04

2.9K 372 16
                                        

    Haidar sejak tadi bolak balik di dalam kamar nya. Malam ini, malam dimana ia akan bertemu dengan orang yang akan menjadi tunangannya, bahkan Haidar tidak tahu siapa itu. Membuatnya gugup dan takut.

"Lo bisa diem gak sih, bang? Gue pusing liatnya."

"Dek, lo beneran ga mau gantiin gue?"

"Gak."

Haidar frustasi. Ia akhirnya duduk disamping adiknya yang sedang tadi berada disini untuk memastikan jika Haidar tidak kabur.

"Gue gak mau nikah muda asli." ucapnya.

"Ya lo pikir cewek yang di jodohin lo juga mau? Inget bang, permintaan mamah."

Kalo soal mamah nya, Haidar memang tidak bisa menolak. Ia bangkit dari duduknya dan menatap dirinya di cermin besar dekat pintu.

"Lo bisa Dar, lo bisa." ucapnya untuk diri sendiri.

"Ayo, turun. Tunangan lo udah dibawah." ucap Sean lalu keluar dari kamar Haidar yang diikuti oleh Haidar.

Dibawah sudah ada Mamah Haidar yang berada di kursi roda dan disampingnya ada Papah Haidar. Mereka akan menyambut kedatangan calon keluarga mereka.

Sean dan Haidar berada di dibelakang mereka. Menatap pintu yang terbuka, memperlihatkan empat orang yang tersenyum pada mereka. Haidar awalnya menatap sang calon mertua nya. Namun, ia terkejut saat melihat gadis dengan gaun berwarna hitam dan rambut cepol dengan poni menjuntai di pinggir.

Dan tepat saat gadis itu ikut menatapnya. Mereka terdiam. Saling bertatapan.

Raisa Andriana.

Orang yang tak jauh dari Haidar saat ini.

---

"Jadi gimana, Fa, Ta?"

Mereka saat ini sudah berada di ruang tamu setelah makan malam. Haidar dan Raisa duduk berdampingan, mendengarkan rencana pertunangan mereka. Papah Haidar mengusulkan ide dan menunggu keputusan Ayah dan Bunda Raisa.

"Kalo soal itu gimana Raisa sama Haidar aja." jawab Bunda Raisa memperhatikan mereka berdua.

"Dar?"

Haidar yang sejak tadi melamun, tersadar. Lalu menatap Raisa sekilas yang juga menatapnya.

"Haidar setuju aja, Yah."

Raisa melotot, ingin rasanya ia memukul Haidar lagi.

Kedua orang tua mereka tersenyum senang dengan keputusan Haidar. Lalu mereka menyuruh Raisa dan Haidar pergi ke gazebo. Katanya, untuk perkenalan lebih dalam. Padahal mereka sudah kenal, namun entah kenapa mereka tidak ada bicara soal jika mereka satu sekolah.

"Lo gila?!"

"Lo kenapa sih? Ngatain gue gila mulu."

Haidar duduk, tidak memperdulikan Raisa yang masih berdiri tak jauh darinya dan menatap tajam kearah nya.

"Lo denger gak sih apa yang bokap lo usulin?"

"Gak."

"Dar, bokap lo ngusulin kalo kita tunangan Minggu Depan!"

Haidar terkejut, menatap Raisa.

"Lo serius?"

Raisa hanya memutar bola matanya malas. Ia benar-benar capek dan tidak ingin berdebat lagi. Akhirnya ia duduk di samping Haidar.

"Gue kira, kakak lo yang bakal dijodohin sama gue."

"Gue better adek lo, yang dijodohin sama gue."

Haidar terkekeh membuat Raisa menatap aneh Haidar.

"Tapi syukur deh, ternyata lo."

Haidar menatap Raisa dengan senyumnya. Sedangkan Raisa menatap Haidar malas.

"Gue ada permintaan." ucap Raisa.

Haidar menaikan sebelah alisnya,

"Apa?"

"Rahasiain ini. Gue gak mau satu sekolah tahu kita tunangan."

"Nanti juga mereka tahu, percuma."

"Ya makanya jangan lo kasih tahu, bodoh."

Haidar menatap Raisa tak terima,

"Kok lo kasar banget sama calon suami."

Raisa menatap Haidar tak percaya,

"Lo mau gue tonjok lagi?"

"Gak lah gila, sakit banget tonjokan lo."

Raisa diam, menunggu Haidar menjawab permintaan nya.

"Sampe kapan?"

"Sampe kita lulus, 4 bulan lagi."

"Imbalannya?"

Raisa menatap Haidar tak percaya,

"Lo gak ikhlas?"

"Bukan masalah gak ikhlasnya, kalo buat kesepakatan harus ada keadilan buat kedua belah pihak."

Raisa kesal, tapi itu ada benarnya juga.

"Turutin 3 permintaan dari gue."

"2?"

"3, atau gak sama sekali."

Raisa berpikir sejenak, lalu menatap Haidar yang juga menatapnya.

"Oke, deal!"

"Deal!"

Raisa menjabat tangan Haidar yang terulur dan tatapan mereka sangat yakin. Malam ini, malam dimana mereka berjanji untuk tidak memberitahu kepada siapapun. Dan malam dimana mereka akan bertunangan.

---

Halo guys. Maaf ya baru bisa update lagi. Makasih yang udah nunggu cerita ku ini!!❤

Untuk next part, bisa gak yah 40 vote dan 10 coment! Semoga bisa yah! See you again!❤

Just Like Magic || HR ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang