19. Abang vs Kakak

3.8K 664 432
                                    

Changbin mengusap wajahnya kasar ketika panggilannya tidak diangkat oleh Hyunjin. Niatnya malam ini Changbin ingin mengajak Hyunjin nongkrong di tempat biasa dengan beberapa teman lainnya. Setelah pertemuannya dengan Hyunjin terakhir kali, Changbin berpikir banyak. Dan ia memutuskan untuk meluruskan semuanya sekarang dan kembali seperti dulu.

Sampai saat ini panggilannya tidak diangkat oleh Hyunjin, itu membuatnya merasa frustasi. Tidak, mereka tidak bisa seperti ini. Hyunjin itu adiknya dan ia harus ada di sisi Hyunjin untuk saat ini. Anak itu sedang dalam posisi yang sulit setelah perceraian orang tuanya.

Njin
Angkat telfon gue
Nongki kuy di tempat biasa
Gue traktir deh

Changbin mengirim pesan itu. Terserah apa yang Hyunjin pikirkan tentang dirinya, dan selama ini berusaha menjauh namun tiba-tiba mengirim pesan seperti ini. Astaga apa yang dirinya lakukan selama ini? Hanya karena ucapan papa Hyunjin, ia menjauhkan anak itu?

Kita ngobrolin yang waktu ini
Gue minta maaf
Perasaan wi-fi di rmh lo kenceng deh
Chat gue masuk ngga sih

Cukup lama menunggu namun tetap saja tidak mendapatkan balasan dari Hyunjin.

"Argh!" Changbin mengusap wajahnya kasar.

Ini salahnya yang mendiami anak itu dan apakah sekarang Hyunjin marah padanya?

Baiklah. Lain kali saja ia menghubungi Hyunjin.

•••

Minho mengusap kepala Felix dengan lembut, Felix baru saja tidur setelah dokter pergi. Dokter bilang tidak ada yang serius dan akhirnya Minho bisa merasa lega.

"Gue bakal jagain lo gimanapun caranya, gue ngga bakal biarin lo ngerasain sakit."

Lihatlah wajah adiknya itu yang begitu damai ketika tidur. Minho tidak mungkin sanggup kehilangan adiknya ini. Minho tidak bisa dan tidak berani membayangkan bagaimana hidupnya tanpa salah satu adiknya.

"Gue bahkan takut ngebayangin gimana hidup gue tanpa lo, Lix."

"Gue ngga mau ditinggalin."

"Gue kacau banget tadi, Lix. Gue takut banget.."

Setelah memastikan tidur Felix benar-benar lelap, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Saat sampai di kamar, ia disambut oleh ketiga kucingnya. Langsung saja Minho mengajak kucingnya bermain.

"Gimana dimandiin Felix sama Jisung hmm? Seru?"

"Eh iya kalian kok udah kering sih? Jiji yang ngeringin?"

Meow

Minho tersenyum lebar, ia benar-benar menyayangi ketiga kucingnya ini. Felix dan Jisung tadi pagi bertengkar hanya karena menu sarapan hingga memecahkan piring dan menjatuhkan makanan, maka Minho menghukum keduanya untuk memandikan kucing-kucingnya.

Samar-samar ia mendengar bel rumahnya berbunyi. Minho mengernyit menatap jam dinding, jam 8 malam. Apa dokter datang lagi? Tapi dokter baru saja pergi. Apa ada yang tertinggal?

Minho keluar dari kamarnya, menuruni tangga dengan langkah sedikit cepat karena bel terus berbunyi. Ia membuka pintu utama lalu mengernyitkan alisnya ketika melihat siapa yang datang.

"Gue nyari Hyunjin," ucap orang itu.

Minho berdecih pelan. "Bukannya lo udah di larang ketemu Hyunjin, Changbin?"

"Panggil Hyunjin, bilang gue dateng."

Tidak ada nada tinggi atau bentakan di ucapan Changbin, namun setiap kata yang ia ucapkan penuh penekanan.

Oh No!  || HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang