Wanita berusia sekitar empat puluh tahunan itu berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Didepan kamar putri tunggalnya, Kayla melihat seorang remaja laki-laki yang wajahnya sudah tak asing berdiri didepan pintu seraya memperhatikan kedalam kamar.
Remaja itu menundukan kepalanya, jemarinya mengepal. Bahkan dari jauh pun Kayla bisa merasakan kesedihan pada remaja itu.
Kayla menepuk pelan bahu remaja itu, "Bilal."
Bilal menoleh dan menampilkan senyumnya, namun sorot matanya masih terlihat sangat sendu.
"Kenapa diam diluar, ayo masuk!" Ajak Kayla.
Bilal menggeleng, "Maaf tante, saya nggak bisa."
"Tolong jangan bilang Kayra kalau tante lihat saya disini." Lanjut Bilal.
"Kalian berantem?" Tanya Kayla.
Tak tahu harus menjawab apa, Bilal akhirnya memilih berpamitan pada Kayla.
***
Seorang gadis dengan rambut kucir kuda baru saja keluar dari mobil sedan hitam. Setelah 5 hari tidak mengikuti kegiatan sekolah, Kayra akhirnya kembali menginjakan kakinya di sekolah. Dua hari ia habiskan di rumah sakit dan tiga hari beristirahat di rumah.Tangannya melambai pada mobil sang Mama yang mulai menjauh. Kakinya mulai melangkah, namun langkah itu terhenti saat melihat sebuah motor besar berwarna hitam memasuki area parkiran. Motor yang sudah sangat ia hafal, motor yang tak asing lagi baginya.
Mata Kayra kembali memanas saat melihat tak hanya Bilal yang ada diatas motor itu, tapi ada Naya juga. Kayra terus mematung dengan mata yang terus memandang sepasang remaja dihadapannya, sampai akhirnya tatap Kayra dann Bilal bertemu. Kayra kembali merasakan dinginnya tatapan Bilal saat menatapnya, ia benci ditatap dingin seperti itu. Tanpa disadari setetes cairan bening terjun dari mata indah Kayra.
Sebuah tangan yang tiba-tiba menepuk pelan bahu Kayra membuat gadis itu dengan cepat menyeka air matanya. Ia berbalik untuk melihat siapa yang menepuk pundaknya. Senyuman langsung terlihat saat Kayra membalikan tubuhnya. Senyum yang begitu hangat, dan sorot mata yang teduh.
Kayra membalas senyum laki-laki dihadapannya, "Hai, Kai."
"Lo nangis?" Kai sempat melihat saat Kayra menyeka air matanya.
"Hah? nggak kok," sahut Kayra dengan senyum canggung.
Kai tak percaya begitu saja dengan ucapan Kayra. Ia mengikut arah pandang Kayra sebelumnya, dan medapati Bilal sedang bersama Naya. Saat itulah Kai menyadari apa yang membuat air mata gadis didepannya turun.
Kai menyodorkan sebuah paper bag pada Kayra, "Nih, kemarin Hana sama nyokap gue abis bikin kue. Terus Hana mau lo nyobain kue buatan dia."
Kayra tersenyum, "Makasih ya,"
"Mau ke kelas bareng?" Tanya Kai.
Kayra hanya mengangguk. Mereka berjalan menyusuri lorong menuju kelas. Begitu sampai didepan pintu kelas Kayra langsung disambut dengan teriakan Deena. Sedangkan Kai juga memasuki kelasnya, 11 IPA 1 yang letaknya tepat disamping kiri 11 IPA 2.
"KAYRAAA!" Deena berhambur memeluk sahabatnya.
"Gue kangen banget sama lo." Ucap Deena dalam pelukannya.
"Lebay lo." Kata Kayra seraya memutar bola matanya.
Deena memasang tampang sinisnya, "Masih untung ada yang kangen sama lo."
Kayra tak menjawab, ia hanya berjalan menuju kursinya. Gadis itu sedang malas berbicara. Kayra meletakkan kue pemberian Kai diatas meja, dan langsung mengundang tatapan Deena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilal Aileen | Beomgyu
Teen FictionIni kisah tentang laki-laki bernama Bilal Aileen. -- "Jangan kemana-mana ya gue mau tidur, lo disini aja temenin gue." Pinta Bilal. Kayra menatap kedepan, lebih tepatnya kearah lapangan basket didepannya, "lo kenapa sih aneh banget dari semalem, m...