11. Hanya dipermainkan

4K 623 365
                                    

Felix tersenyum tipis begitu melihat Hyunjin sudah menegak habis soda dalam botol itu. Setelahnya ia melihat perubahan ekspresi Hyunjin yang seperti menahan sakit. Felix tidak bodoh, untuk mengerti bahwa soda sebenarnya tidak baik untuk penderita asma. Dirinya mengetahuinya namun tetap ingin menjahili Hyunjin.

Yang Felix tidak tau adalah, Hyunjin tidak meminum soda bukan hanya karena soda termasuk minuman yang dilarang bagi penderita asma. Tapi anak itu memang tidak cocok dengan soda sejak kecil, lambung anak itu menolaknya.

"Gimana? udah ilang kan pedesnya?"

Hyunjin menatap Felix sayu, perutnya mulai terasa tidak enak.

"Yaudah lo ke kamar aja sana, biar gue yang beresin ini," ucap Felix.

"G-gue ikut ntar malem ya?" tanya Hyunjin.

"Iya tenang aja, nanti gue kasih tau kak Minho kalau lo juga ikut. Ntar malem gue panggilin ke kamar lo kalau udah mau berangkat."

"Makasih, Lix. Yaudah, gue ke kamar dulu."

Felix menganggukkan kepalanya dan memperhatikan langkah pelan Hyunjin yang menaiki tangga. Ia tidak tau perbuatannya akan berdampak buruk untuk Hyunjin, baginya hanya iseng biasa.

Felix berjalan dengan santai ke dapur, membuang bungkus snack dan kotak jus bekas Hyunjin ke tempat sampah lalu meletakkan piring kotor Hyunjin ke wastafel.

"Kok lo yang bawa?" tanya Minho. Ia menghentikan sebentar kegiatannya dengan penggorengan.

"Gapapa, anaknya tadi langsung ke kamar, jadi gue beresin aja," jawab Felix. Ia hendak menghidupkan keran namun ditahan oleh Minho.

"Gausah dicuciin punya dia, kan gue udah bilang harus tanggung jawab sama punya masing-masing, jadi biar nanti dia yang cuci sendiri."

Felix mengangguk. "Udah ada yang mateng belum?" tanyanya.

"Ini udah sayurnya, ayamnya baru beberapa, ngga bisa sekali goreng."

"Kenapa goreng ayamnya banyak?"

Minho tersenyum tipis. "Buat Hyunjin juga."

"Ngapain buatin dia juga?" tanya Felix pelan.

Minho diam dan menatap Felix. Raut adiknya terlihat tidak suka, dan Minho menyadarinya.

"Dia juga tanggung jawab gue," jawab Minho lembut, berusaha membuat Felix mengerti.

"Biarin dia beli makan sendiri, nanti tinggal dikasih uang aja."

"Lix, Hyunjin jarang beli makan di luar, tu anak ngga tau makanan mana yang harus dibeli, dia juga lebih suka sama masakan rumah."

"Kok lo perhatian sama dia, kak?"

Minho mengernyit bingung. "Lix?"

"Kenapa lo sampe perhatiin dia segitunya? lo bukan tipe orang yang peduli sama orang baru, seharusnya lo ngga peduliin dia, kak!"

Minho mematikan kompor dan mendekati adiknya itu. "Lix, ini cuma soal makanan, lagipula masaknya sekalian, ya gue juga bikin untuk dia dong."

"Ya ngga usah bikinin dia! biar aja dia ngurus hidupnya sendiri!"

"Felix!"

Felix memalingkan wajahnya begitu mendengar bentakan Minho. Seharusnya Minho tidak membela Hyunjin seperti ini.

"Lix, maaf.. gue kelepasan," Minho mencoba untuk meraih kedua bahu adiknya itu, namun Felix segera menepisnya.

"Belain aja adik baru lo itu! lo udah ngga sayang sama gue!" Felix berjalan begitu saja meninggalkan Minho yang mengusap rambutnya frustasi.

Oh No!  || HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang