10. Tantangan

3.3K 563 216
                                    

"Minta duit," Hyunjin menyodorkan tangannya pada Minho.

Minho menatap tangan Hyunjin sekilas lalu kembali fokus pada kompor di depannya.

"Woi mana duit harian gue? jangan korupsi ya lo!"

"Ngapain sih pagi-pagi minta uang? mau kemana?" tanya Minho.

Masalahnya ini masih jam 8 pagi dan Hyunjin sudah rapi dengan celana panjang jeans juga hoodie hitamnya.

"Mau main keluar, udah deh, siniin duitnya!"

"Belum ada sehari papa sama mama pergi dan lo udah gini. Gak, gue ngga ngijinin lo keluar."

Minho memindahkan pancake itu ke piring lalu kembali menuangkan adonan ke teflon.

"Jangan gitu lahh, gue bosen beberapa hari ini di rumah terus, gue juga ngga bakal nyusahin lo kok, janji deh!" Hyunjin menarik narik ujung baju yang Minho gunakan.

"Lagian papa sama mama ngga ada di rumah, kita bisa bebas ngapain aja, kita lakuin kegiatan kita masing-masing aja, ya ya ya?"

"Gak," jawab Minho singkat.

Hyunjin akhirnya melepaskan tarikannya pada baju Minho. Sekarang wajahnya sudah terlihat masam sekali. Hyunjin akhirnya keluar begitu saja dari dapur.

Wajah Minho masih menampilkan ekspresi datar. Ia sudah menyelesaikan pancakenya dan sekarang tinggal membawanya ke meja makan. Minho tentu tidak mengijinkan Hyunjin keluar, kemarin anak itu masih sakit, Minho tidak mau repot-repot jika nanti Hyunjin kenapa-napa.

"Yes, pancake!" pekik Felix dari meja makan.

"Jisung mana?" tanya Minho.

"Masih tidur."

Minho menganggukkan kepalanya mengerti, kemarin malam dirinya dan Jisung begadang untuk bermain game hingga subuh, jadi pasti adik tupainya itu masih mengantuk.

"MINHOOO! KENAPA PINTUNYA DIKUNCI?!" Hyunjin datang dengan wajah kesalnya lalu menggebrak meja kaca itu.

"Kenapa pintunya dikunci?! gue mau keluar!" Hyunjin mendelikkan matanya. Bodo amat dirinya tidak membawa uang, Hyunjin tidak apa-apa, lagipula nanti bisa diantar supir. Padahal Hyunjin sudah berencana untuk sarapan di rumah Changbin, itupun jika Changbin menerima kehadirannya. Terakhir kali kan Changbin menyuruhnya untuk tidak datang lagi.

Hah.. sudah seminggu lebih Hyunjin tidak menghubungi Changbin.

"Gue udah bilang, ngga gue ijinin. Sekarang mendingan lo sarapan," ucap Minho santai.

"Ngga mau! gue mau keluar!"

"Ngapain sih pagi-pagi gini mau keluar? kaya anak jalanan aja, ngga betah di rumah ya?"

Hyunjin menatap tajam Felix. "Jelas lah ngga betah di rumah, di rumah gue sekarang ada banyak orang ngeselin."

"Udah, Lix. Diemin aja, mending sarapan dulu." Minho sudah duduk dengan santai di sebelah Felix. Membantu Felix mengoleskan coklat pada pancake nya.

"Susu atau air putih?" tanya Minho pada Felix.

"Air dulu, susunya nanti aja."

Minho menuangkan air pada gelas milik Felix dan akhirnya mereka berdua memulai sarapan dengan tenang.

"Ngapain masih berdiri di sana? ga mau sarapan?" tanya Minho tanpa menatap Hyunjin.

"Ga sudi gue makan masakan lo!"

"Yaudah, gausah makan," ucap Minho santai.

"Yaudah!" Hyunjin melenggang pergi begitu saja dan Minho mengedikkan bahunya acuh. Tidak peduli.

Oh No!  || HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang