05. Serba salah

3.9K 603 159
                                        

Hyunjin duduk bersandar dengan tenang di atas tempat tidur Changbin. Sebuah piring di pangkuannya berisi nasi dan ayam bakar yang sudah digoreng oleh Changbin. Jadi ceritanya ayam bakarnya sudah dingin, ingin dihangatkan tapi karena Changbin tidak punya microwave atau yang lainnya, jadilah Changbin menggorengnya.

Hyunjin dengan wajah polosnya menyuapkan nasi dan ayam yang sudah disuir-suir oleh Changbin itu ke mulutnya. Meskipun kepalanya pusing, Hyunjin tetap bisa makan banyak karena demi apapun perutnya sangat lapar.

Changbin duduk di bangku yang ada di sisi tempat tidur, matanya masih fokus membaca tulisan yang ada di bungkusan obat penurun panas yang baru saja ia beli di warung.

"Udah sih bang, mbak mbaknya bilang satu tablet kan? gausah sok serius gitu!" ucap Hyunjin setelah menyelesaikan kunyahannya.

"Tapi disini tulisannya yang boleh satu tablet itu yang dewasa, tapi ga isi umurnya," ucap Changbin sambil membaca tulisan yang ada di sana.

"Ya gue dihitungnya udah dewasa, baca dong, itu yang dibawah 12 tahun baru setengah tablet!"

Hyunjin gemas sekali dengan Changbin yang sejak tadi fokus dengan bungkus obat itu. Hyunjin juga sudah membacanya tadi, dan ya, dirinya hanya perlu meminum satu tablet.

"Ya kan lo masih bocil, takutnya overdosis kalau dikasih satu tablet."

Hyunjin memasang wajah datarnya lalu kembali menyuapkan ayam ke mulutnya. Kepalanya akan tambah pusing jika meladeni Changbin.

"Mending lo makan dulu, daripada mantengin itu bungkus obat!" ucap Hyunjin.

Changbin menghela nafas panjang lalu meletakkan bungkus obat itu dan mengambil piring miliknya yang ada di meja belajar.

Mereka berdua akhirnya makan ditemani ocehan Hyunjin yang memuji Changbin, katanya ayam bakarnya lebih enak setelah digoreng.

•••

Changbin membuka matanya karena mendengar ketukan pintu kamarnya juga suara bunda yang memanggilnya. Changbin melihat jam di dinding, ternyata sudah pukul 7, tapi ini masih terlalu pagi untuk bangun dihari minggu.

"Iya bunda, Changbin udah bangun," ucapnya sedikit berteriak.

Changbin menoleh ke sebelahnya, tersenyum gemas begitu melihat Hyunjin masih tidur pulas dengan mulut yang sedikit terbuka. Sudah menjadi hal biasa untuk orang yang memiliki masalah pernafasan pasti saat tidur akan mendengkur.

Changbin meletakkan punggung tangannya di dahi Hyunjin. Panasnya sudah turun, namun masih terasa hangat. Anak ini jika sakit pasti akan lama sembuh.

Changbin membenarkan letak selimut Hyunjin sebelum pergi keluar. Bunda meminta bantuannya untuk menyiapkan sarapan.

"Gimana Hyunjinnya, panasnya udah turun?" tanya bunda.

"Udah sih, tapi masih hangat."

Bunda mengangguk. "Nanti habis sarapan dikasih obat lagi sekali ya, sampai kapan dia nginep di sini? orang rumahnya gimana sih? lagi sakit kok dikasih nginep Hyunjinnya?"

Changbin mengaduk bubur yang ada di panci dengan hati-hati. Karena ada orang sakit di rumahnya jadi pagi ini sarapan bubur ayam.

"Papanya liburan sama calon istri plus anak-anaknya, si Hyunjin ngga mau ikut, jadi deh dia kabur kesini."

"Kapan mereka pulang liburannya? Hyunjin terlalu lama di sini juga ngga baik, kamu tau kan papanya ngga suka dia temenan sama kamu, bunda cuma ngga mau punya masalah sama orangtuanya."

"Hari ini kayanya udah pulang deh bun, mereka cuma liburan semalem. Nanti Chanbin langsung anter Hyunjin pulang."

Bunda mengangguk lalu mencuci tangannya di wastafel. "Bunda berangkat kerja dulu, lagi lima menit itu buburnya udah mateng, kamu bisa matiin kompornya. Langsung bangunin Hyunjin suruh sarapan ya?"

Oh No!  || HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang