Songhwa membuka pintu puskesmas setelah membawa makanan dari beberapa warga desa yang ia temui. bubur yang masih hangat langsung di sajikan di atas meja oleh Songhwa. saat pertama kali sampai di puskesmas, Sunghoon lansung tertidur pulas.
terlihat jelas bahwa wajahnya menahan sakit yang mengerikan akibat hukuman tersebut.
" kak, sarapan dulu, udah jam 9 pagi," ucap Songwha membangunkan sang kakak. Sunghoon langsung terbangun dan menoleh ke arah Songhwa.
Songhwa langsung menyodorkan botol air kepada Sang kakak untuk membantunya minum. akibat hukuman pukul semalam, Sunghoon tidak bisa duduk untuk beberapa saat karena rasa sakit yang di terimanya semalam.
bahkan saat makan pun dia harus dalam posisi tengkurap, tidak bisa duduk.
dengan telaten Songhwa menyuapi Sunghoon dengan perlahan-lahan agar sang kakak tidak tersedak.
brak!
"kak! kak! gawat!" Sunghoon hampir tersedak saat mendengar teriakan Niki yang datang sembari berteriak.
" ada apa?" tanya Songhwa.
"kak (y/n), kak (y/n) teriak-teriak di depan rumah tetua Shim,"jelas Niki yang masih berusaha mengatur nafasnya akibat berlari menuju puskesmas.
"perempuan itu mencari masalah lagi," gerutu Songhwa.Sunghoon langsung meraih tangan Niki untuk membantunya berdiri.
"mau kemana?" tanya Songhwa membantu sang kakak untuk berdiri.
" ayo ke rumah tetua shim," ucap Sunghoon.
berbeda dengan Sunghoon yang masih mengkhawatirkan dirimu. kamu masih sibuk berjalan menuju rumah tetua Shim. di susul wonyoung yang mencoba mencegahmu mencari masalah dengan para tetua desa.
melewati tempat Sunghoon di pukuli semalam, kamu mengambil salah satu tongkat pukul tersebut dan berjalan ke rumah tetua Shim.
"Tetua Shim! Tuan Shim!"
kamu terus memanggil nama tetua Shim berkali-kali yang membuat para warga di sekitar rumah tetua Shim berhenti untuk melihat kelakuanmu. sampai akhirnya seorang pria paruh baya yang berjalan dengan tongkat andalannya keluar dari dalam rumah.
dia membetulkan kacamatanya melihat dirimu dari bawah hingga atas yang masih membawa tongkat pukulan di tanganmu.
"anda tetua Shim?" tanyamu saat melihat seorang pria paruh baya keluar dari dalam rumahnya.
"dia istri Park Sunghoon, Ji (y/n)," bisik salah satu warga di telinga tetua Shim. Tetua Shim yang mendengar itu langsung mengangguk paham dan kembali menatap ke arah dirimu.
"ada apa ribut-ribut pagi-pagi?" tanya tetua Shim kepada dirimu.
"kenapa anda memukul Sunghoon?" tanyamu sembari menunjuk tetua Shim dengan togkat pemukul yang membuat seluruh warga terkejut. dengan cepat wonyoung menurunkan tanganmu yang menunjuk ke arah tetua Shim.
"kak, jangan seperti itu, sudah kelewatan batas," bisik wonyoung agar dirimu tidak terkena masalah lebih banyak.
"ah iya juga."
kamu langsung meletakannya tongkat tersebut di tanah dan menatap ke arah tetua shim. dengan cepat kamu langsung berlutut di hadapannya.
"maaf jika Sunghoon telah menyinggung desa ini, tapi mengapa anda harus memukulnya?" tanyamu yang masih tidak terima tetua Shim memukul suamimu.
"dengarlah, suamimu itu sudah bermain di belakangmu," ujar tetua Shim yang langsung membuatmu menatap ke arahnya.
"bermain apa?" tanyamu menoleh ke arah wonyoung. wonyoung melihat raut wajahmu berubah langsug bergegas membisikan semuanya kepada dirimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Semi (Park Sunghoon X You)
أدب الهواة"Anda suami saya?"-(y/n) musim dingin mulai berganti menjadi musim semi, dimana saat itu ada Takdir yang berjalan menyatukan dirimu dan diriku tanpa di sengaja membuat perjalanan kisah kita menjadi lebih berarti di setiap harinya. Rank 1#spring 2111...