17+
Bercerita tentang Raisa Andriana yang ingin menikah muda dan menerima perjodohan dari sang Ayah. Namun, siapa sangka jika laki-laki yang di jodohkan nya adalah musuhnya sendiri.
Haidar Pratama.
Cahaya matahari yang menembus jendela kamar, membuat gadis dengan rambut pendek itu terusik dari tidurnya. Ia mengambil handphone yang berada di nakas dekat kasur dan melihat jam.
Setelah itu ia mengembalikan handphone dan terbangun duduk, lalu mengulet. Gadis itu memperhatikan sekitarnya seraya menggaruk tengkuknya.
"SA! BANGUNN!"
Teriakan dari luar kamarnya membuat ia mengangguk, padahal tidak ada yang melihatnya. Tak lama, ia bangkit dari duduknya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dengan baju sekolahnya, ia turun. Yang melihat keluarganya sudah melengkap di meja makan.
"Pagi Bunda." ucap Raisa, mencium pipi Bunda nya lalu duduk di samping kakaknya.
"Kebiasaan banget, bangun telat mulu." sindir Kakak nya, yang bernama Renia.
"Ssttt, udah makan." ucap sang Ayah, membuat mereka diam dan makan.
"Besok ayah mau ngomong penting sama kalian."
Raisa, Renia dan Bunda hanya mengangguk. Mereka memang patuh pada sang Ayah.
Setelah selesai makan, Raisa dan Renia pergi ke sekolah Raisa. Dan sekarang ia sudah berada di depan gerbang sekolah Raisa.
"Lo pulang jam berapa kak nanti?"
"Gak tahu, mungkin sore. Kalo sempet gue jemput."
Raisa hanya mengangguk, lalu berpamitan pada sang Kakak. Raisa memang sengaja tidak membawa kendaraan karena ia malas menyetir. Setelah Raisa turun, Renia pergi.
"SAAA."
Teriakan itu, membuat Raisa menatap sumber suara yang ternyata dia adalah teman Raisa. Yena. Membuat Raisa tersenyum lalu menghampiri temannya.
"Hari ini katanya pulang cepet loh, Sa."
"Serius lo?"
"Iya! Gila gue seneng banget. Bisa shoping."
"Belanja mulu pikiran lo."
"Daripada lo, Haidar mulu."
Raisa berhenti, melotot pada Yena dan melihat ke sekeliling nya. Takut jika ada yang mendengar ucapan Yena barusan.
"Lo gila?" tanya Raisa yang mendapatkan cengiran oleh Yena.
"Bercanda, Sayang."
Raisa hanya memutar bola matanya malas dan kembali berjalan pergi. Membuat Yena langsung menyusulnya. Tak lama mereka sampai pada kelas mereka. Di kelas lumayan ramai karena ini hari Jum'at. Hari terakhir mereka sekolah sebelum weekend dan juga karena hari ini akan pulang cepat.
"Minggir."
Raisa menatap laki-laki yang duduk di meja nya dengan tajam.
"Kalo gue gak mau?" tanya laki-laki itu dengan senyum menyebalkan menurut Raisa.
"Gue tonjok lo. Sekarang juga."
"Coba aj-"
Benar. Raisa meninju wajah laki-laki itu. Membuat semua nya menatap Raisa dan sang laki-laki itu dengan terkejut. Laki-laki itu hanya tersenyum seraya mengusap darah yang keluar dari pinggir bibirnya.
"Gede juga tenaga lo."
"Apa? Mau lagi?"
Laki-laki itu maju, ia sudah berhadapan dengan Raisa. Sangat dekat sampai Raisa bisa merasakan nafasnya.
"Dar, udah kali. Nanti ada guru bahaya."
Benar. Laki-laki itu Haidar. Musuh bebuyutan Raisa.
Haidar tersenyum miring, lalu pergi ke kelasnya meninggalkan kelas Raisa. Haidar kesini memang niat nya menghampiri temannya. Namun karena Raisa memang kesal pada Haidar, jadi Raisa meninju nya.
"Sa, lo gapapa?" tanya Yena yang berada di hadapan Raisa.
Raisa sudah duduk sekarang. Ia tidak ambil pusing jika teman sekelas berbisik membicarakan nya.
"Gapapa, Na."
"Lagi lo kenapa sih benci banget sama Haidar?"
"Flow by itself."
Kemudian Raisa menggunakan earphone nya. Membuat Yena yang ingin bertanya lagi, memilih untuk diam. Karena ia tau, jika Raisa bertemu dengan Haidar. Pasti suasana hati Raisa tidak akan baik.
TBC.
Raisa Andriana
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haidar Pratama
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halo semua. Ini Maca hehe. Gimana part 1 nya? Maaf ya kalau ada yang kurang atau typo. Karena ini pertama kali nya lagi aku menginjak Wattpad setelah rehat dulu. Jadi semoga kalian suka!
