Kamu menatap setelan pakaian yang di belikan oleh Sunghoon untukmu,motif baju berwarna merah dengan polkadot hitam serta celana berwarna hijau belang-belang membuatmu terlihat seperti buah semangka.
Rasanya kamu ingin mengoceh mengkritik setelan baju pilihan Sunghoon hanya saja, melihat raut wajah laki-laki itu yang sedikit kalem membuatmu tidak tega untuk memarahinya
tidak ada pembicaraan panjang lagi antara kalian, walaupun kamu tidak yakin bahwa laki-laki yang tengah menyetir di sampingmu ini adalah suamimu, setidaknya untuk saat ini dia adalah orang yang kamu kenal sekarang.
"ngomong-ngomong, anda bukan penculik kan?" tanyamu sedikit ragu karena sedari tadi, laki-laki yang berada di sampingmu hanya terus menyetir dan tidak ada pembicaraan apapun.
" dilihat dari tampangnya sih tidak" ujarmu yang percaya saja dengan Sunghoon.
kamu sedari tadi melihat pemandangan di sekitar lereng gunung menuju desa. masih asri dan segar bahkan rasanya udara di sini sangat bersih di bandingkan di kota. tak lama bagi kami untuk sampai di desa. seorang pria tua mengangkat palang desa tersebut dan menghampiri pintu mobil Sunghoon.
"selamat siang pak Go" sapa Sunghoon dengan senyuman lebar di wajahnya. kamu yang pertama kali melihat Sunghoon tersenyum selebar itu langsung terkagum.
bahkan dalam benakmu merasa tidak yakin bahwa dia adalah suamimu.
"siang nak, sudah kembali? bersama siapa?" tanya pak Go menatap dirimu yang duduk di samping Sunghoon.
"dia..." kepala Sunghoon otomatis menoleh ke arahmu yang masih saja terdiam. dia juga bingung apakah harus mengatakan yang sebenarnya atau tidak.
"tunanganmu?" tanya pak Go yang langsung di angguki oleh Sunghoon.
"astaga, Sunghoon kita membawa tunangannya ke Desa!" teriak pak Go yang membuat Sunghoon langsung mencegah beliau untuk berteriak lagi.
" pak Go ,berhentilah" ucap Sunghoon yang merasa sedikit tidak nyaman dengan pengumuman yang tiba-tiba oleh pria tua penjaga pintu desa itu.
"kapan kalian menikah? apa akan menikah disini?"tanya pak Go antusias.
"noona cantik, siapa namamu?" tanya pak Go menyapa dirimu yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka.
"ah, nama saya, Ji (y/n), iyakan?" tanyamu kepada Sunghoon memastikan kamu tidak salah menyebutkan namamu.
"bagaimana bisa kamu tidak tahu namamu sendiri, seperti orang hilang ingatan saja" ujar pak Go membuat lelucon.
"a-ah, maaf"
akhirnya setelah pembicaraan kami berakhir, Sunghoon langsung memarkirkan truknya di lapangan desa dan membantumu turun dari footrucknya.
"rumahmu berada di desa ini?" tanyamu penasaran.
"ya," jawabnya singkat. dia langsung mengajakmu untuk pergi ke rumahnya yang sepertinya tidak terlalu jauh dari lapangan desa tadi.
rumah sederhana sekaligus mewah dengan nuansa cat putih, di hiasi dengan berbagai tanaman hijau di depan rumah tersebut menambah keindahan penampilannya.
"cukup besar juga" ujarmu kagum melihat rumah yang berada di hadapanmu. dia langsung menggeser pagar rumah tersebut dan menuju ke sebuah tangga menuju ke bawah rumah tersebut.
apakah tadi bukan rumahnya?
"jangan terlalu berekspektasi tinggi" ucapnya sembari membuka pintu ruang bawah tanahnya yang berada tepat di bawah rumah putih tadi.
"o-oh, ini juga lumayan," ucapmu dengan senyuman kecil, merasa tidak nyaman setelah berkata seperti itu.
di dalam ruangan bawah tanah ini terdapat perabotan rumah yang cukup lengkap, mulai dari sofa,kasur, tv kecil dan juga lemari baju. ruangan kecil tapi terlihat nyaman akibat tata letaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Semi (Park Sunghoon X You)
Fanfiction"Anda suami saya?"-(y/n) musim dingin mulai berganti menjadi musim semi, dimana saat itu ada Takdir yang berjalan menyatukan dirimu dan diriku tanpa di sengaja membuat perjalanan kisah kita menjadi lebih berarti di setiap harinya. Rank 1#spring 2111...