Part 10

64 41 18
                                    

Koridor sekolah tempat terbaik setelah kantin bagi para siswa SMA Bakti Bangsa saat freeclass. Hari ini Guru-Guru mengadakan rapat kurikulum sehingga para Siswa dibebaskan kemana saja asalkan masih di area sekolah.

Angin sejuk menerpa kedua gadis yang kini berada di koridor menonton Bilal dan kawan kawan bermain basket.

"Kalo diliat liat Satya cakep juga ya,"

"Apalagi kalo udah senyum, manisnya itu loh." Lanjut Deena.

Mata Kayra membulat mendengar ucapan Deena barusan.

"Nih gue ngga salah dengerkan Deen,"

Deena tak menjawab ucapan Kayra, ia sibuk memperhatikan Satya yang sesekali melihat kearahnya lalu tersenyum.

"Sakit nih bocah keknya." Ucap Kayra melihat prilaku sahabatnya.

Tidak hanya Kayra dan Deena yang sedang menonton mereka bermain basket. Ralat, mungkin hanya Deena yang menonton karena Kayra sejak awal hanya sibuk dengan ponselnya. Sampai ia tidak menyadari saat Bilal menatap kearahnya.

Banyak siswi lain juga yang menonton mereka bermain basket, bahkan ada yang terang terangan memberikan minum dan meneriaki nama mereka layaknya selebriti.

Kai disusul dengan yang lain kecuali Bilal melangkahkan kakinya kearah kedua gadis itu. Mereka kini duduk bersama di koridor.

"Bilal lu mau kemana?" Tanya Yuda saat melihat temannya berlalu begitu saja.

"Perpus." Jawab Bilal singkat.

"Tuh bocah apa otaknya ngga meledak ya belajar mulu," ujar Satya.

"Nggalah kan kapasitas otaknya beda ama punya lu Sat," sahut Kayra.

"Adeuhhh ngebela," kompak Kai dan Tristan.

"Ekhmmm," ledek Yuda.

"Seumur umur gue temenan ama Kayra baru sekarang gue liat dia ngebelain orang." Deena tertawa.

"Deen kok lu jadi ikut ledekin gue sih,"

"Hehehe sorry bestie."

Obrolan obrolan random pun terus terjadi diantara mereka, Satya yang berusaha membuat jokes tapi hasilnya selalu garing.

"Btw guyss 2 hari lagikan Bilal ultah tuh ... kita ngga ada niat ngasih kejutan gitu," ucap Kai.

"Haruslah! Enaknya dikerjain apa ya." Tristan tampak berfikir.

"Tapi kek bosen gitu ngga sih tiap tahun kita rayainnya berlima doang." Keluh Satya.

"Lu berdua ikutan dong," Yuda melirik Kayra dan Deena.

"Gue sih ayo aja, lu gimana Kay?" Sahut Deena.

"Hmmm.. boleeh deh." Jawab Kayra.

Kembali keobrolannya kini mereka membahas soal kejutan ulang tahun Bilal. Sebenarnya tiap tahun mereka hanya melakukkan hal hal sederhana saat Bilal berulang tahun, tapi justru yang sederhana itu terasa lebih indah dan memiliki makna.

"Oke jadi dirumah dia aja ya," ujar Yuda dan semua temannya pun langsung mengangguk setuju.

"Dah ah gue cabut duluan ya." Pamit Kayra.

"Kemana Kay?" Tanya Deena.

"Kemana mana hatiku senang." Jawab Kayra sambil tertawa.

"Udah biarin aja, palingan mau ngebucin ama si Bilal." Ujar Satya.

***

Diruang musik terlihat siswa laki laki sedang memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Seperti sudah ahli siswa itu memetik senar gitar tanpa ragu. Tampaknya ia mulai bosan hingga menaruh gitar itu pada tempatnya.

Ia memilih duduk dipojok ruangan yang tak bisa terlihat oleh siapapun dan memasangkan earphone dikedua telinganya, memutar lagu kesukaannya dengan volume full hingga ia tak bisa mendengar apapun selain lagu yang diputarnya.

klekk...

Suara pintu terbuka, seorang siswi memasuki ruangan dan langsung merebahkan tubuhnya disoffa yang berada diruang musik.

"Akhirnya bisa rebahan juga, tidur enak kali ya." Kata siswi tersebut.

Ia kini memejamkan matanya, "Kapan lagi bisa tidur diruang musik kan." batinnya.

Keduanya sama sekali tak menyadari keberadaan satu sama lain. Siswa laki laki yang masih sibuk mendengarkan lagu dengan earphone dan Siswi perempuan yang mungkin sudah masuk ke alam mimpi.

Sampai siswa itu beranjak bangun dari tempatnya dan matanya menatap soffa tempat siswi itu tidur.

"Kayra ..." Kata Bilal.

Ya, siswa itu Bilal dan siswi itu Kayra. Kebetulan sekali bukan, seperti sebuah ketidak sengajaan yang direncanakan oleh Tuhan pada mereka.

Bilal mendekati soffa itu dan memastikan jika gadis itu benar Kayra. Posisinya kini sudah disamping soffa, matanya masih terus memperhatikan gadis yang sedang tertidur itu.

Sebuah senyuman yang tanpa ia sadari terukir saat melihat Kayra tertidur. Seperti terhipnotis pandangannya tak beralih sama sekali dari wajah Kayra. Memikirkan kapan gadis ini masuk dan tertidur disini.

Kayra pun sepertinya benar benar nyenyak sampai tak menyadari kehadiran Bilal yang masih menatapnya sampai saat ini.

Sesekali Bilal merapihkan rambut yang menutupi wajah gadis itu, "cantik" itulah yang ada dibatinnya saat ini.

"HAHAHAHAHA." terdengar suara orang tertawa dan tak lama pintu pun terbuka.

Semua mata yang baru masuk itu membulat seperti tak percaya apa yang sedang mereka lihat.

"Bilal, Kayra lu bedua ngapain beduan disini?" Tanya Tristan.

Yuda, Satya, Kai, dan Tristan lah yang baru saja masuk tadi.

"lu ngapain nanya sih, dah kita keluar aja ngalah." Kata Yuda.

"Ngga usah mikir yang aneh aneh lu semua gue ama Kayra ngga ngapa ngapain disini." Bilal membela dirinya.

Tidur Kayra sepertinya mulai terusik karena suara mereka. Gadis itu membuka matanya dan ikut kaget dengan suasana yang ada, karena seingatnya tadi ia hanya sendirian disini. Matanya juga membulat saat melihat Bilal disampingnya.

"Kok jadi rame perasaan tadi-" Ucap Kayra.

"Perasaan tadi cuma berdua, gitu kan Kay maksudnya." Ledek Satya.

"HAH?" Kayra masih coba mencerna apa yang terjadi sebenarnya.

"Lu dicariin Deena." Bilal berbohong pada Kayra, tujuan Bilal berbohong itu agar Kayra segera pergi dan tidak salah paham.

"Oh, oke deh gue cabut ya." Pamit Kayra.

Selepas Kayra keluar teman teman Bilal sangat puas meledekinya, Bilal hanya bisa mendengus kesal saat melihat hal itu.

"Aduhh Bilal dah gede ya sekarang," ujar Yuda.

"Pantes aja dicari ke perpus ngga ada ternyata lagi ngebucin disini," lanjut Satya.

"Cerita dong lu ngapain tadi ampe Kayra tidurnya pules begitu," Kai tertawa.

"Ngga pernah deketin cewek sekalinya ngedeketin langsung primadona sekolah," ledek Tristan.

"BISA DIEM NGGA LU SEMUA!" Tegas Bilal.

"HAHAHAHAHAHAHA." Keempat temannya pun kompak tertawa.

***

Jangan lupa vote sama komennya ya biar aku semangat nulisnya, Kalau mau kasih kritik dan saran juga boleh banget DM aku☺

Bilal Aileen | BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang