Jinyoung meletakkan tubuh Hyunjin dengan hati-hati ke atas tempat tidur. Anak itu terlelap di pelukannya setelah lelah menangis. Jika diperhatikan, anak itu masih terisak kecil dalam tidurnya dan itu membuat hati Jinyoung terasa perih. Apa yang sudah di lalui putranya hingga jadi seperti ini?
Diusapnya dengan lembut rambut hitam legam itu lalu memberikan sebuah kecupan di kening sang putra. Jinyoung hendak pergi dari sana namun lengannya di genggam pelan oleh Hyunjin.
"Papa..." ucap Hyunjin dengan mata yang masih terpejam.
Jinyoung mengusap lagi kepala Hyunjin dengan sayang, berharap anaknya bisa tidur dengan nyenyak.
"P-papa jangan pergi... j-jangan tinggalin Hyunjin..."
Maka dari itu Jinyoung ikut naik ke atas tempat tidur, duduk menyandar pada headboard dan mengusap kepala Hyunjin.
"Tidur yang nyenyak sayang... papa temenin Hyunjin malam ini."
.
.
.Hyunjin membalikkan tubuhnya karena merasa terganggu oleh usapan pelan di lengannya.
"Hyunjin masih pengen tidur, pa," ucap Hyunjin setengah sadar. Karena seingatnya papa tidur di sini bersamanya.
"Bangun sayang, ini mama..."
Mama?
Hyunjin dengan segera membuka matanya dan membalikkan tubuhnya, seketika mendesah kecewa. Mama Jisoo, ia pikir itu mamanya. Lagi pula kenapa ia bisa menganggap jika itu mamanya? Mama kan berada di Amerika? Apa karena ia terlalu rindu dengan mama?
"Mama.." gumamnya.
"Bangun yaa? udah pagi... langsung mandi, papa mau ngajak kamu keluar hari ini."
"He?" Hyunjin mengernyit bingung menatap Jisoo. Otaknya sepertinya belum bangun hingga sulit memproses suara yang masuk ke telinganya.
"Bangun, terus mandi. Papa mau ngajak kamu jalan-jalan," ulang Jisoo dengan sabar.
"O-oh.. Oke.."
Jisoo mengusap kepala Hyunjin dengan lembut. "Lain kali jangan lempar-lempar barang lagi ya? Kasihan barangnya rusak."
Hyunjin menatap sekeliling kamarnya. Sudah rapi. "Mama yang beresin?"
Jisoo mengangguk sambil tersenyum. "Lain kali jangan diulangi ya?"
"Maaf ma, janji ga lagi-lagi."
.
.
."Mau sarapan di rumah atau sekalian di luar?" tanya Jisoo sambil meletakkan hasil masakannya ke atas meja makan.
"Sekalian di luar aja," jawab Jinyoung.
Felix menatap bingung. Baru menyadari bahwa bahwa papa dan Hyunjin sudah siap dengan pakaian rapi di minggu pagi ini.
"Mau kemana?" tanya Jisung.
"Papa mau ajak Hyunjin keluar sebentar, nak.." jawab Jisoo.
"Cuma Hyunjin?" tanya Felix.
"Kenapa cuma Hyunjin yang diajak jalan-jalan?" protes Jisung.
Hyunjin merasa tidak enak dengan Jisung dan Felix, apalagi dengan Minho yang sejak tadi diam dan sudah memulai sarapan lebih dulu.
"Pa, ajak yang lain juga, ya?" pinta Hyunjin.
Jinyoung menghampiri Jisung dan Felix dan menatap teduh kedua anaknya itu. "Nanti kita cari waktu untuk keluar bareng yaa? Papa ada urusan sama Hyunjin hari ini."
"Tapi pa-"
"Udah, makan aja. Ntar gue yang ngajak kalian jalan-jalan!" Minho memotong omongan Felix, entah kenapa auranya terasa kurang baik.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh No! || Hyunjin
FanfictionHyunjin itu anak tunggal, jadi dia benar-benar ingin memiliki seorang kakak yang keren seperti kakak kelasnya yang bernama Changbin. Saat papanya menikah lagi, Hyunjin diberitahu bahwa akan memiliki seorang kakak dan adik kembar. Tapi masalahnya Hy...