20

1.9K 239 2
                                    

Setelah mereka sampai di rumah sakit, Haidar berlari kencang kearah ruangan bunda nya. Membuat Raisa terkejut, begitu juga ayah dan Sean.

"Mamah."

Haidar menatap Mamahnya yang sudah masuk kedalam ruangan UGD. Tangisnya pecah. Kata maaf tak henti-hentinya ia ucapkan. Membuat Raisa menghampiri nya dan memeluknya.

"Gapapa idar, Mamah pasti baik-baik aja."

Raisa mengelus punggung Haidar. Hatinya ikut sakit melihat Haidar seperti ini. Jevano menatap mereka berdua. Ia hampir menangis jika Ayah Haidar tidak mengajaknya berbicara tentang Haidar. Sedangkan Sean, sudah menangis sejak tadi.

Jevano dan Ayah Haidar berbicara jauh dari mereka. Haidar sudah berhenti menangis, membuat Raisa melepaskan pelukannya dan juga mengusap air matanya yang berada di pipinya.

Raisa dan Haidar diam. Tak lama dokter keluar dari ruangan, membuat Haidar bangkit dan berjalan kearah dokter itu.

"Dok, gimana keadaan mamah saya?"

"Saat ini, kami sudah melakukan yang terbaik. Hanya tinggal menunggu sampai siuman. Sekarang pasien akan di pindahkan ke kamarnya."

Haidar bersyukur, ia sangat lega mendengarnya. Ia menatap sang mamah yang baru saja keluar dari ruangan nya. Lalu, ia pergi mengikuti mamah nya. Yang diikuti oleh Jevano, Ayah, Raisa dan juga Sean.

Setelah sampai dikamar, Jevano pamit pergi untuk pulang.

"Lo mau disini?" tanya Jevano pada Raisa.

"Gue ikut lo, takut ganggu."

Jevano mengangguk, lalu pamit pada Ayah dan Sean. Membiarkan Haidar yang berada disamping Mamah nya.

"Hati-hati ya nak. Jevano, saya sangat berterimakasih kepada kamu."

"Iya Om, sama-sama. Pamit ya om."

Setelah itu, Jevano berjalan lebih dulu. Sedangkan Raisa menatap Haidar.

"Kak."

Raisa menatap Sean yang berada didepannya.

"Besok kesini lagi ya. Ada yang butuh kakak."

Raisa tersenyum, lalu mengangguk.

"Pamit ya, Ayah, Sean."

Setelah itu, ia pergi menyusul Jevano yang menunggunya tak jauh darinya.

---

"Jev."

Saat ini, Raisa dan Jevano sedang di perjalanan pulang.

"Hmm?"

"Ketemu Haidar dimana?"

Jevano melirik Raisa sebentar, lalu kembali fokus menyetir.

"Panti Asuhan."

"Hah?"

"Tempat tinggal Haikal dulu."

Raisa terdiam. Tidak menyangka jika Haidar sudah mencari tahu sejauh ini.

"Ayo masuk, nanti lo pulang ke malaman."

Raisa mengangguk, lalu masuk kedalam mobil Jevano. Setelah itu, mereka pergi pulang. Tak lama, mereka sampai di rumah Raisa.

"Makasih ya, Jev."

Jevano mengangguk,

"Gak usah dipikirin, semua bakal baik-baik aja."

---

Double Up! makasih semuanya!❤️

Just Like Magic || HR ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang