Setelah makan siang bersama tadi, Nyonya Jung langsung membawa Sunghoon menuju kamarnya. Walaupun dulu Sunghoon tak pernah mau di adopsi oleh mereka, Nyonya Jung tetap menyediakan tempat untuknya.
Nyonya Jung langsung menyalakan lampu kamar tersebut dan menampakan ruangan yang sangat luas. Bahkan rumah Sunghoon di dea moonbom sebelumnya hanya separuh dari besar kamarnya.
"Masuklah, ini kamarmu," ucap Nyonya Jung dengan senang.
Barang-barang di kamar tersebut di tutupi kain putih agar tidak terlalu berdebu. Nyonya Jung menyuruh beberapa pelayan untuk membersihkan kamar Sunghoon dengan cepat.
" jika ada sesuatu telfon saja ya," ucap Nyonya Jung menunjuk ke arah telfon kamar pribadi Sunghoon.
"Ah baik, terima kasih Nyonya Jung," ujar Sunghoon sembari membungkuk hormat.
"Nyonya Jung? Aku adalah ibumu sekarang, panggil aku mamah," titah Nyonya Jung dengan senyuman tulus di wajahnya.
"A-ah baik mah," ujar Sunghoon sedikit canggung.
" begitu lebih baik, istirahatlah," ujar Nyonya Jung seraya keluar dari kamar Sunghoon.
Sampai tak lama setelah Nyonya Jung keluar Songhwa masuk ke dalam kamar Sunghoon sembari menggendong Milly. Perempuan itu masuk dan duduk di sofa kamar Sunghoon dengan santai.
Bahkan sang pemilik kamar belum menyentuh barang apapun di dalam kamarnya.
"Kakak jangan terlalu kaku," ucap Songhwa yang sadar melihat sang kakak begitu kaku sampai-sampai tidak ingin duduk di sofa.
"Kak, ini kamar kakak, kenapa harus canggung?" Tanya Songhwa heran.
Akhirnya Sunghoon duduk di atas ranjangnya sembari membuka kopernya. Mengeluarkan seluruh isi kopernya dan menatanya dengan rapi di dalam lemari.
" kak, ngomong-ngomong tentang (y/n), menurut kakak yang di bilang lino tadi beneran dia atau bukan ya?" Tanya Songhwa yang memikirkan ucapan adik sepupunya itu.
"Marga Ji bukan milik (y/n), jangan berpikir terlalu jauh," ujar Sunghoon yang terlihat tak terlalu memperdulikan ucapan lino tadi.
"Kakak udah lupain (y/n)?" Tanya Songhwa hati-hati.
Tapi Sunghoon tak menjawab pertanyaan Songhwa dan fokus menata barang-barangnya di dalam lemari. Melihat sang kakak yang tak ingin menjawab pertanyaan Songhwa langsung mengangguk kecil dan keluar dari kamar Sunghoon.
Sepertinya Sunghoon tidak ingin membahas dirimu dulu.
Tak lama setelah Songhwa keluar, Tuan Jung datang dengan stik golf di tangannya. Awalnya Sunghoon ingin marah karena ia kira yang masuk tadi adalah Songhwa.
Tapi melihat tuan Jung yang masuk ke kamarnya dia langsung tersenyum kecil dan berdiri dari duduknya menyapa tuan Jung.
"Sunghoon, apa kamu memiliki waktu senggang?" Tanya Tuan Jung yang langsung di angguki oleh Sunghoon.
"Tentu saja, ada yang bisa aku bantu?" Tanya Sunghoon.
Tuan Ji mengangkat stik golf di tangannya ke arah Sunghoon," mau bermain golf bersama papah?"
Mendengar hal itu Sunghoon langsung mengangguk kecil menyetujui tawaran dari tuan Jung. Melihat Sunghoon yang sudah setuju dengan ajakannya tuan Jung langsung mengangguk senang.
"Baiklah, bersiap ya. Papah tunggu di bawah," ujar Tuan Jung seraya keluar dari kamar Sunghoon.
"Papah. Sudah lama tidak menyebut kata itu."
■■■■
Sunghoon dan Tuan Jung sudah sampai di lapangan golf. Mereka berdua langsung masuk dan bersiap untuk bermain golf di lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Semi (Park Sunghoon X You)
Fanfiction"Anda suami saya?"-(y/n) musim dingin mulai berganti menjadi musim semi, dimana saat itu ada Takdir yang berjalan menyatukan dirimu dan diriku tanpa di sengaja membuat perjalanan kisah kita menjadi lebih berarti di setiap harinya. Rank 1#spring 2111...