Hari ini adalah hari dimana semua murid sangat tidak menyukainya. Hari dimana, diadakannya kegiatan upacara di lapangan.
Sebagia anggota PMR, Raisa berdiri paling belakang. Memperhatikan jika ada murid yang sakit atau ingin pingsan. Dan, benar saja. Murid perempuan didepannya terjatuh dan ditangkap oleh Haidar yang kebetulan berada tak jauh dari murid itu.
Raisa baru saja ingin menyuruh Haidar menaruh murid itu di tandu, Haidar sudah lebih dulu mengendong murid itu dan pergi dari sana. Membuat Raisa kesal, namun mengikuti Haidar dan berbicara pada anggota lain jika ia saja yang mengurusnya.
Raisa melihat Haidar yang sudah membaringkan tubuh murid itu dan menatap Raisa yang baru masuk kedalam ruang UKS.
"Lo gak sopan banget ya, harusnya dia dibawa pake tandu."
"Lama Sa, lo ga kasihan sama dia?"
Raisa menatap Haidar malas, lalu mengecek suhu murid itu.
"Gimana, Sa?"
"Demam, gue mau ambil-"
"Woi! Enak lo ya gendong-gendong Wenda, mentang-mentang gebetan lo-"
Ucapan Raisa terpotong dengan suara Nathan yang baru saja masuk kedalam UKS. Ia menatap Raisa dan Haidar bergantian. Raisa melirik Haidar. Pantas saja ia langsung gerak cepat. Gebetannya.
"Gue ambil air anget dulu. Buat dikompres."
Raisa keluar dari UKS, namun baru beberapa langkah tangannya ditahan oleh Haidar.
"Sa, sumpah gue bisa jelasin."
"Buat apa sih, Dar? Lo mau ngapain juga, suka-suka lo."
"Tapi kan lo tunangan-"
Raisa membekap mulut Haidar yang padahal ia lebih pendek dari Haidar, jadi ia harus berjinjit.
"Lo mau gue tonjok?" tanya Raisa menatapnya tajam.
Haidar diam karena menurutnya Raisa saat ini lebih seram dari yang kemarin. Raisa melepaskan tangannya dan menatap Haidar.
"Denger ya Dar. Lo mau ngelakuin ini, lo mau ngelakuin itu, bahkan lo mau pacaran sama gebetan lo sekalipun. Gue gak masalah. Karena gue gak suka sama lo."
"Kalo gitu, gue bakal buat lo suka sama gue."
Raisa menatap malas Haidar karena saat ini, laki-laki tersenyum seperti menggoda nya.
"Minggir."
"Gak mau."
"Minggir Dar. Lo gak kasihan sama gebetan lo?"
"Baru gebetan Sa, bukan calon istri."
Raisa benar-benar jengkel sekarang. Lalu menginjak kaki Haidar kesal dan pergi meninggalkan Haidar yang kesakitan.
"Buset, tenaga nya kaya laki-laki." gumam Haidar seraya memegang kaki nya yang sakit itu.
---
Raisa kembali ke UKS untuk mengompres dahi Wenda, ia duduk di dekat Wenda yang berbaring seraya meremas handuk hangat yang tadi ia masukkan kedalam baskom berisi air hangat.
Raisa tidak sendiri, ia bersama Haidar. Tapi tak lama, Wenda membuka matanya. Membuat Haidar terburu-buru menghampiri Wenda.
"Kak Haidar?"
Wenda tentu saja terkejut,
"Lo demam gini, kenapa sekolah?" tanya Haidar.
"Ada ulangan kak, gak mau susulan sendiri."
Wenda menundukkan kepalanya,
"Minum obat aja, nih. Biar ga terlalu parah banget."
Raisa memberikan gelas dan satu tablet obat. Membuat Wenda langsung mengambilnya.
"Makasih kak."
Raisa mengangguk, "Oh iya, bekel gue buat lo aja. Kalo mau upacara jangan lupa makan ya."
Raisa memberikan bekel nya, namun Wenda ragu untuk mengambilnya.
"Ambil aja gapapa."
"Makasih banyak Kak Ra."
Raisa mengangguk lagi, lalu bangkit dari duduknya.
"Gue duluan balik ke kelas ya."
Raisa melihat Wenda yang mengangguk dan sekilas melihat Haidar yang juga melihatnya. Setelah Raisa menutup pintu UKS, Haidar duduk di tempat Raisa tadi.
"Makan gih, perlu disuapin?"
Wenda terkekeh, lalu menggeleng.
"Lain kali makan Nda, jangan bikin gue khawatir."
---
Halo Maca disini. Maaf ya aku baru update, makasih banyak buatt support kalian.😭💝 Dan makasih juga buat Kak pixiedusie
dan Kak serelamore karna udah promosi, support dan baca cerita ku ini yang masih pemula 💝Intinya thank you sm and see you all!💝
ps. ayo bisa 10 coment!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Like Magic || HR ( TAMAT )
Fanfiction17+ Bercerita tentang Raisa Andriana yang ingin menikah muda dan menerima perjodohan dari sang Ayah. Namun, siapa sangka jika laki-laki yang di jodohkan nya adalah musuhnya sendiri. Haidar Pratama.