23. Promise

5.9K 736 461
                                    

Hyunjin dan Felix kini berada di Timezone dalam mall. Mereka sudah selesai membeli perlengkapan untuk sekolah, namun Jisung merengek ingin berkeliling untuk mencari jaket yang pas untuknya bersama Minho. Jadi Hyunjin dan Felix memutuskan untuk berpisah karena tidak ingin menemani tupai yang sedang cerewet.

"Udah Lix, capek gue," ucap Hyunjin pelan. Masalahnya dirinya juga yang memegang belanjaan milik Felix karena anak itu sibuk memilih permainan dan bermain ini itu.

Sedangkan Hyunjin hanya mengikuti Felix sambil membawa belanjaan dan sesekali tersenyum karena melihat Felix yang begitu antusias.

"Bentar! gue belum coba yang itu!" Felix berlari menjauh.

Hyunjin melenguh pelan karena sudah mulai merasakan hawa-hawa kambuh. Ia ingin diam dan beristirahat sebentar saja, namun tidak ingin meninggalkan Felix sendiri, tidak mau anak itu hilang atau misalnya terjadi sesuatu saat tidak diawasi. Minho bilang ia harus selalu berada di dekat Felix, mengawasi, dan menjaga adiknya itu.

Hyunjin mengeratkan pegangannya pada kantung belanja yang cukup berat dan berjalan pelan mengikuti arah perginya Felix.

"Lix.. udah yaa? istirahat bentar.."

Felix menoleh pada Hyunjin lalu mendesah pasrah. "Yaudah, cari tempat makan aja, nanti gue chat kak Minho supaya ke sana."

"Lix-"

Baru saja Hyunjin ingin memanggil Felix namun anak itu sudah berjalan lebih dulu. Hyunjin ingin meminta tolong Felix untuk membawa kantung belanja ini sebentar saja karena tangan Hyunjin sudah sakit.

Tapi ia kembali berpikir. Mungkin Felix juga sedang lelah, anak itu banyak bermain permainan yang pastinya menguras banyak tenaga, kak Minho bilang jangan sampai membuat Felix kelelahan.

Hyunjin akhirnya berjalan mengikuti Felix, tidak ingin ditinggal sendiri karena menurutnya ini terlalu ramai.

Karena matanya hanya fokus pada Felix yang jauh di depan sana, Hyunjin tidak melihat seorang ibu-ibu yang tengah mengejar anaknya berlari dari samping dan menabrak bahunya hingga Hyunjin jatuh dan semua kantung belanja itu lepas dari tangannya.

"Akh!" Hyunjin memekik pelan. Yang tadi itu membuat bahunya cukup sakit.

Hyunjin meringis pelan memegang bahunya yang berdenyut dan cepat-cepat berdiri lalu mengambil semua kantung belanjanya sebelum orang-orang mulai menghampirinya, sekarang saja pandangan beberapa orang mengarah padanya. Hyunjin tidak suka. Hyunjin risih.

Menoleh kedepan lagi dan Felix sudah tidak ada. Hyunjin mendadak cemas. Bukannya ia takut sendiri, ia hanya khawatir pada Felix karena anak itu lepas dari pengawasannya.

Felix tadi bilang mencari tempat makan, bukan? Semua tempat makanan ada di lantai paling atas. Hyunjin akan ke sana.

•••

Hyunjin sudah berjalan di depan setiap restoran dan menengok ke dalam, tapi Felix tidak ada. Hyunjin ingin menangis saja rasanya. Ia hanya berharap semoga Felix baik-baik saja.

Hyunjin sudah benar-benar lelah astaga, ingin sekali masuk ke restoran jepang, lalu duduk sebentar dan memesan makanan, tapi tidak boleh. Masa adiknya hilang ia malah bersantai?

Tapi dadanya sesak dan tidak ada inhaler yang membantunya. Ia juga sudah benar-benar lelah. Lihatlah sekarang rambutnya sudah lepek karena keringat dan bibirnya yang pucat dan kering.

"Hyunjin!" Hyunjin menoleh. Itu Jisung yang berjalan bersama Minho.

"Felix mana?" tanya Minho.

"Umm... g-gue ngga tau, tadi kepisah.." jawab Hyunjin pelan karena takut Minho akan marah lagi padanya. Dan sepertinya dugaannya benar. Setelahnya raut wajah Minho berubah.

Oh No!  || HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang