

Yuda melihat kearah Kayra, "Gapapakan Kay?"

"Gue sih oke aja kalo ngga ngerepotin," sahut Kayra.

"Yaudah titip Kayra ya." Kata Yuda.

Bilal mengacungkan jempolnya. Ia membantu Kayra turun dari motor Yuda, dan pindah naik ke motornya. Gadis itu menaruh kedua lengannya dipundak Bilal.

"Yang bener pegangannya," tutur Bilal pada gadis dibelakangnya.

"Ini udah bener," sahut Kayra.

"Gue duluan ya, dadah semua." Pamit Kayra.

Motor Bilal pun melaju keluar sekolah, namun baru sampai depan halte sekolah ia memberhentikan motornya kembali.

Kayra yang kebingungan kenapa Bilal tiba-tiba berhenti, "Kok berenti?"

"Gue bilang pegangannya yang bener,"

"Ini kan udah bener."

Bilal menancap gas motornya cukup kencang. Hingga membuat Kayra hampir terjungkal kebelakang, untung saja refleks gadis itu langsung memeluk Bilal.

Bilal tersenyum dibalik helmnya, "Nah ini baru bener."

"Modus lo." Omel Kayra.

"Jangan dilepasin atau lo balik sendiri." Kata Bilal.

"Kok ngancam?"

"Biarin."

Langit sore ini pun cukup cerah. Jalanan juga cukup sepi padahal ini hari senin, biasanya jalanan selalu macet dihari senin sore.

Semakin hari Bilal dan Kayra pun terlihat semakin akrab, seperti tidak adalagi kata awkward diantara keduanya.

Mereka sudah hampir sampai ke rumah Kayra. Namun dipertigaan jalan yang seharusnya belok kanan, Bilal malah belok kiri.

"Eh kok belok kiri? Kan harusnya kanan." Kayra kebingungan.

"Kita ke dokter dulu." Kata Bilal.

"Ngapain?"

"Periksa kaki lo lah, masa service motor gue."

Tanpa sadar gadis itu menenggelamkan wajahnya dileher Bilal, "IH NGGA MAU!"

"GELI KAYRA! ngomongnya jangan deket leher."

"Eh iya maaf refleks hehe," gadis itu tertawa.

Bilal tersenyum melihat tingkah polos Kayra.

Bilal Aileen | BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang