Hyunjin mengerjapkan matanya perlahan saat dibangunkan oleh seorang maid. Tidur sorenya harus dihentikan saat ini.
"Tuan muda, tuan Jinyoung menunggu anda di ruang kerjanya," ucap maid itu pelan.
Hyunjin seketika menegakkan tubuhnya namun matanya langsung terpejam saat kepalanya didera rasa pening. Hyunjin melupakan introgasinya, ah ini semua karena Minho. Awas saja jika papa marah padanya, Hyunjin akan mencekik leher si Minho itu.
"Tuan muda baik-baik saja?"
Hyunjin mengangguk pelan. "Bilang sama papa, sejam lagi Hyunjin kesana."
"Tapi tuan Jinyoung ingin segera."
"Ck iya iya, 30 menit deh."
Akhirnya maid itu keluar dari kamar Hyunjin menyisakan Hyunjin yang kini bersandar pada kepala ranjang sambil memijit pangkal hidungnya pelan. Ternyata ia tidur cukup lama karena jam dinding menunjukkan pukul 8 malam dan sekarang kepalanya pusing.
"Ah tidur sore-sore ngga enak njir, bikin pusing!"
Perlahan Hyunjin beranjak dari tempat tidur, mengambil handuk dan baju di lemari lalu pergi menuju pintu berwarna putih yang ada di kamarnya, itu kamar mandi.
Ia harus segera mandi agar wajahnya lebih segar, setidaknya supaya papanya tidak bisa melihat raut wajah pucatnya. Akan jadi masalah besar jika papanya tau dirinya sakit, pasti ujung-ujungnya disalahkan karena merokok.
•••
Anak berumur 15 tahun itu mendudukkan tubuh di depan meja kerja papanya. Kepalanya menunduk dan tangannya saling bertaut. Tidak berani bertatapan langsung dengan papanya.
"Hyunjin ngerokok?" tanya Jinyoung to the point.
Hyunjin menggigit pipi dalamnya. Kenapa papanya tidak bisa basa-basi sedikit sih? dirinya kan perlu waktu untuk membuat alasan. Kalau begini apa yang harus ia katakan sekarang? mengaku? tidak tidak tidak! Itu sama saja dengan bunuh diri.
Hyunjin menggelengkan kepalanya pelan, masih tidak berani mengangkat wajahnya.
"Harus papa ancam dulu supaya mau ngaku?"
Hyunjin masih diam.
"Hyunjin... kamu tau kan ngerokok itu ngga baik, apalagi kamu punya asma," ucap Jinyoung lembut.
"Hyunjin ngga ngerokok, papa jangan percaya sama Minho," ucap Hyunjin sewot.
"Panggil kak Minho, Hyunjin."
"Ga mau! dia bukan kakak Hyunjin!"
"Kelakuan kamu kok gini sih? besok-besok harus panggil kak Minho, harus sopan. Makin lama makin ngga bener aja kelakuan kamu, pasti gara-gara anak berandalan itu kan? siapa namanya? Changbin? kamu ngerokok juga diajarin dia? iya?"
Hyunjin mengangkat kepalanya Tidak suka nama Changbin ikut diseret apalagi dijelek-jelekkan. Tau apa papanya tentang Changbin? papanya tidak tau seberapa besar peran Changbin dalam hidup Hyunjin.
"Papa ngga tau apa-apa soal bang Changbin! papa ngga bisa nuduh dia sembarangan! dia ngga pernah ngajarin yang jelek-jelek ke Hyunjin. Ini ngga ada hubungannya sama dia!"
"Lihat kan! kamu belain dia terus, kamu berani ngelawan orangtua, kamu sering kabur juga karena dia! kamu yang ngga sadar dia ngasih pengaruh buruk untuk kamu Hyunjin!"
Air mata Hyunjin menetes begitu mendengar ucapan papanya.
"Bang Changbin ngga pernah ngajarin hal buruk ke Hyunjin hiks... papa salah kalau mikir aku sering kabur karena bang Changbin, kalau di rumah ngga ada masalah juga aku ngga akan kabur!"
![](https://img.wattpad.com/cover/287338496-288-k48208.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh No! || Hyunjin
Fiksi PenggemarHyunjin itu anak tunggal, jadi dia benar-benar ingin memiliki seorang kakak yang keren seperti kakak kelasnya yang bernama Changbin. Saat papanya menikah lagi, Hyunjin diberitahu bahwa akan memiliki seorang kakak dan adik kembar. Tapi masalahnya Hy...