Hyunjin turun dari mobil dengan langkah lesunya, sesekali mengecek lengannya dan ternyata lebamnya sudah mulai terlihat. Sudah Hyunjin bilang, Minho mencekalnya dengan begitu kuat bahkan ia sampai kesakitan.
Minho menarik tudung hoodie yang Hyunjin gunakan dari belakang hingga langkah Hyunjin terpaksa terhenti. Hyunjin sudah berusaha maju namun tarikan di belakangnya terlalu kuat, dari pada maju membuat lehernya terasa seperti tercekik, Hyunjin akhirnya pasrah dan diam saja membuat Minho tersenyum tipis.
*bayangin Hyunjin di kingdom week yang tarik tarikan ituuu!!
Gumushh banget!Minho memutar badan Hyunjin hingga kini ia bisa melihat wajah Hyunjin yang terlihat begitu tidak niat.
"Ntar kalau papa ngomong tuh jangan dilawan, lo ngga mau kena marah, kan?"
Hyunjin menepis tangan Minho dengan kasar.
"Ntir kilii pipi ngiming tih jingin diliwin, li nggi mii kini mirih, kin?"
Sungguh wajah Hyunjin terlihat begitu menjengkelkan. Baiklah Minho kali ini harus sabar. Begitu keras usahanya untuk tidak memukul Hyunjin yang sangat menyebalkan ini.
"Ni anak bener-bener, ini juga demi lo sendiri, bego!" ucap Minho dengan penuh rasa kesalnya.
"Sok sokan demi gue! papa marah ke gue juga gara-gara lo! pertama masalah rokok, gue dimarah karena mulut lo yang ember itu! coba aja lo diem, gue pasti ngga akan dimarah dan di larang ketemu bang Abin. Ntar juga pasti lo mau ngejelek-jelekin gue, ngaduin gue, biar gue dimarah kan?! gue tau niat busuk lo ya!"
Minho memutar bola matanya malas. Anak di depannya ini kalau berbicara tidak bisa santai. Banyak bicara dan juga menyebalkan, persis seperti anak kecil. Dan wajah itu, tidak bisa kah dibiasakan saja?
"Heh denger baik-baik yaa." Minho memegang kedua bahu Hyunjin.
"Itu kesalahan lo sendiri, masalah rokok kan emang bener lo ngerokok, gue cuma pengen lo dapet pelajaran dan ngerti apa yang lo lakuin itu ga baik. Dan gue ga pernah ngejelek-jelekin orang, tapi gue ngga segan-segan untuk jujur kalau emang orang itu ngelakuin hal yang salah."
"Pake otak ngga guna lo ini untuk mencerna ucapan gue." Minho berucap dengan penuh penekanan dan jari telunjuknya mendorong dahi Hyunjin, jangan lupakan senyum miring di akhir kalimatnya.
Merubah ekspresinya menjadi datar dan berlalu meninggalkan Hyunjin yang wajahnya sudah memerah karena marah.
"Argh Minho sialan! jangan berani caper di depan bokap gue! awas aja lo!" teriak Hyunjin sambil menghentak-hentakkan kakinya.
•••
2 bulan sudah berlalu, hari yang sangat tidak dinanti oleh Hyunjin akhirnya tiba juga. Eh tidak hari ini juga sih, besok. Besok papanya akan menikah dengan mama Jisoo dan sejujurnya Hyunjin masih kurang menerimanya. Tempat pernikahannya ada di luar kota jadi nanti sore mereka akan berangkat dan menginap untuk pernikahan besok.
Prang
Oh ya Tuhan.. ingin sekali Hyunjin pindah rumah. Tau tidak sih Hyunjin belakangan ini Hyunjin sering kali merasa kesal, alasannya karena saudara barunya itu sudah sering menginap. Intinya selama 2 bulan ini mereka selalu terlihat di rumah Hyunjin dan rasanya Hyunjin ingin sekali untuk menendang mereka keluar. Apalagi ini sudah masuk libur panjang, dan sepertinya ini liburan terburuk karena akan ia jalani dengan suasana baru.
Hyunjin meletakkan sendoknya dengan kasar. Sarapan paginya harus tertunda dulu untuk mengecek apa yang terjadi di dapur.
"Sabar ya, kalian semua pasti masuk ke perut gue kok nanti, tunggu bentar," pamit Hyunjin pada semangkuk sereal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh No! || Hyunjin
FanfictionHyunjin itu anak tunggal, jadi dia benar-benar ingin memiliki seorang kakak yang keren seperti kakak kelasnya yang bernama Changbin. Saat papanya menikah lagi, Hyunjin diberitahu bahwa akan memiliki seorang kakak dan adik kembar. Tapi masalahnya Hy...