Part 8

81 57 19
                                    

"Cewek lu cantik juga," ucap Malvin sambil menatap Kayra dengan tatapan brengseknya.

"Hai aku Malvin, nama kamu siapa?" Sapa Malvin pada Kayra sambil mengulurkan tangannya.

Belum sempat Kayra menjawab sapaan Malvin, Bilal pun langsung merangkul pinggang Kayra dengan posesif. Kayra langsung menatap Bilal dengan tatapan aneh dan penuh tanda tanya apa maksud Bilal sebenarnya.

Malvin hanya menatap sinis Bilal dan berlalu pergi meninggalkan Bilal yang masih merangkul Kayra.

"Mantap temen gue yang ini tuh emang ngga pernah ngecewain." puji Yuda seraya menepuk bahu Bilal.

"Btw ekhmmm," Satya melirik lengan Bilal yang masih merangkul gadis disebelahnya.

"Beneran dah jadi bulol keknya," ucap Tristan.

"Itu tangan lu ngapa nempel mulu dipinggang Kayra, ada lemnya kah?" Ejek Kai.

Gadis itu pun menyadari maksud perkataan teman teman Bilal, ia pun langsung mengusir paksa lengan Bilal dari pinggangnya.

"Modus banget sih lu." Ketus Kayra pada Bilal.

"Anterin gue balik buruan!" Lanjut Kayra.

"Lu ngga mau balik ama gue aja Kay?" Tanya Yuda.

"Ngga." Jawab Kayra singkat.

"Asik banget sepupu gue dah punya pawang sekarang."

Kayra dan Bilal kompak menatap tajam Yuda dan dibalas oleh tawa khas Yuda.

"Gue nganterin Kayra dulu." Pamit Bilal.

"Hati hati ya couple baru gue." Ejek Kai

Bilal menaiki motornya begitupun juga Kayra. Kali ini gadis itu tidak berpegangan dipinggang Bilal lagi, aneh rasanya terlalu canggung.

Entah bagaimana perasaan gadis itu tapi ia senang saat teman teman Bilal mengejek mereka berdua tadi, ia juga senang saat Bilal merangkul pinggangnya saat Malvin mengajaknya berkenalan.

Apa mungkin Kayra jatuh cinta?

Gadis itupun sampai didepan rumahnya dan segera turun dari motor, Bilal melepaskan helmnya seraya merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan. Kayra menelan salivanya lalu berkata "ganteng" dalam batinnya.

"Thanks udah bantuin gue." Ucap Bilal tapi masih dengan tatapan dingin dan sulit dibaca.

"Permintaan pertama lu ngga boleh natap gue dingin pas lagi ngobrol sama lu. Lu juga ngga boleh ngomong pake nada dingin kalo ngomong sama gue." Pinta Kayra.

"Sementara itu dulu permintaan gue, nanti sisanya gue pikirin lagi." Lanjut Kayra.

Gadis itu mengingatkan Bilal pada perjanjiannya tadi bahwa Bilal akan menuruti 3 permintaan untuknya apapun itu.

Ia sedikit risih bila ada seseorang yang menatapnya atau berbicara dingin padanya.

Bilal hanya menganggukan kepala saat mendengar permintaan gadis didepannya itu.

"Coba sekarang senyum," Ucap Kayra sambil memeragakan senyuman.

"Cepet senyum!"

Akhirnya Bilal pun tersenyum dan menatap mata Kayra. Detak jantung gadis tiba tiba terasa lebih cepat saat Bilal tersenyum kearahnya.

Sepertinya benar bahwa gadis itu jatuh cinta pada pembimbingnya.

***

"Deen tanda kita lagi jatuh cinta tuh gimana sih?" tanya Kayra pada teman sebangkunya

Yuda yang tengah minum juss didepannya langsung menyemburkan juss yang sudah masuk ke mulutnya. Kayra dan sepupunya itu memang satu kelas.

"Ih Yuda jorok banget sih lu." Kayra mendelik.

"Yah lagian gue kaget ama pertanyaan lu,"

"Pergi dah lu keluar sana biasanya juga kalo istirahat dikantin ama temen lu."

"lu naksir siapa emang sih? Bilal?" Tebak Yuda.

"HAH LU NAKSIR BILAL KAY?" Deena terkejut.

"Apaan sih lu bedua siapa juga yang naksir kulkas berjalan kek dia."

"Hahaha iya iya percaya deh lu ngga naksir Bilal." Sahut Deena.

Orang yang mereka bicarakan pun datang bersama dengan ketiga temannya yang lain. Mata Kayra dan Bilal pun bertemu hingga terjadi saling tatap antara mereka. Lagi lagi gadis itu merasakan ada yang aneh didadanya saat mata mereka bertemu.

"Siang Deen ini gue bawain cireng buat lu tadi dari kantin." Goda Satya.

Teman temannya pun langsung mendelik menatap Satya seakan ingin muntah.

"Sirik banget sih lu semua." Ucap Satya saat melihat reaksi temannya.

"Lu semua ngapain kesini sih berisik tau ngga jadinya." Omel Kayra.

"Kalo gue, Tristan, Satya sih mau nyamperin Yuda tapi kayanya kalo Bilal mau nyamperin lu Kay," sahut Kai sambil cengengesan.

Bilal sama sekali tak menanggapi ucapan Kai, lelaki itu kini duduk dikursi kosong sebrang Kayra. Gadis itu melirik kearah Bilal sebentar.

"Bilal." Panggil Kayra, Bilal menoleh kearah gadis yang memanggilnya dengan tatapan datar.

"Nanti sore bimbingan?" Lanjut Kayra.

"Boleh kalo lu mau," jawab Bilal

Bilal benar benar menepati janjinya, ia tak lagi menatap dan berbicara dingin pada Kayra. Gadis itu sempat tertegun menatap sorot mata Bilal yang tak lagi dingin dan nada bicaranya yang melembut.

"Kenapa bengong?" Lanjut Bilal melihat gadis didepannya malah melamun.

"Ehh ngga siapa yang bengong, gue sih oke aja." sahut Kayra gelagapan.

krukkk... krukkk... krukkk suara cacing diperut Kayra berbunyi cukup kencang hingga membuat lelaki disebrangnya bisa mendengar suara cacing itu.

Bilal menyodorkan sebuah susu strawberry pada Kayra dan mengatakan "Lu belum makan? nih minum dulu buat ganjel perut."

Gadis itu kembali tertegun sebelum akhirnya meraih susu tersebut, ia sama sekali apa maksud dari perhatian Bilal padanya ini.

"Duh gue berasa lagi liat adagen didrakor kalo gini," ledek Deena.

"Tapi kok gue ngerasa nada ngomongnya Bilal agak beda ya kalo ama Kayra." Ucap Yuda.

"Bener banget biasanyakan dia kalo ngomong ama kita kita nadanya dah kek mau nerkam kita semua," ejek Kai.

"Belum lagi sorot matanya dah kek dikutub utara dingin banget," timpa Tristan.

"Teriverifikasi bucin sih kalo begini," ucap Satya yang diakhiri dengan pecah tawa teman temannya.

"NGGA JELAS TAU NGGA LU SEMUA." teriak Kayra yang pipinya sedikit memerah akibat salah tingkah.

Bilal yang biasanya menatap dingin Kayra saat gadis itu berteriak, tapi kali ini ia menatap Kayra dengan tatapan gemas sambil menahan senyumnya.

***

Jangan lupa vote sama komennya ya biar aku makin semangat nulisnya, kalau kalian mau ngasih kritik dan saran juga boleh banget dm aku☺

Bilal Aileen | BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang