17+
Bercerita tentang Raisa Andriana yang ingin menikah muda dan menerima perjodohan dari sang Ayah. Namun, siapa sangka jika laki-laki yang di jodohkan nya adalah musuhnya sendiri.
Haidar Pratama.
Hari ini, hari Minggu. Setelah acara pertunangan kemarin. Raisa dan Haidar sibuk menyapa tamu yang kemarin terhambat datang. Mereka sebenarnya lelah, namun berusaha untuk tersenyum pada para tamu.
"Masih ada lagi?" tanya Raisa pada Haidar yang berada disebelahnya.
"Kayanya sih masih, lo mau istirahat dulu?"
Raisa mengangguk, lalu duduk. Yang diikuti oleh Haidar.
"Baru tunangan, tamu nya sebanyak ini. Apalagi pas nikahan. Gue udah gak kuat duluan ngebayangin nya." ucap Raisa seraya memijat kaki nya.
"Sebenernya, sebagian tamu bokap gue. Sorry."
Raisa menatap Haidar seraya mengangkat sebelah alisnya,
"Gak perlu. Harusnya gue terima resiko sih."
Setelah berucap, Raisa kembali fokus memijat kakinya.
"Dar! Wah. Parah lo!"
Raisa dan Haidar melihat ke sumber suara. Disana ada Nathan, Jevan dan Rendra sedang menghampiri mereka.
"Temen macam apa nih, gak bilang-bilang?!"
Nathan menyenggol lengan Haidar kesal, mereka bertiga sampai tidak melihat Raisa.
"Harusnya gue inget, bokap kita deket." ucap Haidar.
"Lo kapan inget sih Dar, ulang tahun gue aja lupa." kata Rendra yang membuat mereka bertiga tertawa.
"Jadi, tunangan lo,"
Ucapan Nathan terhenti, membuat Rendra dan Jevan mengikuti arah pandang Nathan. Mereka bertiga cukup terkejut melihat Raisa yang tersenyum canggung kearahnya.
"RAISA?!"
"Hai." sapa Raisa canggung.
"COBA CUBIT GUE."
Dengan dramatis, Nathan mengaduh kesakitan karena cubitan Jevan.
"Kenapa lo nyubit beneran anjir?! Sakit."
"Lo yang minta!" ucap Jevan kesal.
Riasa terkekeh melihatnya. Namun, Rendra menatap Raisa dan Haidar tak percaya.
"Beneran? Lo berdua?"
Rendra menunjuk Raisa dengan telunjuk tangan kiri dan menunjuk Haidar dengan telunjuk tangan kanan nya. Benar-benar tak percaya karena Raisa dikenal sangat membenci Haidar.
"Kayanya yang jawab Haidar aja deh. Gue kebelakang dulu."
Raisa pamit pada mereka, lalu pergi ke belakang. Meninggalkan Haidar yang sudah di todong untuk menceritakan sebenarnya apa yang terjadi.
---
"Lo kesini mulu?"
Raisa menatap Haidar yang tak jauh darinya. Ia memang suka berada di gazebo dengan kolam berenang. Entah kenapa, disini membuatnya Raisa nyaman.
Haidar tersenyum, merasa gemas karena Raisa menatapnya dengan tatapan ingin marah jika Haidar lupa. Membuatnya mengacak-acak rambut Raisa.
"KOK LO ACAK-ACAK SI?! KAN MASIH ADA TAMU."
Raisa kesal, seraya merapihkan rambut nya.
"Sini-sini."
Haidar membantu merapihkan rambut Raisa, membuat Raisa diam. Jantung Raisa berdetak kencang, ia merasakan itu lagi. Benar-benar Dejavu. Membuat Haidar berhenti dan menatap Raisa.
"Sa?"
Raisa diam. Membuat Haidar sedikit mengguncang bahunya. Detik berikutnya, Raisa mengedipkan matanya dan tersadar.
"Sorry, kenapa?"
"Ayo ke dalem, Bunda udah manggil."
Raisa mengangguk, lalu pergi meninggalkan Haidar yang sedang bingung dengan tingkah Raisa.
"Sebenernya lo kenapa?" gumam Haidar menatap punggung Raisa yang menjauh.
---
GAJELAS YAA? maaf, aku nulis yang ada di otak ajaa😭🙏 Makasih udah bisa mencapai target hehee. Ayo vomentdongg! Biar aku semangat!💝💝
see you guys!💝
GIMANAAA HAECHAN MALAM KEMARINN???? BISA BIKIN STRESS KAN 😭😭😭
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.