" jujur saja, aku merindukanmu."
"A-apa?" Kamu langsung terdiam bingung mendengar ucapan Sunghoon yang begitu tiba-tiba.
"Perlukah aku mengatakannya lebih keras?" Tanya Sunghoon yang masih membuatmu benar-benar terkejut karenanya.
" AKU MERIN-"
"Cukup-cukup, aku dengar dengan jelas," potongmu berlari menghampiri Sunghoon untuk menutup mulutnya dan mencegahnya berbicara lebih keras.
Sunghoon langsung menurunkan tanganmu mulutnya dan menggenggam tanganmu. Hal itu tentu saja membuatmu terkejut dan langsung menariknya.
Sunghoon tertawa kecil melihat dirimu menarik tanganmu dari genggamannya. Sunghoon berdiri dari duduknya dan memasang kembali jaketnya dan juga maskernya.
" sampai kapan kamu akan menghindariku?" Tanya Sunghoon yang membuatmu terdiam bingung.
"Aku tidak menghindarimu," ujarmu menjawab pertanyaannya dengan cepat.
Sunghoon menghela nafasnya panjang mendengar jawabanmu. Dia langsung pergi keluar dari kamarmu untuk kembali ke rumahnya. Kamu menoleh ke arah Sunghoon sembari tersenyum kecil.
"Hati-hati," ujarmu kepada Sunghoon sebelum dia kembali turun melewati balkon kamarmu. Setelah melihat Sunghoon sudah pulang kamu menghela nafasmu panjang dan merapikan kotak obat yang tadi kamu gunakan.
" Sunghoon, tunggu sebentar lagi," gumammu kecil.
Kamu kembali menutup pintu balkonmu dan juga menutup gordeng, menyalakan lampu kamarmu dan duduk di depan meja kerjamu.
Menyalakan printer dan mencetak beberapa dokumen yang sudah kamu siapkan beberapa waktu yang lalu. Setelah semua dokumen tersebut tercetak, kamu merapikannya ke dalam sebuah map dan meletakannya di dalam meja kerjamu.
Setelah itu kamu kembali mematikan seluruh printer dan juga laptopmu serta lampu kamarmu. Setelah itu berbaring di atas kasurmu karena hawa ngantukmu mulai menguasai dirimu.
Akhirnya setelah banyak percobaan, kamu benar-benar tertidur pulas setelah bertemu Sunghoon semalam.
■■■■
Sunghoon kembali ke rumahnya pukul 3 pagi. Melepas seluruh pakaiannya dan bersiap untuk mandi. Setelah selesai mandi dia berbaring di atas kasur dan mengambil ponselnya.
Sebenarnya tidak ada yang menarik di dalam isi ponselnya. Hanya beberapa kontak orang desa dan juga beberapa foto foodtruknya.
Tok tok tok
Sunghoon langsung turun dari kasurnya dan pergi membuka pintu kamarnya. Di depan pintu ada Tuan Jung dengan piyamanya datang mengunjungi Sunghoon di kamarnya.
" ternyata belum tidur," ujar Tuan Jung.
" papah kenapa belum tidur?" Tanya Sunghoon kepada Tuan Jung yang mengunjunginya pukul 3 pagi.
"Sebenarnya ada yang mau papah bicarakan kepadamu," ujar Tuan Jung yang langsung di angguki cepat oleh Sunghoon.
Sunghoon langsung menyuruh Tuan Jung untuk masuk ke dalam kamarnya. Sunghoon menyalakan lampu kamarnya dan menarik kursi di kamarnya untuk Tuan Jung.
"Begini, kamu tau kan papah punya bisnis yang cukup besar. Dan bisnis ini juga di bidang kuliner seperti pekerjaan papahmu dulu," jelas Tuan Jung yang langsung dimengerti oleh Sunghoon.
" apakah kamu bersedia untuk melanjutkan bisnis ini?" Tanya Tuan Jung sedikit ragu kepada Sunghoon. Memang ini adalah keputusan yang cukup rumit jika di pikirkan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Semi (Park Sunghoon X You)
Fanfiction"Anda suami saya?"-(y/n) musim dingin mulai berganti menjadi musim semi, dimana saat itu ada Takdir yang berjalan menyatukan dirimu dan diriku tanpa di sengaja membuat perjalanan kisah kita menjadi lebih berarti di setiap harinya. Rank 1#spring 2111...