17+
Bercerita tentang Raisa Andriana yang ingin menikah muda dan menerima perjodohan dari sang Ayah. Namun, siapa sangka jika laki-laki yang di jodohkan nya adalah musuhnya sendiri.
Haidar Pratama.
Jevano turun lebih dulu dan membukakan pintu mobilnya untuk Raisa. Mereka masuk kedalam lobi dan berjalan ke arah resepsionis apartemen tersebut.
Setelah bertanya dan mendapatkan jawaban, mereka langsung berlari ke arah lift. Memencet tombol 8. Tak lama, mereka sampai. Raisa langsung terburu-buru keluar dan memperhatikan nomor unit di pintu nya.
Mereka mencari nomor 4210. Dan akhirnya ketemu. No 4210 berada di paling pojok di lantai 8.
Raisa memencet bel dengan cepat, namun tidak ada jawaban. Namun Raisa terus memencet bel nya, membuat Jevano memberhentikan nya.
"Sa, tenang dulu. Gak enak sama yang lain, keberisikan." ucap Jevano yang membuat Raisa menyibakkan rambutnya kesal.
"Haidar, ini gue Raisa. Haidar kalo lo didalem, please buka pintunya. Semua cari lo, semua khawatir sama lo. Mamah juga." ucap Raisa.
Namun tidak ada jawaban. Membuat Raisa mengeluarkan airmatanya, ia lelah. Ia benar-benar merasa jika Haidar tidak ada di sini. Jevano yang melihat itu langsung memeluk Raisa. Mengelus rambutnya dan punggungnya.
Tak lama, Jevano melepaskan pelukannya dan mengusap air mata yang berada di pipi Raisa.
"Tenang Sa. Besok kita kesini lagi ya." ucap Jevano lembut, membuat Raisa mengangguk.
Mereka pergi dari sana, meninggalkan Haidar yang sejak tadi menatap mereka berdua dari layar video door phone.
"Maaf Sa, gue ga bisa ketemu lo dulu."
----
"Kak, kenapa?"
Pertanyaan itu membuat buyar pikiran Haidar yang sedang termenung memperhatikan anak-anak yang bermain. Haidar tersenyum saat melihat perempuan yang duduk disampingnya.
Haidar diam, kembali memperhatikan anak-anak yang bermain dengan asik didepannya.
"Kakk, sini main bola!"
Haidar tersenyum saat anak laki-laki meneriakinya seraya mengangkat bola yang berada di tangannya.
"Iyaa!" balas Haidar teriak.
Haidar bangkit dari duduknya, lalu menodongkan tangannya agar perempuan itu ikut bangkit. Perempuan itu tersenyum, lalu menerima tangan Haidar dan bangkit dari duduknya.
"Kesana dulu ya." pamit Haidar yang diangguki oleh perempuan itu.
Setelah itu, ia pergi masuk kedalam meninggalkan Haidar bermain dengan anak-anak. Sesampainya masuk, perempuan itu cukup terkejut dengan terguran seseorang. Namun tersenyum setelahnya.
"Wenda, darimana aja neng? Sini bantu ibuk dulu."
"Iyah ibuk, maaf tadi lagi ngobrol sama kak Haidar."
----
Nih aku up lagi! Semoga suka!!
BTW LIATT AESPA ITZY FOTBAR😭😭😭😭 SENENG BANGET AKU HUHUUUU!❤️❤️❤️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.