13

1.9K 286 14
                                    

     Haidar menatap Raisa dan Jevano bergantian. Masalahnya, ia ke kelas Raisa mencari Raisa namun tidak ada. Dan ternyata yang ia cari bersama dengan temannya.

Jevano dan Raisa menatap Haidar, namun yang berhenti didepan kelas hanya Jevano. Raisa pergi masuk kedalam kelas, meninggalkan mereka berdua.

"Darimana?"

"Belakang. Lo kenapa ke kelas?"

"Nyari Raisa, tau-tau sama lo."

Jevano tahu jika itu sindiran, namun ia hanya terkekeh geli mendengarnya.

"Tenang aja kali. Gue gak mungkin ambil Raisa. Lagi ya-"

Jevano berjalan maju, mencondongkan tubuhnya ke arah telinga Haidar.

"Masa lo boleh sama Wenda, Raisa gak boleh sama gue."

Jevano menepuk pundak Haidar dan masuk kedalam kelas. Meninggalkan Haidar yang terdiam karena ucapannya.

----

     "Jev, gue mohon sama lo. Jaga Raisa baik-baik."

Jevano menatap temannya dengan tajam.

"Lo jangan ngomong seakan-akan mau pergi. Jangan lebay."

Laki-laki itu terkekeh, mendengar Jevano.

"Gue serius. Lo tau kan, gue gak bisa disamping dia beberapa hari ini."

Jevano kesal menatap temannya,

"Gue benci sama lo. Kenapa gak ngaku aja kalo itu bukan lo tapi Haidar?! Mau sampe kapan lo sembunyi dari Haidar gini, Kal."

Haikal tersenyum, lalu menepuk-nepuk pundak Jevano.

"Jaga dia buat gue, jaga Raisa juga buat gue. Gue mohon rahasiain ini, Jev."

Jevano berdecak kesal, lalu mengangguk.

"Terserah lo, gue gak tanggung jawab kalo Raisa bakal kesel sama lo. Gue cabut."

Jevano bangkit dari duduknya, ingin pergi. Namun ia terhenti dan menatap temannya yang berada di hospital bed itu.

"Haikal, gue tau lo bisa."

ucap nya lalu pergi dari kamar Haikal. Temannya. Haikal yang mendengar itu hanya terkekeh. Ia merasa Jevano memang teman terbaiknya. Walaupun kadang cuek dan pedas sekali omongannya.

Setelah, Jevano keluar kamar Haikal. Ia melihat Raisa yang duduk di samping pintu kamar Haikal.

"Raisa?"

Raisa yang merasa terpanggil, terburu-buru menghapus air matanya dan menatap Jevano dengan senyumnya.

"Hai."

Jevano terdiam sebentar, lalu berpura-pura jika ia tidak tahu kalau Raisa sedang menangis.

"Kenapa gak langsung masuk? Haikal nunggu tuh."

"Oh iya? Makasih ya."

Jevano mengangguk, menatap Raisa yang masuk kedalam kamar Haikal. Berpikir apa Raisa mendengar perkataan nya saat dengan Haikal tadi? Namun ia berusaha untuk tidak memikiran itu dan pergi dari sana. Setelah didepan rumah sakit, handphone nya bergetar pertanda pesan masuk.

Raisa pacar Haikal :
Makasih udah jadi temen baik Haikal, Jev

----

Just Like Magic || HR ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang