Part 7

76 55 12
                                    

Ramai, bising itulah yang bisa digambarkan dari situasi saat ini. Bilal sangat tak menyukai kebisingan apalagi ditambah ia harus mengingkari janjinya pada Bundanya.

Berulang kali ia membatin "Maafin Bilal ya bun, Bilal terpaksa ngelakuin ini lagi" dua hari lalu ia mendapatkan tanggihan dari rumah sakit untuk biaya pengobatan Bundanya dan jumlahnya pun cukup besar.

Tabungan Bilal pun sudah mulai menipis jadi mau tak mau ia harus melakukan balapan liar seperti ini lagi. Ia bisa saja meminta bantuan pada keempat temannya untuk masalah ini, tapi ia tak mau melakukan itu karena merasa selama ini ia sudah sering merepotkan mereka.

Dimana Ayahnya? Pasti itu yang jadi pertanyaan. Ayah Bilal masih hidup, tapi ia sama sekali tak menganggap laki laki itu  hidup. Ia sangat membenci Ayahnya.

Dua tahun lalu Sinta Bundanya Bilal didiagnosa Dokter menderita kanker otak stadium akhir, hal itu sangat menghancurkan hatinya. Dan saat yang bersamaan ia juga memergoki Ayahnya selingkuh.

Terbayang bukan sebenci apa Bilal pada Ayahnya, bahkan sampai saat ini pun Ayahnya sudah tidak peduli pada istri dan anaknya. Pria itu hanya mentransfer uang tiap bulan tanpa memperdulikan kabar istri dan anaknya.

Bilal sama sekali tak mau menggunakan uang yang Ayahnya berikan, ia tak mau berggantung pada pria bajingan itu lagi.

Kini Bilal telah bersiap ditengah arena bersama motornya, namun lawannya sama sekali belum terlihat.

"Cewek lu mana bil?" Ucap Adit salah satu panitia balapan.

"Cewek?" Bilal kebingungan.

"Iya cewek, emangnya Malvin ngga ngasih tau lu kalo peraturan malem ini harus bawa cewek buat dijadiin boncengan."

"Bangsat, kalau gue ngga bawa cewek gimana?" Tanya Bilal.

"Ya lu dianggap kalah dan harus bayar uang taruhannya," sahut Adit.

Tak lama Malvin muncul dan memberhentikan motornya disamping Bilal. Malvin adalah lawan Bilal malam ini sekaligus musuh terbesar Bilal.

"Hai Bro long time no see," sapa Malvin pada Bilal yang hanya ditanggapi dengan tatapan dinginnya.

"Kasih waktu gue 10 menit, gue bakal balik lagi." Ucap Bilal pada Adit.

"Oke." jawab Adit singkat.

Bilal menghampiri keempat temannya dan menjelaskan apa yang terjadi.

"Anjing kalo kaya gini sih lu dijebak namanya." Amarah Yuda pun meledak.

"10 menit dapet cewek dari mana coba," ucap Kai dengan nada melasnya.

Kelima lelaki itu pun tampak berfikir, Bilal tidak mungkin menyerah begitu saja.

Disebrang arena balapan pun terlihat seorang perempuan yang turun dari ojek online.

"lho kok berenti disini pak?" tanya gadis itu pada driver ojol.

"Kan emang disini neng, liat aja nih alamat yang nengnya pesen bener disini udah sesuai maps," sahut ojol itu.

"Pak maaf tadi kayanya salah ngetik alamat bisa ngga Bapak anterin Saya lagi? Ke alamat yang bener,"

"Duhh maaf neng ngga bisa saya udah dapet penumpang lain."

Gadis itu hanya bisa pasrah mendengar jawaban dari driver tersebut. Efek ngantuk membuat ia jadi salah mengetik alamat tujuannya dan berakhir ditempat yang tidak familiar untuknya.

Gadis  itu terus mendengus kesal dan meretuki dirinya sendiri.

"AAAAA BEGO BANGET LU KAYRA!" Teriak gadis itu.

Bilal yang merasa tak asing dengan teriakan itu segera melihat ke seberang jalan dan melihat seorang gadis yang tengah mengacak rambutnya frustasi.

"Kay." Bilal menepuk bahu Kayra, ia baru saja menghampiri gadis itu.

Kayra yang merasa ditepuk bahunya pun langsung menatap lelaki didepannya.

"Bilal lu ngapain di-" belum selesai Kayra bicara Bilal langsung memotong omongannya.

"Gue mau minta bantuan lu."

"Bantuan apaan?"

"Jadi boncengan balapan gue malem ini."

"Hah? balapan? LU GILA YA, gamau gue." Kayra menekan nada bicaranya.

"Kalo celaka gimana," lanjut Kayra.

"Gue sendiri yang bakal pastiin lu aman."

"Tapi ... " ucap Kayra ragu.

"Gue punya permintaan," lanjut Kayra.

"Permintaan?"

"Iya gue punya 3 permintaan yang ngga boleh lu tolak apapun itu."

"oke gue setuju." Tegas Bilal.

Bilal menghampiri keempat temannya dahulu sebelum kembali ke arena balap, semua terlihat kaget saat Bilal kembali bersama Kayra.

"Kayra?" Ucap Yuda.

"Ape lu." Sinis Kayra.

"Gue sama dia malem ini." Ucap Bilal pada teman temannya.

10 menit yang Bilal minta tadi kini telah berakhir dan ia pun kembali ke arena balap dengan Kayra. Jantung Kayra berdegub kencang, ia berfikir bahwa mungkin saja mereka bisa celaka dan mati malam ini.

Kayra masih saja memandangi motor Bilal, ia masih ragu. Sampai Bilal menggenggam tangannya sekilas tak ada kata tapi seolah Bilal meyakinkan Kayra bahwa semuanya akan aman dan baik baik saja.

Akhirnya ia menaiki motor Bilal.

"Pegangan!" Pinta Bilal.

Gadis itupun mengaitkan kedua tangannya dipinggang Bilal. Erat, ya pelukan Kayra pada Bilal sangat erat. Bilal bisa merasakan bahwa gadis itu masih terlihat ketakutan.

"Kalo lu takut tutup mata aja, buka mata lu pas ngedenger tepuk tangan dan motor gue berenti." Pinta Bilal pada Kayra, gadis itu pun menuruti apa yang Bilal katakan.

Tak lama intruksi balapan dimulai pun terdengar, Bilal melajukan motornya diatas kecepatan rata rata. Tentu saja namanya juga balapan.

Lelaki itu masih mendahului lawannya Malvin, ia terlihat seperti seorang profesional. Setiap Bilal membelokan motornya disitulah juga pelukan Kayra semakin erat.

Sampai akhirnya suara riuh tepukan tangan pun terdengar dan motor Bilal berhenti tepat digaris finish, barulah gadis itu membuka matanya. Wajah terlihat sangat pucat, ia masih belum bisa mengendalikan degup jantungnya.

"Hueee." Kayra memuntahkan semua makanan diperutnya. Perutnya terasa mual efek dari balapan tadi.

Dengan sigap Bilal memberikan Kayra sebotol air mineral yang langsung diraih oleh gadis itu. Ia segera mengambil sapu tangan disakunya dan membersihkan mulut kayra dengan sapu tangan miliknya.

Malvin menghampiri mereka berdua sambil mengulurkan tangannya mengucapkan selamat pada Bilal, namun Bilal hanya membalasnya dengan tatapan dingin.

Sudah pasti Bilal menang lagi malam ini, selama ia menggeluti dunia balapan liar ia sama sekali tidak pernah kalah dari Malvin.

"Cewek lu cantik juga," ucap Malvin sambil menatap Kayra dengan tatapan brengseknya.

"hai aku malvin, nama kamu siapa?" Sapa Malvin pada Kayra sambil mengulurkan tangannya.

Belum sempat Kayra menjawab sapaan Malvin, Bilal pun langsung merangkul pinggang Kayra dengan posesif. Kayra langsung menatap Bilal dengan tatapan aneh dan penuh tanda tanya apa maksud Bilal sebenarnya.

***

Jangan lupa vote sama komennya ya biar aku makin semangat nulisnya, kalau kalian mau ngasih kritik dan saran juga boleh banget dm aku☺

Bilal Aileen | BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang